Bagi trader aktif, memahami volume perdagangan sangat penting untuk membaca kekuatan tren dan aktivitas pasar. Lewat tick volume saham, kamu punya indikator alternatif yang mengukur intensitas transaksi berdasarkan perubahan harga.
Menariknya, banyak trader profesional dan algoritmik menggunakan tick volume untuk membaca aktivitas pasar bahkan dalam kondisi likuiditas rendah.
Gotrade akan menjelaskan apa itu tick volume, bagaimana cara membacanya, serta strategi praktikal untuk memanfaatkannya dalam trading intraday.
Definisi Tick Volume Saham
Tick volume adalah ukuran yang menunjukkan berapa kali harga berubah dalam periode waktu tertentu, bukan seberapa banyak saham yang diperdagangkan. Setiap kali harga naik atau turun, meskipun sedikit, dihitung sebagai satu tick.
Artinya, tick volume merepresentasikan frekuensi aktivitas pasar, bukan jumlah unit transaksi.
Menurut HowToTrade, meskipun tick volume bukan volume sebenarnya, secara historis ia memiliki korelasi tinggi (lebih dari 85%) dengan real volume, terutama di pasar likuid seperti saham-saham besar AS atau indeks S&P 500.
Perbedaan Tick Volume vs Volume Real
| Aspek | Tick Volume | Real Volume |
|---|---|---|
| Definisi | Jumlah perubahan harga per periode | Jumlah total saham yang berpindah tangan |
| Data Sumber | Berdasarkan perubahan bid-ask atau price ticks | Berdasarkan laporan transaksi bursa |
| Kelebihan | Tersedia di semua platform trading real-time, cepat mendeteksi aktivitas | Akurat dan terverifikasi |
| Kekurangan | Tidak menunjukkan jumlah saham sebenarnya | Kadang ada delay atau data tertunda |
| Kapan Dipakai | Intraday trading, analisis volume pergerakan cepat | Swing trading, analisis jangka panjang |
Dalam intraday trading, trader lebih sering menggunakan tick volume karena data real volume baru tersedia setelah sesi perdagangan selesai.
Cara Membaca Tick Volume di Grafik
1. Identifikasi spike volume (lonjakan aktivitas)
Lonjakan tick volume menandakan aktivitas besar, entah karena masuknya smart money atau reaksi terhadap berita.
Spike di area support bisa berarti buyer mulai masuk, menandakan potensi reversal.
Sebaliknya, spike di area resistance bisa menjadi tanda banyak profit-taking atau tekanan jual meningkat.
2. Perhatikan hubungan antara volume dan harga
Korelasi antara arah harga dan tick volume membantu mengonfirmasi kekuatan tren:
- Harga naik + volume naik → tren naik kuat (konfirmasi bullish).
- Harga naik + volume turun → potensi melemah (divergensi).
- Harga turun + volume naik → tekanan jual meningkat.
- Harga turun + volume turun → potensi konsolidasi.
3. Gunakan timeframe pendek untuk detail aktivitas
Tick volume lebih efektif di timeframe pendek seperti 1 menit hingga 15 menit. Semakin aktif perubahan harga dalam periode singkat, semakin besar tick volume yang terekam.
4. Amati volume clustering di titik tertentu
Jika beberapa candle menunjukkan tick volume tinggi di harga yang sama, itu bisa menjadi area akumulasi atau distribusi, tempat para trader besar menempatkan order mereka.
Strategi Menggunakan Tick Volume dalam Trading
1. Konfirmasi Breakout Valid
Salah satu kesalahan umum trader adalah masuk saat false breakout. Gunakan tick volume untuk memastikan breakout didukung oleh aktivitas tinggi.
Jika harga menembus resistance dengan spike tick volume, peluang breakout valid lebih besar.
2. Mendeteksi Reversal Awal
Tick volume juga berguna untuk melihat perubahan momentum dini.
Contohnya, saat harga masih menurun tapi tick volume tiba-tiba meningkat dengan candle bullish besar, kemungkinan besar sedang terjadi absorption phase, di mana buyer mulai menguasai pasar.
3. Menentukan Entry di Fase Konsolidasi
Saat pasar sideways, volume biasanya rendah. Tunggu hingga muncul spike volume bersamaan dengan candle breakout arah yang jelas untuk entry awal tren baru.
4. Gunakan Bersama Indikator Volume Lain
Gabungkan tick volume dengan indikator seperti Volume Profile, OBV (On-Balance Volume), atau Money Flow Index (MFI) untuk memperkuat konfirmasi arah.
Menurut EarnForex, strategi yang mengombinasikan tick volume dan struktur harga (higher high/lower low) terbukti meningkatkan akurasi entry intraday hingga 20–25%.
Contoh Penggunaan Tick Volume
Bayangkan saham NVIDIA (NVDA) sedang bergerak sideways di harga $600–605. Selama beberapa jam, tick volume stabil di kisaran rendah. Tiba-tiba muncul lonjakan tick volume besar disertai candle bullish kuat, menembus $606.
Trader yang memperhatikan sinyal ini bisa masuk posisi buy lebih awal dibanding mereka yang menunggu konfirmasi di volume real keesokan harinya.
Hasilnya, posisi bisa dieksekusi dengan risiko lebih kecil dan potensi profit lebih besar karena memanfaatkan momen awal pergerakan.
Kesimpulan
Tick volume saham adalah alat penting bagi trader harian untuk memahami seberapa aktif pasar bereaksi terhadap pergerakan harga. Meski tidak menunjukkan volume aktual, tick volume mampu memberikan gambaran nyata tentang tekanan beli atau jual secara real-time.
Gunakan tick volume untuk mengonfirmasi breakout, mendeteksi pembalikan arah, dan mengenali aktivitas trader besar.
Jika kamu ingin mengamati saham global dengan data volume yang akurat dan real-time, kamu bisa melakukannya lewat Gotrade.
Gotrade adalah aplikasi investasi modern yang memudahkan investor membaca dinamika pasar dengan transparansi penuh. Unduh Gotrade hari ini!
FAQ
1. Apakah tick volume sama dengan real volume di bursa?
Tidak, tapi memiliki korelasi tinggi. Tick volume mengukur frekuensi perubahan harga, bukan jumlah saham yang berpindah tangan.
2. Apakah tick volume akurat untuk saham Indonesia?
Tergantung likuiditas. Di saham likuid, korelasi antara tick volume dan real volume biasanya sangat tinggi.
3. Timeframe terbaik untuk analisis tick volume?
Antara 1 menit hingga 15 menit, karena indikator ini paling efektif dalam membaca pergerakan intraday.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











