Presiden Donald Trump kembali memicu diskusi mengenai masa jabatannya. Baru-baru ini, ia melontarkan wacana untuk lanjut ke periode ketiga.
Sontak hal ini menimbulkan pertanyaan. Apakah secara hukum seorang presiden AS bisa menjabat tiga periode? Dan mengapa kamu sebagai investor perlu peduli pada wacana politik ini?
Apa Sebenarnya Aturan Tiga Periode di AS?
Secara singkat, jawabannya adalah tidak bisa. Konstitusi AS memiliki batasan yang jelas.
Seperti yang dijelaskan oleh Ketua DPR AS, Mike Johnson, Amandemen ke-22 Konstitusi AS tidak mengizinkan masa jabatan presiden ketiga. Amandemen ini adalah aturan hukum yang menetapkan bahwa tidak seorang pun dapat terpilih untuk menjabat sebagai presiden lebih dari dua kali.
Menurut laporan The Guardian, Johnson menyebut mengubah amandemen itu adalah proses yang rumit dan memakan waktu bertahun-tahun, membutuhkan persetujuan dari Kongres dan negara bagian.
Johnson menegaskan bahwa secara konstitusional, tidak ada jalan bagi Trump untuk tetap di Gedung Putih setelah masa jabatannya berakhir.
'Trolling' atau Sinyal Politik?
Lalu mengapa wacana ini terus muncul? Sepertinya ini adalah bagian dari strategi komunikasi politik.
Trump sendiri mengakui batasan hukum tersebut. "Jika kamu membacanya, cukup jelas, saya tidak diizinkan untuk mencalonkan diri, sayang sekali," kata Trump kepada wartawan, seperti dilaporkan oleh Reuters dan The Guardian.
Meski begitu, The Guardian mencatat bahwa Trump juga menambahkan pernyataan yang sedikit ambigu. "Berdasarkan apa yang saya baca, saya rasa saya tidak diizinkan untuk mencalonkan diri," katanya. "Jadi kita lihat saja apa yang akan terjadi."
Mike Johnson, dalam analisisnya kepada The Guardian, menganggap komentar Trump sebagai cara untuk "memancing (trolling) kaum Demokrat" dan bersenang-senang dengan reaksi para kritikusnya. Fenomena ini didukung oleh adanya suvenir seperti topi "Trump 2028" yang dibagikan di Gedung Putih, menurut laporan yang sama.
Mengapa Wacana Ini Penting bagi Investor?
Di sinilah letak relevansinya untuk kamu. Pasar keuangan sangat bergantung pada stabilitas dan prediktabilitas politik.
Meskipun wacana periode ketiga ini secara hukum tidak mungkin, pembicaraan yang terus-menerus tentang menantang norma konstitusi dapat menciptakan sentimen ketidakpastian.
Investor memantau dengan cermat stabilitas politik di ekonomi terbesar dunia. Setiap potensi gejolak atau keraguan terhadap proses suksesi yang damai dapat memengaruhi sentimen pasar, nilai tukar, dan keputusan investasi jangka panjang.
Pada akhirnya, Amandemen ke-22 AS sangat jelas membatasi masa jabatan presiden hanya dua periode.
Namun, sebagai pengamat pasar, penting untuk memahami bahwa kebisingan (noise) politik itu sendiri bisa menjadi faktor yang memengaruhi sentimen, terlepas dari kenyataan hukumnya.
Referensi:
- Reuters, Trump says US blocks him from running for third term. Diakses pada 29 Oktober 2025
- The Guardian, Too bad I can’t run, but we’ll see what happens, says Trump on unconstitutional third term. Diakses pada 29 Oktober 2025
- Featured Image: Shutterstock
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











