Jakarta, Gotrade News - Pemerintahan Amerika Serikat (AS) kini resmi mengalami 'government shutdown' atau penutupan pemerintahan terlama dalam sejarah, mencapai 36 hari per 6 November 2025.
Ini adalah sebuah kebuntuan politik yang mulai menimbulkan dampak nyata bagi jutaan orang. Menurut laporan AP News, Presiden Donald Trump menyalahkan kebuntuan ini atas kekalahan partainya dalam pemilu di beberapa negara bagian.
Apa sebenarnya yang terjadi dan mengapa ini penting untuk kamu ketahui?
Dampak Shutdown yang Mulai Terasa
Ini bukan sekadar drama politik di Washington. Memasuki minggu keenam, dampak penutupan ini semakin dalam di seluruh negeri. Jutaan warga AS merasakan langsung gangguan layanan publik dan pemotongan program.
Banyak pekerja federal dirumahkan atau diminta tetap bekerja tanpa bayaran. Situasi ini menciptakan ketidakpastian ekonomi bagi banyak keluarga yang bergantung pada gaji mereka.
Bahkan, AP News melaporkan bahwa Federal Aviation Administration (FAA) atau otoritas penerbangan AS, berencana mengurangi lalu lintas udara mulai hari Jumat. Ini berpotensi menyebabkan kekacauan dan penundaan penerbangan di banyak bandara utama.
Akar Masalah: Filibuster dan Subsidi Kesehatan
Kebuntuan ini dipicu oleh dua masalah utama. Pertama, Trump mendesak rekan-rekannya di Partai Republik untuk mengakhiri aturan Senat yang disebut 'filibuster'.
Sederhananya, filibuster adalah aturan yang mengharuskan sebuah undang-undang disetujui oleh 60 dari 100 senator, bukan hanya mayoritas sederhana 51 suara. Republikan hanya memiliki 53 kursi, sehingga Demokrat dengan 47 kursi bisa memblokir anggaran.
Namun, Pemimpin Mayoritas Senat John Thune menegaskan bahwa perubahan aturan filibuster "tidak akan terjadi," seperti dilaporkan AP News.
Masalah kedua adalah soal subsidi layanan kesehatan di bawah Affordable Care Act (ACA) atau yang sering disebut "Obamacare". Subsidi yang diperpanjang selama pandemi akan segera berakhir. Tanpa subsidi ini, jutaan orang diperkirakan akan menghadapi lonjakan harga premi asuransi yang sangat tinggi.
Demokrat menolak membuka pemerintahan sebelum masalah subsidi ini diselesaikan. Di sisi lain, Republikan enggan mendanai program tersebut tanpa adanya perubahan.
Pasar Menanti Resolusi di Tengah Perang Politik
Kemenangan Demokrat di beberapa pemilihan gubernur baru-baru ini tampaknya membuat mereka semakin percaya diri. Pemimpin Demokrat Senat, Chuck Schumer, mengatakan hasil pemilu harus menjadi "cambuk" bagi Trump untuk segera bernegosiasi.
Namun, situasi tetap buntu. Trump sebagian besar menjauh dari perdebatan shutdown kali ini, berbeda dengan shutdown di masa jabatan pertamanya.
Ketidakpastian ini adalah hal yang paling tidak disukai pasar. Investor dan pelaku ekonomi mengamati dengan cermat kebuntuan di Washington. Semakin lama pemerintahan ditutup, semakin besar risiko gangguan terhadap ekonomi AS.
Saat ini, para senator dari kedua belah pihak sedang mencari jalan tengah. Namun, menurut AP News, Demokrat ragu kesepakatan apa pun akan bertahan jika tidak disetujui langsung oleh Trump.
Situasi ini menunjukkan betapa rumitnya proses politik AS yang dapat berdampak langsung pada stabilitas ekonomi. Gotrade akan terus memantau perkembangan ini dan bagaimana dampaknya terhadap pergerakan pasar.
Referensi:
- AP News, Trump pressures GOP senators to end the government shutdown, now the longest ever. Diakses pada 6 November 2025
- Featured Image: Shutterstock
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











