Saham Cyclical: Definisi, Contoh, dan Risikonya

Bagi investor pemula, memahami berbagai jenis saham menjadi langkah penting sebelum menaruh dana di pasar modal. Salah satunya adalah saham cyclical. Istilah ini sering muncul dalam analisis pasar, terutama ketika ekonomi sedang naik turun.

Saham cyclical adalah saham perusahaan yang kinerjanya sangat bergantung pada siklus ekonomi. Saat ekonomi tumbuh, harga saham ini melonjak; sebaliknya, ketika resesi melanda, performanya bisa anjlok.

Ketahui lebih jauh dengan baca penjelasan Gotrade berikut ini.

Definisi Saham Cyclical

Secara sederhana, cyclical stocks merujuk pada saham perusahaan yang bisnisnya erat kaitannya dengan siklus ekonomi. Pendapatan dan laba mereka naik saat konsumen banyak belanja, tetapi menurun ketika daya beli masyarakat melemah.

Mengutip Investopedia, cyclical stocks cenderung bergerak naik turun seiring kondisi ekonomi makro. Mereka berbeda dari saham defensif yang lebih stabil karena menyediakan produk atau jasa esensial yang tetap dibutuhkan meski ekonomi melambat.

Contoh Sektor Saham Cyclical

Beberapa sektor berikut sering dikategorikan sebagai cyclical karena pergerakan bisnisnya sangat sensitif terhadap pertumbuhan ekonomi:

1. Otomotif

Industri otomotif sangat dipengaruhi kondisi ekonomi. Ketika masyarakat optimistis dan daya beli tinggi, penjualan mobil melonjak. Namun, pada masa resesi, konsumen cenderung menunda membeli kendaraan baru. Saham perusahaan seperti Ford atau General Motors di AS termasuk contoh cyclical stocks.

2. Pariwisata dan Hospitality

Maskapai penerbangan, hotel, hingga agen perjalanan masuk kategori cyclical. Saat ekonomi kuat, orang lebih banyak bepergian untuk bisnis maupun liburan. Namun, pada masa pandemi atau krisis, sektor ini terpukul keras karena permintaan anjlok.

3. Ritel Non-Esensial

Perusahaan yang menjual barang konsumsi non-esensial, misalnya elektronik, pakaian bermerek, atau produk gaya hidup, sering masuk kategori cyclical. Contoh nyata adalah Nike atau Starbucks yang sangat bergantung pada tren konsumsi masyarakat.

4. Properti dan Konstruksi

Saat ekonomi berkembang, pembangunan infrastruktur dan perumahan meningkat. Namun, ketika suku bunga naik atau daya beli menurun, penjualan properti dan saham perusahaan konstruksi bisa tertekan.

5. Komoditas dan Energi

Harga komoditas seperti minyak atau logam mulia sering berfluktuasi seiring permintaan global. Perusahaan energi dan pertambangan pun kinerjanya bersifat cyclical, sangat dipengaruhi kondisi ekonomi dunia.

Risiko Investasi Saham Cyclical

Meski terlihat menarik karena bisa memberi keuntungan besar di masa ekonomi tumbuh, saham cyclical cenderung underperform saat kondisi makroekonomi menurun.

Lebih jauh, berikut adalah risiko saham cyclical, dilansir dari Wall Street Plan:

  1. Volatilitas Tinggi: harga saham cyclical mudah naik dan turun mengikuti berita ekonomi.
  2. Risiko Resesi: saat ekonomi melemah, penurunan harga bisa sangat tajam.
  3. Ketidakpastian Jangka Panjang: sulit memprediksi kapan siklus berakhir, sehingga timing investasi menjadi tantangan.
  4. Ketergantungan pada Konsumen: perubahan tren belanja konsumen bisa langsung berdampak pada performa perusahaan.

Kapan Saatnya Investasi Saham Cyclical?

Saham cyclical tidak selalu buruk. Justru, bagi investor yang memahami timing pasar, cyclical stocks bisa memberikan return yang menarik.

