Buffett Stop Beli Saham Sendiri. Tanda Pasar Mahal?

Jakarta, Gotrade News - Warren Buffett dikenal sebagai investor legendaris yang mengungguli pasar selama 60 tahun. Namun, investor yang dijuluki "Oracle of Omaha" ini belakangan lebih banyak menjual saham daripada membeli.

Selama 12 kuartal berturut-turut, atau tiga tahun, Buffett telah menjadi "net-seller". Ini adalah istilah yang berarti ia menjual lebih banyak saham daripada yang ia beli. Menurut The Motley Fool, total penjualan bersihnya mencapai $183,5 miliar.

Namun, ada cerita yang lebih menarik. Buffett juga berhenti membeli saham yang paling ia sukai, yaitu saham perusahaannya sendiri.

Mengapa Buffett Berhenti Membeli Saham Favoritnya?

Saham favorit Buffett yang dimaksud adalah Berkshire Hathaway Inc. (BRK.B). Selama 16 bulan terakhir, terhitung dari Juni 2024 hingga akhir September 2025, ia tidak membeli kembali satu lembar pun saham perusahaannya.

Ini adalah perubahan besar. Sebelumnya, Buffett memanfaatkan perubahan aturan di tahun 2018 untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) secara agresif.

Seperti yang dilaporkan The Motley Fool, antara Juli 2018 dan Juni 2024, ia menghabiskan hampir $78 miliar untuk membeli kembali saham BRK.B. Tindakan ini membantu meningkatkan laba per saham dan membuat sahamnya lebih menarik.

Lalu, mengapa dia tiba-tiba berhenti total?

Alasan Utamanya Sederhana: Valuasi

Alasan paling mungkin di balik keputusan ini adalah valuasi. Warren Buffett sangat disiplin soal harga. Ia tidak akan membeli aset, bahkan saham perusahaannya sendiri, jika ia merasa harganya terlalu mahal.

The Motley Fool mencatat bahwa selama periode pembelian besar-besaran (2018-2024), saham Berkshire diperdagangkan dengan premi 30% hingga 50% di atas "book value" atau nilai buku. Nilai buku adalah ukuran aset bersih perusahaan.

Namun, dalam 16 bulan terakhir ketika Buffett berhenti membeli, premi tersebut melonjak menjadi 60% hingga 80% di atas nilai buku.

Bagi Buffett, harga tersebut tampaknya sudah terlalu tinggi. Disiplinnya menunjukkan bahwa ia tidak akan mengejar harga, tidak peduli seberapa besar ia menyukai perusahaan itu.

Tanda Bahaya untuk Pasar yang Lebih Luas?

Tindakan Buffett yang "dingin" terhadap sahamnya sendiri sejalan dengan pandangannya terhadap pasar secara keseluruhan. Seperti disebutkan, ia telah menjadi penjual bersih selama tiga tahun.

Katalis utamanya adalah harga pasar saham yang dinilai sudah sangat mahal secara historis.

Salah satu alat ukur favoritnya adalah "Indikator Buffett". Ini adalah rasio yang membandingkan total nilai semua perusahaan publik dengan Produk Domestik Bruto (PDB) AS. Rata-rata historis indikator ini sejak 1970 adalah sekitar 85%.

Bulan lalu, menurut analisis The Motley Fool, Indikator Buffett mencapai puncaknya di atas 225%. Ini adalah sinyal kuat bahwa pasar saham secara umum mungkin sudah terlalu "panas" atau overvalued.

Bagi Buffett, kesabaran adalah kunci. Ia kini duduk di atas tumpukan uang tunai $381,6 miliar, menunggu terjadinya koreksi pasar atau "elevator-down crashes".

Ia pernah melakukan ini sebelumnya. Contohnya pada 2011, ia menginvestasikan $5 miliar di Bank of America Corporation (BAC) saat bank itu sedang dalam kesulitan pasca-krisis keuangan. Investasi itu kini telah menghasilkan keuntungan besar.

Referensi:

Disclaimer

PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Artikel terkait

Dipercaya

lebih dari

1M+

Trader di Indonesia 🌏

Keamananmu adalah prioritas kami 🔒

Gotrade terdaftar & diawasi

KominfoOJKSOCFintech Indonesia

Penghargaan atas kinerja dan inovasi terdepan!🏅

 

Benzinga Global Fintech Awards 2024
Five Star Award 2024
Highest Trading Volume in Indonesia, 2024
Highest Combined 2022
Mockup Two Phones

Trading Lebih Cepat. Lebih Mudah. Lebih Cerdas.

#ReadyGoTrade

Gotrade Green Logo Top Left
AppLogo

Gotrade