Ketika kamu ingin mengevaluasi performa investasi, angka return saja tidak cukup. Penting juga untuk menilai efisiensi risiko dan imbal hasil, investor profesional menggunakan dua metrik penting sharpe ratio dan sortino ratio.
Kedua rasio ini sama-sama mengukur seberapa baik investasi menghasilkan return dibanding risiko yang diambil, tetapi pendekatannya berbeda.
Artikel ini akan membahas sharpe ratio vs sortino ratio, manfaatnya, cara penggunaannya, dan contoh penerapannya dalam analisis portofolio saham.
Apa Itu Sharpe Ratio?
Sharpe Ratio adalah ukuran yang digunakan untuk menghitung imbal hasil investasi yang disesuaikan dengan risiko totalnya.
Metrik ini membandingkan selisih antara return portofolio dan tingkat bebas risiko dengan volatilitas (standar deviasi) portofolio tersebut, dikutip dari Investopedia.
Rumus dasarnya:
Sharpe Ratio = (Rp − Rf) / σp
Keterangan:
- Rp = Return portofolio
- Rf = Return bebas risiko (misalnya yield obligasi pemerintah AS)
- σp = Volatilitas (risiko total portofolio)
Contohnya, jika portofolio kamu menghasilkan 12% per tahun dengan risiko total 8%, dan tingkat bebas risiko 3%, maka:
Sharpe Ratio = (12−3) / 8 = 1,125
Artinya, setiap satu unit risiko menghasilkan 1,125 unit imbal hasil tambahan. Semakin tinggi nilai Sharpe Ratio, semakin baik performa investasi dalam konteks risiko.
Apa Itu Sortino Ratio?
Sortino ratio adalah rasio untuk memperhitungkan risiko penurunan (downside risk), bukan volatilitas total. Melansir Investopedia, investor lebih khawatir terhadap penurunan nilai dibanding kenaikan harga yang fluktuatif.
Rumus Sortino Ratio:
Sortino Ratio = (Rp − Rf) / σd
Keterangan:
- σd = Standar deviasi downside, yaitu variasi return negatif dari target atau return minimum.
Contoh: Jika portofolio menghasilkan 12%, tingkat bebas risiko 3%, dan downside deviation 5%, maka:
Sortino= (12−3) / 5 = 1,8
Nilai 1,8 menunjukkan bahwa portofolio memberikan imbal hasil yang jauh lebih baik dibanding risiko penurunan yang dihadapi.
Perbedaan Utama Sharpe Ratio vs Sortino Ratio
Meskipun keduanya mengukur efisiensi risiko, perbedaan utamanya terletak pada bagaimana risiko dihitung.
Aspek | Sharpe Ratio | Sortino Ratio |
---|---|---|
Jenis Risiko | Total volatilitas (naik & turun) | Hanya risiko penurunan (downside) |
Fokus | Keseluruhan fluktuasi | Perlindungan terhadap kerugian |
Cocok Untuk | Semua tipe portofolio | Portofolio defensif atau stabil |
Interpretasi | Lebih konservatif | Lebih spesifik untuk downside risk |
Sharpe Ratio melihat volatilitas sebagai hal negatif secara keseluruhan, sedangkan Sortino lebih “adil” karena hanya menghukum penurunan harga, bukan kenaikan.
Kapan Menggunakan Sharpe Ratio?
Sharpe ratio cocok digunakan ketika kamu ingin menilai portofolio dengan volatilitas tinggi atau ketika semua jenis fluktuasi dianggap sebagai risiko. Misalnya:
- Saat membandingkan dua dana saham aktif dengan karakter agresif.
- Ketika ingin mengukur efisiensi risiko total tanpa fokus pada arah pergerakan.
- Untuk periode analisis jangka panjang, di mana volatilitas cenderung seimbang antara naik dan turun.
Sebagai patokan umum:
- > 1,0 = Baik
- > 2,0 = Sangat baik
- > 3,0 = Luar biasa
Nilai negatif menandakan bahwa investasi tidak memberikan imbal hasil cukup untuk mengimbangi risikonya.