  • Cocok saat ekonomi mulai pulih: ketika indikator seperti pertumbuhan PDB, penurunan pengangguran, dan kenaikan konsumsi mulai terlihat.
  • Cocok untuk investor agresif: mereka yang siap menghadapi fluktuasi harga tinggi demi potensi keuntungan lebih besar.
  • Kurang cocok untuk investor konservatif: karena mereka lebih nyaman dengan instrumen stabil seperti obligasi atau saham defensif.
  • Baik untuk diversifikasi portofolio: cyclical stocks bisa menyeimbangkan portofolio, terutama jika dikombinasikan dengan saham defensif.

Tips Investasi di Saham Cyclical

Bagi investor yang tertarik mencoba, ada beberapa strategi yang bisa diterapkan:

  • Pantau indikator ekonomi: seperti data inflasi, suku bunga, dan pengangguran. Misalnya, ketika bank sentral menurunkan suku bunga, biasanya konsumsi meningkat dan saham cyclical ikut terdorong.
  • Gunakan analisis teknikal: indikator seperti moving average, RSI, atau pola candlestick dapat membantu menentukan kapan harga sudah mulai naik atau justru mendekati puncak.
  • Batasi porsi investasi: jangan taruh seluruh modal pada saham cyclical karena risikonya tinggi. Alokasikan hanya sebagian, misalnya 20–30% dari portofolio, tergantung profil risiko.
  • Kombinasikan dengan saham defensif: agar portofolio tetap stabil di masa resesi. Perpaduan cyclical dan defensif membuat investor lebih siap menghadapi perubahan kondisi ekonomi.
  • Investasi bertahap: gunakan strategi dollar cost averaging (DCA) untuk mengurangi risiko salah timing. Dengan membeli rutin dalam jumlah tetap, investor bisa merata-ratakan harga beli.
  • Kenali sektor yang paling sensitif: tidak semua cyclical stocks bergerak sama. Misalnya, sektor pariwisata bisa pulih lebih lambat dibanding otomotif setelah krisis. Pemilihan sektor yang tepat bisa meningkatkan potensi keuntungan.
  • Perhatikan laporan keuangan perusahaan: meski tergolong cyclical, perusahaan dengan neraca kuat dan kas besar biasanya lebih mampu bertahan saat resesi dibanding yang punya utang tinggi.

Kesimpulan

Singkatnya, saham cyclical adalah saham yang kinerjanya sangat dipengaruhi oleh siklus ekonomi. Contoh sektor meliputi otomotif, pariwisata, ritel non-esensial, properti, dan energi. Cyclical stocks bisa memberi keuntungan besar saat ekonomi tumbuh, tetapi berisiko tinggi saat resesi.

Bagi investor dengan profil risiko agresif, cyclical stocks bisa menjadi bagian menarik dalam portofolio, asalkan disertai pemahaman yang baik tentang risiko dan timing pasar.

Tertarik mempelajari lebih jauh dan mencoba berinvestasi pada berbagai jenis saham, termasuk sektor cyclical maupun defensif?

Yuk, mulai belajar sekaligus praktik langsung investasi saham Amerika melalui aplikasi Gotrade.

Dengan modal mulai dari 1 Dolar AS, kamu bisa mengakses saham global dan membangun portofolio sesuai strategimu.

FAQ

1. Apakah saham cyclical selalu berisiko tinggi?
Tidak selalu, tetapi risikonya memang lebih besar dibanding saham defensif. Semua tergantung timing dan kondisi ekonomi.

2. Apakah cyclical stocks cocok untuk pemula?
Bisa dicoba, tetapi sebaiknya hanya sebagai bagian kecil portofolio agar risiko lebih terkendali. Pemula juga perlu memahami dasar analisis fundamental dan teknikal sebelum masuk ke saham jenis ini.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Artikel terkait

Dipercaya

lebih dari

1M+

Trader di Indonesia 🌏

Keamananmu adalah prioritas kami 🔒

Gotrade terdaftar & diawasi

KominfoOJKSOCFintech Indonesia

Penghargaan atas kinerja dan inovasi terdepan!🏅

 

Benzinga Global Fintech Awards 2024
Five Star Award 2024
Trusted Award 2024
Highest Combined 2022
Mockup Two Phones

Trading Lebih Cepat. Lebih Mudah. Lebih Cerdas.

#ReadyGoTrade

Gotrade Green Logo Top Left
AppLogo

Gotrade