Stochastic Oscillator adalah salah satu indikator teknikal yang paling populer untuk mengukur momentum pasar dan mengidentifikasi kondisi overbought atau oversold.
Stochastic Oscillator mengukur momentum pasar dengan membandingkan harga penutupan dengan rentang harga selama periode tertentu.
Jika harga penutupan berada dekat dengan harga tertinggi dalam periode tersebut, Stochastic menunjukkan nilai yang lebih tinggi, menandakan bahwa pasar kemungkinan berada dalam kondisi overbought.
Sebaliknya, jika harga penutupan berada dekat dengan harga terendah, Stochastic menunjukkan nilai lebih rendah, menandakan pasar dalam kondisi oversold.
Artikel ini akan membahas cara menggunakan Stochastic Oscillator untuk menganalisis momentum pasar, mencari peluang entry dan exit, serta bagaimana indikator ini dapat meningkatkan akurasi keputusan trading kamu.
Cara Menggunakan Stochastic Oscillator untuk Mengukur Momentum Pasar
1. Mengidentifikasi Kondisi Overbought dan Oversold
Salah satu penggunaan utama dari Stochastic Oscillator adalah untuk mengidentifikasi kondisi overbought dan oversold pada pasar.
- Overbought: Ketika %K atau %D lebih dari 80, ini menunjukkan bahwa pasar berada dalam kondisi overbought, yang berarti harga mungkin terlalu tinggi dan bisa berpotensi berbalik arah atau koreksi.
- Oversold: Ketika %K atau %D di bawah 20, ini menunjukkan bahwa pasar berada dalam kondisi oversold, yang berarti harga mungkin terlalu rendah dan bisa berpotensi rebound atau berbalik arah.
2. Sinyal Crossover (Bullish dan Bearish)
Crossover adalah salah satu sinyal paling umum dalam Stochastic Oscillator yang menunjukkan perubahan momentum pasar:
- Bullish Crossover: Terjadi ketika %K (garis cepat) menembus %D (garis lambat) dari bawah ke atas, yang mengindikasikan potensi pembalikan ke arah tren naik.
- Bearish Crossover: Terjadi ketika %K menembus %D dari atas ke bawah, yang mengindikasikan potensi pembalikan ke arah tren turun.
3. Divergensi Stochastic Oscillator
Divergensi antara Stochastic Oscillator dan harga adalah sinyal kuat bahwa momentum pasar sedang melemah atau menguat.
- Bullish Divergence: Terjadi ketika harga membentuk posisi lebih rendah (lower lows), sementara Stochastic Oscillator membentuk posisi lebih tinggi (higher lows). Ini menunjukkan bahwa meskipun harga turun, ada peningkatan momentum beli, yang bisa menjadi sinyal pembalikan ke atas.
- Bearish Divergence: Terjadi ketika harga membentuk posisi lebih tinggi (higher highs), sementara Stochastic Oscillator membentuk posisi lebih rendah (lower highs). Ini menunjukkan bahwa meskipun harga naik, momentum beli melemah, yang bisa menjadi sinyal pembalikan ke bawah.
Menggabungkan Stochastic Oscillator dengan Indikator Lain
Stochastic Oscillator lebih efektif jika digunakan bersamaan dengan indikator lain untuk mengonfirmasi sinyal dan meningkatkan akurasi keputusan trading.
1. Gabungkan dengan Support dan Resistance
Saat Stochastic Oscillator menunjukkan kondisi overbought atau oversold di dekat level support atau resistance, ini dapat mengonfirmasi bahwa harga cenderung akan berbalik arah.
- Sinyal Buy: Jika Stochastic Oscillator menunjukkan oversold dan harga mendekati level support, ini bisa menjadi sinyal bahwa harga akan kembali naik.
- Sinyal Sell: Jika Stochastic Oscillator menunjukkan overbought dan harga mendekati level resistance, ini bisa menjadi sinyal bahwa harga akan mulai turun.
2. Gabungkan dengan Moving Average
Menggunakan Moving Average (seperti EMA50 atau MA200) bersama Stochastic Oscillator dapat membantu mengonfirmasi apakah tren saat ini mendukung sinyal yang diberikan oleh Stochastic.
- Sinyal Buy: Jika Stochastic Oscillator menunjukkan bullish crossover dan harga berada di atas MA, ini memperkuat kemungkinan bahwa harga akan naik.
- Sinyal Sell: Jika Stochastic Oscillator menunjukkan bearish crossover dan harga berada di bawah MA, ini memperkuat kemungkinan bahwa harga akan turun.
3. Gunakan dengan RSI untuk Menghindari Sinyal Palsu
RSI (Relative Strength Index) adalah indikator lain yang bisa digunakan bersama dengan Stochastic Oscillator untuk mengonfirmasi kondisi overbought dan oversold.
- Sinyal Buy: Jika Stochastic Oscillator menunjukkan oversold dan RSI juga menunjukkan di bawah 30, ini semakin mengonfirmasi bahwa harga bisa segera rebound.
- Sinyal Sell: Jika Stochastic Oscillator menunjukkan overbought dan RSI menunjukkan di atas 70, ini semakin mengonfirmasi bahwa harga mungkin akan berbalik turun.
Kesimpulan
Stochastic Oscillator adalah indikator momentum yang sangat berguna dalam analisis teknikal untuk mengidentifikasi kondisi overbought dan oversold, serta membantu mendeteksi perubahan tren pasar.
Dengan menggunakan Stochastic Oscillator bersama indikator lain seperti RSI, Moving Averages, dan level support/resistance, trader bisa lebih mudah menemukan peluang entry dan exit yang menguntungkan.
Namun, meskipun Stochastic Oscillator sangat berguna, selalu pastikan untuk menggunakan manajemen risiko yang baik dan mengonfirmasi sinyal dengan indikator lainnya agar hasil trading lebih optimal.
Jika kamu ingin memulai trading saham dengan memanfaatkan Stochastic Oscillator dan berbagai alat analisis teknikal lainnya, mulailah di aplikasi Gotrade.
Dengan modal terjangkau, kamu bisa langsung mempraktikkan berbagai strategi trading dengan indikator ini.
FAQ
1. Apa itu Stochastic Oscillator?
Stochastic Oscillator adalah indikator teknikal yang mengukur momentum pasar dengan membandingkan harga penutupan dengan rentang harga dalam periode waktu tertentu.
2. Apa itu sinyal overbought dan oversold pada Stochastic Oscillator?
Overbought terjadi saat indikator di atas 80, menunjukkan bahwa harga mungkin terlalu tinggi dan berisiko turun. Oversold terjadi saat indikator di bawah 20, menunjukkan bahwa harga mungkin terlalu rendah dan berpotensi naik.
3. Apakah Stochastic Oscillator cocok untuk semua pasar?
Stochastic Oscillator lebih efektif di pasar yang volatile dan bergerak dengan tren jelas. Di pasar sideways, sinyalnya bisa lebih banyak memberikan hasil palsu.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures adalah Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











