Meskipun terkenal sebagai raksasa ride-sharing dan pengiriman, Uber Technologies, Inc. kini punya ambisi baru yang lebih besar. Mereka ingin bertransformasi menjadi perusahaan kecerdasan buatan atau AI.
Pesan ini terlihat jelas dalam rilis laporan pendapatan kuartal ketiga (Q3) 2025 mereka. CEO Dara Khosrowshahi memaparkan strategi masa depan perusahaan yang sangat bergantung pada pengembangan AI dan kendaraan otonom (AV).
Meskipun fokus baru ini diumumkan, bisnis inti Uber sebenarnya masih berjalan kuat. Menurut laporan PYMNTS, total perjalanan tumbuh 22% dan gross bookings (nilai total pemesanan sebelum dipotong biaya) naik 21% dibanding tahun sebelumnya.
Meski begitu, berita ini disambut pasar dengan respons yang dingin. Saham Uber turun 6% pada awal perdagangan Selasa (4/11), seperti dicatat oleh PYMNTS.
Mengoptimalkan Pengguna Lama
Strategi utama Uber saat ini adalah membuat pengguna yang sudah ada membelanjakan lebih banyak uang di platform mereka.
Salah satu fokusnya adalah program keanggotaan Uber One. Menurut PYMNTS, program ini telah memiliki 36 juta anggota di 42 negara. Anggota mendapatkan berbagai keuntungan seperti cash back 6% dan bebas biaya pengiriman.
Meski awalnya program ini margin-dilutive (keuntungan terkikis karena diskon lebih besar dari peningkatan penggunaan), Uber melihat loyalitas anggota ini terus membaik seiring waktu.
Selain itu, Uber gencar melakukan cross-selling atau penjualan silang antar layanan. Khosrowshahi menyebut bahwa pengguna yang memakai layanan transportasi dan pengiriman sekaligus, berbelanja tiga kali lebih banyak.
Contohnya, jika kamu memesan Uber untuk berangkat kerja, aplikasi mungkin akan menawarkan kopi Starbucks Corporation untuk diambil dalam perjalanan, seperti dijelaskan PYMNTS.
AI Sebagai Tulang Punggung Baru
Pilar strategi masa depan Uber adalah Uber AI Solutions, bisnis layanan data AI mereka.
Menurut laporan Gizmodo, Uber baru-baru ini meluncurkan program percontohan bernama "Digital Tasks". Program ini memungkinkan pengemudi dan kurir di India serta Amerika Serikat mendapatkan uang tambahan dengan melatih model AI.
Tugas-tugas ini bisa berupa mengunggah foto, memberi anotasi pada rekaman keamanan, atau merekam suara mereka. Khosrowshahi bahkan menyebut beberapa tugas memerlukan kualifikasi tinggi, seperti PhD di bidang fisika, menurut Gizmodo.
"Kami adalah platform untuk bekerja, dan transportasi adalah jenis pekerjaan pertama. Tapi kami bisa memberdayakan jenis pekerjaan lain," kata Khosrowshahi dalam laporan Gizmodo.
AI generatif juga digunakan di hampir setiap bagian platform untuk meningkatkan produktivitas dan personalisasi pengalaman konsumen, tambah laporan PYMNTS.
Pertaruhan Jangka Panjang pada Robotaxi
Visi AI terbesar Uber adalah mengintegrasikan pengemudi manusia dan kendaraan otonom (AV) atau robotaxi dalam satu pasar.
Untuk mewujudkan ini, Uber menjalin kemitraan strategis. Pekan lalu, Gizmodo melaporkan bahwa Uber akan bekerja sama dengan NVIDIA Corporation untuk membangun armada 100.000 robotaxi yang akan dimulai pada tahun 2027. PYMNTS juga mencatat aliansi Uber dengan Stellantis.
Namun, strategi ini penuh risiko. Khosrowshahi mengakui bahwa AV belum menguntungkan saat ini dan mungkin baru akan profit dalam beberapa tahun ke depan, seperti dilaporkan kedua sumber.
Selain masalah profit, ada isu keamanan yang besar. Gizmodo menyoroti insiden baru-baru ini di San Francisco, di mana robotaxi Waymo (pesaing Uber) menabrak seekor kucing dan memicu kemarahan publik.
Waktu insiden ini sangat tidak ideal bagi Uber. Pasalnya, Uber baru saja mengumumkan akan memulai pengujian robotaxi di San Francisco bekerja sama dengan Lucid Group, Inc. dan Nuro.
Meskipun menghadapi tantangan profitabilitas dan keamanan, Khosrowshahi tetap optimis. Ia memprediksi bahwa dalam sepuluh tahun, setiap mobil baru yang dijual akan memiliki kemampuan otonom, yang ia yakini akan membuat dunia lebih aman.
Referensi:
- PYMNTS, Uber Looks to AI and Autonomous Vehicles to Drive Next-Gen Growth. Diakses pada 5 November 2025
- Gizmodo, Uber Wants To Be an AI Company Too. Diakses pada 5 November 2025
- Featured Image: Shutterstock
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











