Big Tech Tinggalkan Nvidia, Ini 4 Saham AI yang Diuntungkan

Jakarta, Gotrade News - Selama beberapa tahun terakhir, strategi investasi di sektor AI terasa sangat mudah, layaknya menggunakan kode curang dalam permainan video. Investor cukup membeli saham Nvidia dan beberapa raksasa teknologi lainnya untuk melihat portofolio mereka tumbuh secara eksponensial.

Namun, menurut laporan terbaru dari Luke Lango di InvestorPlace, fase 'mudah' tersebut telah berakhir. Para pemain utama di industri teknologi kini mulai mengubah strategi mereka secara drastis.

Perubahan ini disebut sebagai "The Great AI Decoupling" atau pemisahan besar dalam ekosistem AI yang akan mengubah peta keuntungan di pasar saham.

Berakhirnya Dominasi Tunggal dan Transisi Efisiensi

Selama ini, perusahaan teknologi raksasa atau hyperscalers seperti Microsoft Corporation, Amazon.com, Inc., dan Alphabet Inc. berlomba-lomba memborong unit pemrosesan grafis (GPU) dari Nvidia tanpa memedulikan harga. Hal ini memicu kenaikan harga saham Nvidia hingga lebih dari 1.100% sejak awal 2023. Namun, realitas ekonomi mulai menekan strategi ini.

Menggunakan GPU umum untuk menjalankan model AI yang spesifik diibaratkan seperti menggunakan mobil balap Ferrari hanya untuk berbelanja bahan makanan.

Meskipun bisa dilakukan, biayanya sangat tidak efisien. Seperti yang dijelaskan dalam analisis InvestorPlace, para raksasa teknologi ini mulai menyadari bahwa mereka tidak perlu terus membayar margin keuntungan Nvidia yang mencapai 75%.

Solusinya adalah beralih ke Custom Silicon atau sirkuit terpadu khusus aplikasi (ASIC). Ini adalah chip yang dirancang secara internal untuk menangani beban kerja spesifik perusahaan tersebut. Dengan merancang chip sendiri, perusahaan seperti Meta Platforms, Inc. dapat memangkas biaya operasional hingga 30% sampai 50% per operasi inferensi.

Data dari jurnalis data Felix Richter yang dikutip oleh InvestorPlace menyebutkan bahwa belanja modal untuk AI dari Meta, Alphabet, Amazon, dan Microsoft diperkirakan mencapai $350 hingga $400 miliar pada tahun 2025.

Angka fantastis ini tidak lagi sepenuhnya mengalir ke satu vendor, melainkan bergeser ke pengembangan infrastruktur internal yang lebih efisien.

Empat Sektor Kunci dalam Gelombang Baru AI

Pergeseran anggaran ratusan miliar dolar ini membuka peluang bagi perusahaan-perusahaan "penyokong" atau enablers. Ini adalah perusahaan yang menyediakan desain, konektivitas, dan teknologi dasar yang memungkinkan hyperscalers membuat chip mereka sendiri. Luke Lango menyoroti empat perusahaan yang berada di posisi strategis untuk mengambil keuntungan dari tren ini.

Pemain pertama yang sangat krusial adalah Broadcom Inc.. Jika Google dan Meta adalah penambang emas, maka Broadcom adalah penjual cangkulnya. Perusahaan ini menyediakan kekayaan intelektual (IP) dan teknologi SerDes, yaitu teknologi yang memungkinkan data keluar masuk chip dengan kecepatan sangat tinggi.

Tanpa teknologi dari Broadcom, pembuatan custom chip skala besar hampir mustahil dilakukan. Laporan InvestorPlace mencatat bahwa Broadcom baru saja menandatangani kesepakatan besar dengan OpenAI untuk membangun infrastruktur AI. CEO Broadcom bahkan memproyeksikan pendapatan terkait AI bisa mencapai $60 miliar per tahun pada 2027.

Selain Broadcom, perusahaan lain yang menjadi sorotan adalah Credo Technology. Dalam infrastruktur AI, kabel tembaga tradisional tidak lagi mampu menangani kecepatan transfer data yang ekstrem.

Credo memproduksi Active Electrical Cables (AECs), yaitu kabel dengan chip penguat sinyal tertanam yang mampu menjaga kecepatan data tetap stabil. Teknologi ini bahkan telah digunakan secara massal di superkomputer Colossus milik Elon Musk.

Infrastruktur Cahaya dan Lisensi Arsitektur

Komponen berikutnya yang tak kalah penting adalah teknologi laser yang diproduksi oleh Lumentum. Ketika kluster AI berkembang menjadi puluhan ribu chip, koneksi kabel fisik akan menemui batasan jarak dan kecepatan.

Di sinilah peran serat optik dan laser menjadi vital. Lumentum memproduksi laser EML yang menjadi jantung dari transceiver optik di pusat data Amazon dan Google.

Terakhir adalah Arm Holdings yang menyediakan "DNA" bagi setiap chip kustom. Hampir semua prosesor buatan Microsoft atau Amazon dibangun di atas arsitektur yang dilisensikan dari Arm. Model bisnis mereka sangat menguntungkan karena mereka mengumpulkan royalti sekitar 1% hingga 2% dari setiap chip yang dikirimkan tanpa harus menanggung biaya produksi fisik.

Bagi kamu yang ingin berinvestasi di sektor AI, memahami pergeseran arus uang ini sangatlah penting. Fokus pasar kini bergerak dari sekadar membeli produsen GPU populer menuju perusahaan-perusahaan yang membangun fondasi infrastruktur masa depan.

Referensi:


Disclaimer

PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Artikel terkait

Dipercaya

lebih dari

1M+

Trader di Indonesia 🌏

Keamananmu adalah prioritas kami 🔒

Gotrade terdaftar & diawasi

KominfoOJKSOCFintech Indonesia

Penghargaan atas kinerja dan inovasi terdepan!🏅

 

Benzinga Global Fintech Awards 2024
Five Star Award 2024
Highest Trading Volume in Indonesia, 2024
Highest Combined 2022
Mockup Two Phones

Trading Lebih Cepat. Lebih Mudah. Lebih Cerdas.

#ReadyGoTrade

Gotrade Green Logo Top Left
AppLogo

Gotrade