Setelah setahun penuh gejolak, banyak investor perlu meninjau kembali strategi investasi pasar volatil mereka.
Tahun dengan pergerakan ekstrem di saham, obligasi, dan komoditas sering kali mengubah keseimbangan portofolio tanpa disadari.
Melakukan evaluasi ulang dan penyesuaian strategi menjadi langkah penting agar portofolio tetap relevan dengan kondisi ekonomi baru. Makanya, simak langkah evaluasi dan membuat strategi baru dari Gotrade berikut ini.
Langkah-Langkah Evaluasi Strategi Pasca Volatilitas Tinggi
1. Tinjau inerja dan Komposisi Portofolio
Mulailah dengan melihat kembali performa seluruh aset selama setahun terakhir. Saham mana yang mengalami koreksi besar? Aset mana yang bertahan atau justru menguat?
Bandingkan hasil portofolio dengan indeks acuan seperti IHSG, S&P 500, atau MSCI World. Jika kinerjanya tertinggal jauh, mungkin strategi investasimu perlu disesuaikan.
Gunakan metrik sederhana seperti return tahunan, drawdown maksimum, dan volatilitas bulanan untuk memahami risiko sebenarnya dari portofolio.
2. Lakukan Rebalancing Secara Terukur
Selama periode volatil, alokasi aset sering kali berubah tanpa disengaja. Misalnya, sektor teknologi yang sebelumnya 30% kini mungkin naik jadi 45% karena reli harga. Jika dibiarkan, portofolio bisa menjadi lebih berisiko dari yang direncanakan.
Langkah rebalancing yang efektif:
- Tentukan alokasi ideal sesuai profil risiko (misal: 60% saham, 30% obligasi, 10% kas).
- Jual sebagian aset yang overweight dan tambahkan ke aset undervalued.
- Gunakan momentum ekonomi terkini sebagai panduan, bukan emosi pasar.
Melansir Investopedia, investor yang melakukan rebalancing rutin setiap kuartal cenderung memiliki volatilitas portofolio 25% lebih rendah dibanding yang pasif menunggu.
3. Evaluasi Strategi Berdasarkan Horizon Waktu
Kondisi ekonomi pasca-volatilitas sering berbeda dari sebelumnya. Kenaikan suku bunga, inflasi, atau pergeseran likuiditas global dapat mengubah arah pasar. Sesuaikan strategi dengan horizon investasimu:
- Jangka pendek (1–3 tahun): Fokus pada aset likuid dan rendah risiko seperti obligasi pemerintah.
- Jangka menengah (3–7 tahun): Kombinasikan saham defensif, ETF global, dan reksa dana campuran.
- Jangka panjang (lebih dari 7 tahun): Pertahankan eksposur ke saham berkualitas dan sektor inovatif (AI, energi hijau, teknologi finansial).
4. Uji Ulang Asumsi dan Ekspektasi Pasar
Volatilitas sering kali mematahkan asumsi lama, misalnya, bahwa suku bunga akan tetap rendah atau inflasi akan terkendali. Perbarui kembali ekspektasi kamu terhadap:
- Pertumbuhan ekonomi global.
- Kebijakan bank sentral (The Fed, ECB, BI).
- Tren sektoral seperti energi, kesehatan, dan teknologi.
Dengan mengubah asumsi dasar ini, kamu bisa menyesuaikan portofolio agar tetap adaptif terhadap realita pasar terbaru.
5. Tambahkan Aset Penyeimbang Risiko
Setelah volatilitas ekstrem, diversifikasi menjadi lebih penting. Pertimbangkan untuk menambah aset non-korelasi seperti emas, ETF pasar obligasi, atau saham defensif untuk menstabilkan portofolio.
Contoh: Saat saham teknologi melemah, saham sektor consumer staples atau healthcare biasanya bertahan lebih stabil. Obligasi jangka pendek bisa menjadi alat pelindung nilai saat pasar ekuitas bergejolak.
Menurut CFI, investor dengan alokasi minimal 20% pada aset penyeimbang risiko memiliki drawdown portofolio 35% lebih kecil selama periode volatilitas tinggi.
6. Terapkan Pendekatan Dollar-Cost Averaging (DCA)
Pasar yang berfluktuasi sulit diprediksi. Daripada mencoba menebak titik terendah, gunakan strategi DCA untuk masuk secara bertahap dengan nominal tetap. Metode ini menurunkan risiko salah timing dan menjaga kedisiplinan investasi jangka panjang.
7. Gunakan Data dan Bukan Emosi
Setelah tahun yang penuh kejutan, banyak investor cenderung bertindak emosional, terlalu cepat menjual saat panik atau terlalu serakah saat rebound. Gunakan data dan parameter objektif dalam mengambil keputusan. Misalnya:
- Tetapkan batas toleransi risiko maksimal (misal, rugi 10% dari total modal).
- Gunakan sinyal teknikal seperti moving average crossover untuk mengonfirmasi arah tren baru.
8. Buat Rencana Skenario Alternatif
Tidak ada strategi yang sempurna untuk semua kondisi. Siapkan rencana "plan B" jika pasar kembali volatil. Contoh:
- Jika inflasi naik lagi, kurangi aset berisiko dan perbanyak cash.
- Jika suku bunga turun, tambahkan saham growth dan ETF indeks global.
Pendekatan fleksibel seperti ini membantu menjaga stabilitas tanpa kehilangan peluang pertumbuhan.
Cara Adaptasi ke Kondisi Pasar Baru
Fokus pada kualitas, bukan sekadar harga murah. Pilih perusahaan dengan neraca kuat, arus kas stabil, dan prospek jangka panjang positif.
- Gunakan ETF atau reksa dana indeks global: Ini membantu menyebar risiko dan memanfaatkan rotasi sektor global tanpa perlu menebak arah tiap saham individu.
- Pantau indikator makro utama: Perhatikan tren suku bunga, inflasi, dan data tenaga kerja, tiga faktor yang sering menjadi pemicu volatilitas berikutnya.
- Perkuat posisi likuid: Simpan sebagian dana tunai untuk fleksibilitas, agar bisa segera masuk ketika muncul peluang undervalued.
Kesimpulan
Menata ulang strategi investasi pasar volatil adalah proses penting untuk memastikan portofolio tetap selaras dengan kondisi ekonomi dan profil risiko terkini.
Dengan evaluasi menyeluruh, rebalancing disiplin, dan adaptasi terhadap tren makro, investor dapat kembali membangun fondasi pertumbuhan jangka panjang yang sehat.
Mau kembangkan pantau performa portofolio global dan mengembangkannya setiap hari? Yuk, mulai trading dan investasi saham lewat Gotrade apps.
Aplikasi ini tersedia di Android dan iOS, memungkinkanmu untuk beli saham AS dari $1 saja. Dapatkan dan instal sekarang!
FAQ
1. Kapan waktu terbaik melakukan evaluasi portofolio setelah volatilitas tinggi?
Idealnya setiap kuartal, atau segera setelah terjadi perubahan signifikan pada pasar global.
2. Apakah rebalancing harus dilakukan setiap tahun?
Tidak selalu. Frekuensi bisa disesuaikan dengan volatilitas dan perubahan nilai aset dalam portofolio.
3. Apa kesalahan umum setelah pasar volatil?
Terlalu cepat keluar dari pasar karena panik, atau menambah posisi tanpa mempertimbangkan risiko jangka panjang.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











