Setiap trader profesional tahu bahwa profit besar bukan datang dari seberapa sering menang, tapi seberapa baik mereka mengelola risiko. Itulah mengapa memahami risk reward seimbang menjadi dasar penting dalam setiap strategi trading saham.
Rasio ini membantu menilai apakah potensi keuntungan sebanding dengan risiko yang diambil sebelum mengeksekusi order.
Makanya, Gotrade akan membantu kamu tahu cara menetapkan rasio risk-reward ideal dalam artikel ini.
Mengenal Rasio Risk-Reward
Rasio risk-reward menunjukkan perbandingan antara potensi rugi (risk) dan potensi untung (reward) dalam satu transaksi. Rumus sederhananya adalah:
Risk-Reward Ratio = (Potensi Kerugian) ÷ (Potensi Keuntungan)
Contoh: Jika kamu membeli saham AAPL di $180, menempatkan stop loss di $175 (kerugian $5), dan target profit di $190 (keuntungan $10), maka:
Risk-Reward Ratio = 5 ÷ 10 = 1:2
Artinya, untuk setiap $1 risiko, kamu berpotensi mendapat $2 keuntungan. Rasio seperti ini membuat strategi trading lebih objektif dan terukur, bukan berdasarkan emosi atau intuisi sesaat, dikutip dari Investopedia.
Rasio Ideal dan Cara Menentukannya
1. Rasio umum yang direkomendasikan
Sebagian besar trader menggunakan rasio minimal 1:2 atau 1:3.
- 1:2 → Masih wajar untuk kondisi pasar moderat.
- 1:3 → Cocok saat tren kuat, karena potensi reward lebih tinggi dari risiko.
Rasio lebih kecil dari 1:1 sebaiknya dihindari karena reward tidak cukup besar untuk menutupi kerugian potensial.
2. Menyesuaikan dengan volatilitas saham
Saham yang lebih volatil (misalnya NVDA atau TSLA) butuh stop loss lebih longgar, sementara saham stabil seperti BCA atau Unilever bisa pakai jarak lebih pendek.
Gunakan Average True Range (ATR) untuk mengukur volatilitas harian dan menentukan jarak stop loss yang proporsional.
3. Perhitungkan frekuensi trading
Jika kamu sering melakukan day trading, rasio 1:1,5 mungkin cukup realistis karena pergerakan harga harian terbatas. Namun untuk swing trading atau posisi jangka menengah, targetkan 1:2 atau lebih.
4. Perhatikan win rate historis
Semakin rendah tingkat kemenangan (win rate), semakin besar rasio reward yang dibutuhkan agar strategi tetap untung.
Contoh simulasi:
- Win rate 40% → butuh rasio minimal 1:2,5 untuk tetap profit.
- Win rate 50% → cukup dengan 1:2.
- Win rate 60% → bisa pakai 1:1,5.
Menurut Corporate Finance Institute, keseimbangan antara win rate dan rasio reward adalah fondasi utama manajemen risiko jangka panjang.
Cara Mengatur Posisi Berdasarkan Risk-Reward
1. Tentukan level entry, target, dan stop loss sejak awal
Sebelum beli saham, tentukan tiga hal:
- Entry point → titik masuk logis berdasarkan analisis teknikal.
- Stop loss → level harga di mana kamu siap keluar jika analisa salah.
- Target profit → level harga untuk ambil untung sesuai rasio ideal.
Contoh:
- Entry di Rp5.000
- Stop loss di Rp4.800 (risk = Rp200)
- Target profit di Rp5.400 (reward = Rp400)
Rasio 1:2, artinya risk tetap proporsional terhadap potensi reward.
2. Gunakan position sizing
Position sizing menentukan seberapa besar modal yang dialokasikan untuk satu transaksi berdasarkan toleransi risiko.
Rumus umum:
Ukuran Posisi = (Persentase Risiko x Total Modal) ÷ (Risk per Share)
Contoh: Modal Rp100 juta, risiko per transaksi 2%, dan stop loss Rp200 per saham → (2% x 100.000.000) ÷ 200 = 1.000 lembar saham.
Dengan perhitungan ini, kerugian maksimal tetap terkendali di Rp2 juta per transaksi.
3. Pastikan rasio seimbang antar transaksi
Jangan hanya fokus pada satu setup. Pastikan semua trade dalam portofolio memiliki rasio risk-reward konsisten. Hal ini menjaga stabilitas kinerja dan menghindari lonjakan kerugian besar dari satu posisi gagal.
4. Gunakan trailing stop untuk optimalkan reward
Trailing stop otomatis mengunci profit saat harga bergerak sesuai arah yang diinginkan. Misalnya, setelah harga naik 5%, geser stop loss ke titik impas (break-even) agar risiko nol. Jika harga naik 10%, geser lagi untuk mengamankan sebagian keuntungan.
Simulasi Real Case
Bayangkan dua trader dengan modal sama: Rp50 juta.
| Trader | Win Rate | Rasio Risk-Reward | Rata-rata Hasil per Trade | Hasil Akhir (10 trade) |
|---|---|---|---|---|
| A | 60% | 1:1 | +Rp3 juta | Rp3 juta |
| B | 40% | 1:3 | +Rp4 juta | Rp8 juta |
Meski Trader B kalah lebih sering, ia tetap unggul karena reward jauh lebih besar dibanding risiko tiap kali menang.
Inilah kekuatan manajemen risiko berbasis rasio, bukan seberapa sering benar, tapi seberapa besar kamu untung ketika benar.
Kesalahan Umum Saat Mengatur Risk-Reward
1. Masuk tanpa hitung rasio terlebih dahulu
Trader pemula sering membeli saham hanya karena harga terlihat murah, tanpa menghitung potensi rugi dan untung.
2. Mengabaikan stop loss
Tidak disiplin menutup posisi saat rugi justru menghancurkan keseimbangan rasio.
3. Menargetkan profit tidak realistis
Target yang terlalu jauh membuat rasio terlihat bagus di kertas, tapi sulit tercapai secara real.
4. Terlalu sering ubah rencana
Memindahkan stop loss atau target tanpa alasan teknikal mengubah seluruh struktur risk-reward.
Kesimpulan
Menetapkan risk reward seimbang adalah fondasi dari strategi trading yang sehat. Dengan menghitung rasio ideal, mengatur ukuran posisi dengan tepat, dan disiplin mengeksekusi rencana, trader bisa menjaga modal sekaligus membangun pertumbuhan konsisten.
Saatnya merancang strategi tradingmu dengan kalkulasi otomatis, dari stop loss, take profit, hingga analisis rasio risiko.
Lihat grafik real-time dan simulasi langsung untuk melatih keputusan trading lebih presisi. Gunakan aplikasi Gotrade yang lengkap, aman, dan praktis dipakai!
Dengan modal $1 saja, kamu sudah bisa beli saham AS populer. Download aplikasi sekarang!
FAQ
1. Apa rasio risk-reward terbaik untuk trader pemula?
Minimal 1:2 agar potensi keuntungan dua kali lipat dari risiko yang diambil.
2. Apakah risk-reward bisa berubah seiring kondisi pasar?
Ya, volatilitas dan tren pasar bisa membuat target dan batas risiko perlu disesuaikan secara dinamis.
3. Bagaimana jika rasio bagus tapi akurasi rendah?
Selama disiplin menjaga rasio minimal 1:2, strategi tetap bisa menghasilkan profit jangka panjang meski win rate hanya 40–50%.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











