Dalam pasar saham, salah satu kondisi yang paling menarik perhatian trader adalah ketika harga bergerak sangat sempit dan tenang. Fase tenang ini sering menjadi sinyal awal bahwa pergerakan besar akan terjadi. Kondisi tersebut dikenal sebagai volatility squeeze, yaitu saat volatilitas menyusut ke titik ekstrem sebelum pasar meledak dalam arah tertentu.
Memahami volatility squeeze membantu trader mengantisipasi breakout volatilitas, menentukan arah pergerakan, dan mempersiapkan strategi entry yang lebih terukur.
Artikel ini membahas pengertian squeeze, indikator yang sering digunakan, serta cara membaca arah breakout secara objektif.
Apa Itu Volatility Squeeze?
Volatility squeeze adalah kondisi ketika volatilitas pasar mengecil secara ekstrem sehingga harga terjebak dalam rentang sempit. Setelah periode kontraksi ini, harga cenderung melakukan pergerakan besar yang dikenal sebagai breakout volatilitas.
Melansir ChartSchool, penurunan volatilitas sering mendahului ekspansi volatilitas karena pasar bergerak dalam siklus ketenangan dan ledakan.
Banyak pergerakan tajam pada saham teknologi dan saham berkapitalisasi kecil berawal dari fase squeeze yang memperlihatkan hilangnya likuiditas sementara sebelum order besar masuk.
Konsep Contraction dalam Volatility Squeeze
Kontraksi volatilitas adalah inti dari squeeze. Saat volatilitas menyusut:
- range candle mengecil
- volume menurun
- harga bergerak sideways
- wick tipis dan pendek
Kontraksi ini menandakan bahwa buyer dan seller sama-sama menahan diri. Ketika salah satu pihak menang, breakout besar biasanya terjadi.
Cara mengenali contraction dengan mudah
- Candle kecil berturut-turut: Pasar sedang tidak memiliki momentum kuat.
- Range harian menyempit: ATR (Average True Range) turun signifikan.
- Harga terjepit di antara level support dan resistance rapat: Ini sering menjadi pola seperti triangle atau wedge.
Kontraksi volatilitas adalah input utama untuk membaca squeeze.
Indikator yang Sering Dipakai untuk Volatility Squeeze
Meskipun squeeze dapat dilihat dengan mata telanjang menggunakan price action, beberapa indikator membantu identifikasi yang lebih jelas.
1. Bollinger Bands Squeeze
Ketika upper band dan lower band menyempit hingga sangat dekat, itu sinyal bahwa volatilitas berada di titik rendah. Semakin dekat kedua band, semakin besar potensi breakout.
2. Keltner Channels dan Bollinger Bands
Strategi terkenal bernama TTM Squeeze menggunakan kondisi berikut:
- Bollinger Bands masuk ke dalam Keltner Channels
- Menunjukkan volatilitas sangat rendah
- Ketika band keluar kembali, itu sinyal awal breakout
Trader profesional menggunakan indikator ini untuk mendeteksi fase “penekanan volatilitas”.
3. ATR Decline
ATR yang terus turun menggambarkan pasar semakin tenang. Penurunan ATR ekstrem adalah tanda kuat squeeze sedang terbentuk.
Cara Membaca Arah Breakout Volatilitas
Squeeze memberi tahu bahwa pergerakan besar akan terjadi, tetapi arahnya tidak otomatis bullish atau bearish. Trader perlu memperhatikan beberapa sinyal objektif.
1. Perhatikan trend utama
Breakout paling sering mengikuti arah tren sebelumnya.
Jika tren naik:
- squeeze biasanya berakhir dengan breakout naik
Jika tren turun:
- squeeze biasanya berakhir dengan breakdown
Trend memberi probabilitas arah yang lebih tinggi.
2. Lihat struktur harga
Breakout arah bullish ditandai dengan:
- higher low terbentuk
- candle close di atas resistance squeeze
- wick rejection kuat di support
Breakout arah bearish ditandai dengan:
- lower high muncul
- candle close di bawah support squeeze
- volume mendukung penurunan
Price action menjadi konfirmasi utama.
3. Gunakan volume sebagai validasi
Volume besar saat breakout menunjukkan:
- partisipasi pasar tinggi
- breakout lebih valid
- potensi continuation lebih besar
Breakout tanpa volume berisiko menjadi false breakout.
4. Gunakan momentum indicator
RSI atau MACD dapat membantu menentukan arah dominan.
Contoh:
- RSI bertahan di atas 50 selama squeeze biasanya memberi sinyal bullish
- MACD cross up sebelum breakout memperkuat peluang kenaikan
Momentum sebaiknya sejalan dengan arah struktur.
Strategi Entry Menggunakan Volatility Squeeze
Ada beberapa cara untuk masuk posisi saat squeeze.
1. Breakout entry
Entry saat candle close keluar dari rentang squeeze.
Kelebihan:
- momentum jelas
Kekurangan:
- entry agak terlambat
2. Retest entry
Setelah breakout, harga sering kembali menyentuh level squeeze sebelum melanjutkan arah.
Kelebihan:
- entry lebih aman
- stop loss lebih ketat
Kekurangan:
- retest tidak selalu terjadi
3. Anticipatory entry
Masuk sebelum breakout jika:
- tren jelas
- struktur mendukung
- volume menunjukkan akumulasi
Kelemahan: risiko false move lebih tinggi.
Exit Strategy Menggunakan Squeeze
Penentuan exit juga dapat memanfaatkan perluasan volatilitas.
1. Target berdasarkan range sebelumnya
Ukuran pergerakan bisa setara dengan range squeeze.
2. Target pada liquidity zone
Harga sering bergerak menuju order block atau swing high low terdekat.
3. Exit bertahap ketika volatilitas kembali meningkat
Pergerakan cepat sering disertai candle panjang yang ideal untuk profit taking.
Kesimpulan
Volatility squeeze adalah fase kontraksi volatilitas ekstrem yang sering menjadi awal pergerakan besar dalam harga saham.
Dengan memahami contraction, memanfaatkan indikator seperti Bollinger Bands atau TTM Squeeze, dan membaca arah breakout berdasarkan tren, trader dapat menangkap peluang signifikan dengan risiko terukur.
Squeeze bukan sinyal langsung, tetapi kerangka analisis untuk melihat energi pasar sebelum meledak.
Ingin menguji strategi squeeze pada saham AS? Mulai trading saham dan ETF AS di Gotrade Indonesia apps. Download aplikasinya sekarang!
Mulai US$1 dan gunakan chart real time untuk membaca potensi breakout dengan lebih akurat.
FAQ
1. Apa itu volatility squeeze?
Fase ketika volatilitas menyusut ekstrem dan biasanya diikuti breakout besar.
2. Bagaimana mengetahui arah breakout?
Dengan membaca tren utama, struktur harga, volume, dan momentum.
3. Indikator apa yang paling sering digunakan untuk squeeze?
Bollinger Bands, Keltner Channels, dan ATR.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











