Banyak trader profesional tidak masuk atau keluar pasar sekaligus, melainkan menggunakan strategi scaling in dan scaling out, pendekatan bertahap untuk mengelola risiko dan meningkatkan akurasi keputusan.
Teknik ini memungkinkan trader beradaptasi terhadap perubahan harga, menjaga disiplin dalam strategi trading, serta memperkuat manajemen risiko jangka panjang.
Untuk mengurangi tekanan psikologis saat ambil keputusan trading, Gotrade akan bantu kamu memahami perbedaan scaling in vs scaling out di artikel ini.
Apa Itu Scaling In dan Scaling Out?
Scaling in adalah strategi membuka posisi bertahap untuk menyesuaikan eksposur dengan arah tren. Trader membeli sebagian kecil terlebih dahulu, lalu menambah posisi saat harga bergerak sesuai prediksi.
Sebaliknya, scaling out berarti menutup posisi secara bertahap untuk mengamankan keuntungan atau mengurangi risiko ketika harga mulai bergerak berlawanan.
Melansir Investopedia, pendekatan ini sering digunakan oleh swing trader dan investor jangka menengah yang ingin menjaga keseimbangan antara potensi profit dan kendali risiko.
Contoh sederhana
Seorang trader ingin membeli saham AAPL senilai total $5.000. Alih-alih membeli sekaligus, ia:
- Membeli 30% saat harga $180.
- Menambah 40% saat harga naik ke $185 (konfirmasi tren).
- Menambah sisa 30% saat harga mencapai $190 (momentum kuat).
Sebaliknya, saat harga naik ke $200–$205, trader bisa mulai scaling out untuk mengamankan profit bertahap.
Manfaat Menggunakan Strategi Scaling
1. Mengurangi risiko timing
Tidak ada trader yang selalu bisa menebak titik entry atau exit yang sempurna. Dengan scaling, kamu tidak perlu menunggu “harga terbaik” karena posisi dibuka bertahap mengikuti arah tren.
2. Meningkatkan manajemen psikologis
Scaling mengurangi tekanan emosional. Trader tidak merasa terjebak karena masih memiliki fleksibilitas menambah atau mengurangi posisi berdasarkan kondisi pasar.
3. Optimal untuk pasar volatil
Dalam kondisi pasar yang tidak menentu, scaling membantu kamu tetap aktif tanpa eksposur penuh.
Misalnya, saat harga belum pasti menembus resistance, kamu bisa masuk sebagian dulu, lalu menambah setelah konfirmasi.
4. Menjaga profit tanpa kehilangan peluang
Dengan scaling out, kamu bisa mengamankan sebagian profit lebih awal namun tetap mempertahankan posisi untuk potensi kenaikan lebih lanjut.
Melansir Corporate Finance Institute, strategi bertahap seperti scaling meningkatkan risk-adjusted return karena memperhalus efek fluktuasi harga ekstrem terhadap portofolio.
Cara Penerapan Scaling In (Entry Bertahap)
1. Tentukan total dana dan porsi entry
Pisahkan total modal trading menjadi beberapa bagian (biasanya 3–5 layer).
2. Entry berdasarkan level teknis
Gunakan level support, trendline, atau moving average sebagai titik masuk bertahap.
Entry pertama di support utama, entry kedua setelah breakout resistance, dan entry ketiga saat harga mengonfirmasi tren naik.
3. Gunakan indikator untuk validasi
Pastikan setiap penambahan posisi dikonfirmasi oleh indikator teknikal seperti:
- RSI > 50 untuk momentum positif.
- Volume meningkat saat harga menembus level kunci.
- MACD bullish crossover untuk tren lanjutan.
4. Hindari over-scaling
Jangan menambah posisi hanya karena harga turun; ini bisa menjadi averaging down yang berisiko jika tren berbalik kuat.
Scaling in hanya dilakukan saat sinyal teknikal tetap mendukung arah awal.
Cara Penerapan Scaling Out (Exit Bertahap)
1. Tentukan target profit bertingkat
Bagi target keuntungan ke beberapa level, misalnya 5%, 10%, dan 15%. Jual 30% posisi saat target pertama tercapai, jual 40% di target kedua, dan sisanya dibiarkan mengikuti tren dengan trailing stop.
2. Gunakan trailing stop untuk lindungi profit
Trailing stop otomatis menyesuaikan batas stop loss seiring kenaikan harga. Ini memungkinkan trader mempertahankan posisi selama tren masih kuat tanpa kehilangan profit yang sudah diraih.
3. Exit saat momentum melemah
Jika indikator seperti RSI mulai turun dari area overbought atau volume berkurang signifikan, itu bisa menjadi sinyal untuk mulai scaling out lebih cepat.
4. Pertahankan core position
Beberapa trader memilih mempertahankan sebagian kecil posisi jangka panjang setelah scaling out untuk memanfaatkan potensi pertumbuhan lebih lanjut.
Strategi Kombinasi Scaling untuk Kondisi Pasar
| Kondisi Pasar | Strategi Ideal | Catatan |
|---|---|---|
| Tren naik kuat | Scaling in agresif, scaling out bertahap | Tambah posisi saat pullback ringan. |
| Pasar volatil | Scaling in konservatif, scaling out cepat | Fokus pada konfirmasi sinyal sebelum tambah posisi. |
| Tren melemah | Hindari scaling in, fokus scaling out | Lindungi modal dengan trailing stop ketat. |
| Sideways | Entry kecil di bawah, exit kecil di atas | Gunakan range trading strategy. |
Dengan mengombinasikan dua pendekatan ini, kamu bisa menjaga fleksibilitas sambil tetap disiplin mengikuti arah tren tanpa overtrading.
Kesalahan Umum Saat Menggunakan Scaling
1. Masuk tanpa rencana jelas
Scaling bukan berarti menambah posisi sembarangan. Semua langkah harus memiliki alasan teknikal yang valid.
2. Menambah posisi saat harga melawan tren
Trader pemula sering terjebak menambah posisi saat harga justru berbalik arah tajam, berharap akan pulih; ini justru memperbesar risiko.
3. Tidak menentukan level exit
Tanpa rencana scaling out, profit bisa hilang karena reversal mendadak. Setiap posisi harus memiliki skenario keluar yang pasti.
4. Terlalu banyak layer
Lebih dari 5 layer sering membuat posisi sulit dikontrol dan risiko tidak proporsional terhadap modal.
Kesimpulan
Scaling in dan scaling out adalah strategi cerdas untuk mengatur entry dan exit saham secara bertahap. Pendekatan ini membantu mengelola risiko, menjaga emosi tetap stabil, dan memaksimalkan potensi keuntungan dalam berbagai kondisi pasar.
Mulai terapkan strategi bertahap ini dan latih konsistensi trading kamu langsung via Gotrade; pantau grafik saham global, gunakan indikator teknikal, dan eksekusi order dengan presisi di satu aplikasi yang praktis.
FAQ
1. Apakah scaling in cocok untuk semua jenis saham?
Tidak selalu. Strategi ini lebih efektif untuk saham likuid dengan tren jelas dan volume besar.
2. Berapa jumlah layer ideal dalam scaling?
Biasanya 3–5 layer agar tetap terkontrol dan tidak membingungkan.
3. Apakah scaling out lebih aman dibanding exit sekaligus?
Ya, scaling out membantu mengunci sebagian keuntungan lebih awal sambil memberi ruang untuk potensi kenaikan lanjutan.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











