Akhir tahun adalah waktu terbaik untuk melihat kembali bagaimana performa keuangan dan portofolio kamu sepanjang 2025. Evaluasi ini penting karena menjadi dasar dalam menyusun rencana investasi 2026 yang lebih matang, realistis, dan sesuai tujuan finansialmu.
Banyak investor yang menyiapkan strategi khusus menjelang tahun baru, mulai dari menentukan target return, memilih alokasi aset, hingga menetapkan strategi investasi bulanan.
Jika kamu ingin memulai 2026 dengan lebih terarah, rencana investasi harus disusun berdasarkan data dan evaluasi tahun sebelumnya, bukan sekadar asumsi. Dengan pendekatan yang terukur, kamu bisa membangun portofolio yang lebih kuat dan siap menghadapi kondisi pasar yang dinamis.
Cara Evaluasi Kinerja Portofolio 2025
Evaluasi adalah pondasi dari setiap perencanaan investasi. Kamu tidak bisa memilih strategi baru tanpa mengetahui apa yang berhasil dan tidak berhasil tahun sebelumnya.
1. Tinjau total return 2025 dan bandingkan dengan target awal
Pertanyaan penting:
- Apakah portofolio mencapai target return tahun ini?
- Apakah kinerjanya di bawah pasar?
- Apakah volatilitas portofolio terlalu tinggi?
Mengutip FINRA, mengetahui actual return vs expected return adalah langkah pertama dalam menyusun strategi investasi baru karena membantu menyesuaikan target yang realistis untuk tahun berikutnya.
2. Evaluasi alokasi aset sepanjang tahun
Periksa apakah komposisinya masih sesuai rencana:
- Saham
- ETF indeks
- Sektor tertentu (AI, energi bersih, healthcare)
- Cash posisi
Apakah ada sektor yang mendominasi terlalu besar? Apakah risiko portofolio meningkat tanpa disadari?
3. Identifikasi aset yang tidak efektif
Aset tidak efektif bukan hanya yang merugi, tetapi juga:
- Stagnan sepanjang tahun
- Tidak sejalan dengan tujuan investasi
- Terlalu volatile untuk profil risiko kamu
Menurut CFA Institute, banyak investor institusi melakukan “year-end cleanup” untuk menghapus aset tidak efektif agar portofolio lebih efisien memasuki tahun baru.
Menentukan Target Return untuk 2026
Setelah evaluasi selesai, langkah berikutnya adalah menentukan target investasi yang realistis.
1. Gunakan data historis untuk menentukan target yang masuk akal
Target tidak harus agresif. Banyak investor menetapkan kisaran:
- 6 sampai 10 persen untuk strategi konservatif
- 10 sampai 15 persen untuk strategi moderat
- 15 persen untuk strategi agresif
Target harus sejalan dengan profil risiko dan horizon waktu.
2. Gunakan benchmark seperti S&P 500 atau Nasdaq 100
Benchmark membantumu membandingkan performa, bukan meniru.
Contoh:
- Jika S&P 500 naik 12 persen, kamu bisa menargetkan angka mendekati itu.
- Jika portofolio kamu jauh di bawah benchmark, strategi 2026 harus disesuaikan.
Menentukan Alokasi Aset untuk Rencana Investasi 2026
Alokasi aset adalah inti dari rencana investasi tahunan.
1. Tetapkan komposisi berdasarkan profil risiko
Contoh referensi:
- Konservatif: 50 persen ETF indeks, 30 persen saham stabil, 20 persen cash
- Moderat: 60 persen saham/ETF, 30 persen sektor bertumbuh, 10 persen cash
- Agresif: 70 sampai 80 persen saham growth dan teknologi
Alokasi harus fleksibel mengikuti perubahan ekonomi.
2. Pilih ETF sebagai fondasi utama portofolio
ETF inti (core ETF) penting untuk stabilitas.
Contoh ETF inti:
ETF inti cocok sebagai dasar rencana investasi jangka panjang.
3. Tambahkan aset satelit untuk pertumbuhan
Aset satelit membantu meningkatkan potensi return.
Contoh aset satelit:
- Saham AI dan semikonduktor
- Perusahaan cloud computing
- ETF sektor tertentu seperti teknologi atau healthcare
Strategi core satellite sangat efektif untuk investasi tahunan.
4. Tentukan berapa persen cash yang perlu disimpan
Cash berguna untuk:
- Menangkap peluang saat pasar turun
- Mengurangi risiko di kondisi tidak pasti
Cash position 10 sampai 20 persen biasanya cukup fleksibel.
Menyusun Strategi Investasi Bulanan untuk 2026
Rencana investasi tidak lengkap tanpa strategi eksekusi bulanan.
1. Terapkan DCA sebagai strategi utama
DCA membantu kamu:
- Tetap disiplin
- Mengurangi risiko beli di puncak
- Menjaga momentum pertumbuhan jangka panjang
Tentukan nominal DCA yang sesuai cash flow 2026.
2. Buat watchlist berdasarkan tren 2025
Contoh sektor potensial:
- AI dan machine learning
- Semikonduktor
- Energi terbarukan
- Kesehatan dan biotek
Watchlist membuat eksekusi lebih cepat dan terarah.
3. Set jadwal evaluasi bulanan dan kuartalan
Gunakan struktur ini:
- Evaluasi portofolio setiap akhir bulan
- Rebalancing setiap kuartal
- Penyesuaian target jika kondisi ekonomi berubah
Konsistensi adalah kunci keberhasilan investasi tahunan.
Kesimpulan
Menyusun rencana investasi 2026 harus dimulai dari evaluasi menyeluruh terhadap kondisi keuangan dan performa portofolio 2025.
Dengan menentukan target return yang realistis, memilih alokasi aset yang sesuai profil risiko, menjadikan ETF inti sebagai fondasi, serta menyiapkan strategi bulanan yang konsisten, kamu dapat membangun portofolio yang lebih kuat dan siap menghadapi tahun baru.
Perencanaan yang terstruktur akan membantu kamu memanfaatkan peluang pasar 2026 dengan lebih percaya diri.
Mulai rencana investasi 2026 kamu sekarang. Beli saham dan ETF AS di aplikasi Gotrade Indonesia.
Mulai dari US$1 dan manfaatkan fitur trading 24 jam/5 hari untuk strategi awal tahunmu.
FAQ
1. Apa langkah pertama membuat rencana investasi 2026?
Mulai dengan evaluasi portofolio dan arus kas 2025.
2. Berapa target return yang ideal untuk 2026?
Tergantung profil risiko, biasanya 6 sampai 15 persen per tahun.
3. Mengapa ETF cocok sebagai fondasi portofolio?
Karena ETF memberi diversifikasi instan dan risiko lebih stabil.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