Kapan Menggunakan Sortino Ratio?
Sortino ratio lebih cocok untuk investor konservatif atau strategi yang berfokus pada stabilitas return, seperti reksadana pendapatan tetap atau portofolio pensiun.
Beberapa kondisi ideal untuk menggunakan Sortino Ratio:
- Portofolio defensif dengan volatilitas rendah.
- Investor yang ingin menghindari drawdown tajam.
- Saat pasar bullish, di mana fluktuasi positif seharusnya tidak dianggap sebagai risiko.
Interpretasi umumnya sama dengan sharpe ratio: semakin tinggi nilainya, semakin efisien portofolio dalam memberikan imbal hasil terhadap risiko penurunan.
Contoh Perbandingan Portofolio
Bayangkan dua portofolio berikut:
Portofolio | Return | Volatilitas (σ) | Downside Deviation (σd) | Sharpe | Sortino |
---|---|---|---|---|---|
A | 10% | 8% | 6% | 0,875 | 1,17 |
B | 12% | 10% | 4% | 0,9 | 2,25 |
Dari tabel di atas, meskipun Sharpe Ratio keduanya mirip, Portofolio B memiliki Sortino Ratio jauh lebih tinggi, menandakan bahwa risikonya lebih terkendali di sisi downside. Investor yang fokus pada kestabilan jangka panjang akan lebih memilih portofolio seperti B.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan Sharpe Ratio
- Mudah dihitung dan populer digunakan di industri keuangan.
- Cocok untuk membandingkan berbagai strategi investasi.
Kekurangannya
- Menganggap semua volatilitas berisiko, termasuk pergerakan positif.
- Kurang akurat untuk portofolio dengan distribusi return tidak simetris.
Kelebihan Sortino Ratio
- Lebih fokus pada risiko nyata (kerugian).
- Memberikan gambaran yang lebih akurat untuk portofolio defensif.
Kekurangannya
- Membutuhkan data historis detail untuk menghitung downside deviation.
- Kurang berguna pada portofolio yang sangat agresif.
Cara Menggunakannya Bersama
Banyak investor profesional menggunakan kedua rasio secara bersamaan. Sharpe Ratio memberi gambaran umum efisiensi risiko total, sementara Sortino Ratio membantu menilai seberapa baik portofolio melindungi dari kerugian.
Strategi terbaik adalah melihat keduanya secara bersamaan:
- Jika Sharpe tinggi tapi Sortino rendah, artinya volatilitas tinggi masih mendominasi.
- Jika keduanya tinggi, portofolio efisien sekaligus stabil.
- Jika keduanya rendah, perlu evaluasi ulang strategi investasi.
Kesimpulan
Sharpe Ratio vs Sortino Ratio bukan tentang mana yang lebih baik, tetapi kapan dan bagaimana digunakan. Sharpe lebih cocok untuk menilai efisiensi risiko total, sementara Sortino menyoroti seberapa baik portofolio melindungi dari penurunan nilai.
Dengan memahami perbedaan keduanya, kamu bisa memilih investasi sesuai toleransi risiko, tujuan keuangan, dan yang memberikan imbal hasil sepadan.
Untuk mulai membangun portofolio yang efisien dan seimbang, kembangkan portofolio investasimu dari Gotrade.
Kamu bisa membeli saham dan ETF global mulai dari 1 Dolar AS, sekaligus belajar menilai performa investasi menggunakan indikator profesional seperti Sharpe dan Sortino Ratio.
FAQ
Apa perbedaan utama Sharpe dan Sortino Ratio?
Sharpe menghitung total volatilitas, sedangkan Sortino hanya memperhitungkan risiko penurunan.
Apakah investor ritel bisa menggunakan kedua rasio ini?
Bisa, terutama untuk mengevaluasi portofolio saham, reksa dana, atau ETF dengan pendekatan manajemen risiko yang lebih profesional.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.