Setiap trader dan investor pasti ingin tahu posisi pasar saat ini: apakah sedang naik, turun, atau stagnan. Inilah pentingnya memahami market regime, yaitu kondisi atau fase dominan yang menggambarkan arah utama pergerakan harga di pasar saham.
Dengan mengetahui market regime, kamu bisa menyesuaikan strategi investasi dan manajemen risiko agar lebih efektif. Strategi yang sukses di pasar bullish belum tentu cocok di pasar bearish atau sideways.
Makanya, Gotrade akan membahas definisi, ciri, serta strategi terbaik di tiap fase pasar agar kamu bisa beradaptasi dengan lebih cerdas.
Definisi Market Regime
Market regime adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan fase atau karakteristik utama pergerakan pasar dalam periode tertentu.
Melansir Quant Matter, market regime membantu trader mengidentifikasi apakah pasar sedang trending (bullish/bearish) atau non-trending (sideways) sehingga bisa menyesuaikan gaya trading dan ekspektasi risiko.
Biasanya, identifikasi dilakukan menggunakan indikator tren seperti moving average, volatilitas harga, dan trend filter seperti ADX (Average Directional Index) untuk menilai kekuatan tren.
Dengan memahami market regime, investor tidak perlu menebak-nebak arah pasar; cukup sesuaikan strategi dengan kondisi yang sedang terjadi.
Jenis dan Ciri Fase Market Regime
1. Fase Bullish
Fase bullish ditandai dengan tren harga yang naik secara konsisten, volume beli tinggi, dan sentimen pasar positif.
Ciri-ciri utama:
- Harga berada di atas garis MA 50 dan MA 200.
- RSI stabil di area 50–70.
- Volume meningkat saat harga naik.
- Berita ekonomi cenderung optimistis (misalnya suku bunga rendah, laba korporasi meningkat).
Strategi yang cocok:
- Fokus pada growth stock dan momentum strategy.
- Gunakan buy on dip, yaitu membeli saat koreksi kecil dalam tren naik.
- Hindari terlalu cepat menjual; biarkan tren bekerja untukmu.
Contoh: Melansir CNBC Markets, fase bullish pasca-krisis 2020 membuat indeks Nasdaq naik lebih dari 40% karena kombinasi suku bunga rendah dan dorongan sektor teknologi.
2. Fase Bearish
Fase bearish terjadi saat pasar terus mengalami tekanan jual dan sentimen negatif mendominasi. Harga cenderung turun di bawah moving average utama.
Ciri-ciri utama:
- Harga di bawah MA 200 dan tren menurun konsisten.
- Volume jual meningkat.
- RSI sering berada di bawah 40.
- Investor mulai mengalihkan dana ke aset aman (obligasi, emas, atau USD).
Strategi yang cocok:
- Gunakan strategi defensif: fokus pada saham dengan fundamental kuat dan dividen stabil.
- Terapkan short-term trading di saham oversold dengan rebound potensial.
- Manfaatkan stop loss ketat untuk menjaga modal.
Contoh: Pada tahun 2022, pasar saham AS memasuki bear market akibat kenaikan suku bunga cepat oleh The Fed. Saham teknologi turun tajam, sementara sektor energi justru bertahan lebih baik.
3. Fase Sideways
Fase sideways adalah periode ketika harga bergerak dalam kisaran terbatas tanpa tren jelas. Fase ini sering muncul setelah tren panjang, ketika pasar mencari arah baru.
Ciri-ciri utama:
- Harga bergerak di antara support dan resistance kuat.
- ADX < 20 menandakan lemahnya tren.
- Volume rendah dan volatilitas menurun.
Strategi yang cocok:
- Gunakan range trading: beli di area support, jual di resistance.
- Hindari posisi jangka panjang.
- Gunakan indikator oscillator seperti RSI dan Stochastic untuk mendeteksi area jenuh beli/jenuh jual.
Contoh: Menurut Reuters, pasar saham Asia sempat bergerak sideways sepanjang kuartal pertama 2023 akibat ketidakpastian kebijakan moneter global, sebelum akhirnya melanjutkan tren naik di paruh kedua.
Cara Mengidentifikasi Market Regime Secara Praktis
1. Gunakan Moving Average Cross
Salah satu metode paling populer adalah melihat persilangan antara MA 50 dan MA 200.
- Golden Cross (MA 50 > MA 200) → sinyal bullish.
- Death Cross (MA 50 < MA 200) → sinyal bearish.
Jika tidak ada persilangan dan harga bergerak datar di antara dua garis, kemungkinan besar pasar sedang sideways.
2. Amati Perubahan Volatilitas
Indikator seperti ATR (Average True Range) bisa menunjukkan tingkat volatilitas pasar.
- ATR meningkat = tren kuat (bullish/bearish).
- ATR menurun = pasar datar atau sideways.
3. Pantau Indeks Sentimen Pasar
Gunakan data seperti VIX (Volatility Index) untuk menilai ketakutan pasar.
- VIX rendah (di bawah 20) → biasanya fase bullish.
- VIX tinggi (di atas 30) → pasar cenderung bearish atau bergejolak.
4. Gunakan Trend Filter
Beberapa trader profesional menggunakan trend filter berbasis model statistik atau algoritma untuk mengklasifikasikan market regime secara otomatis. Namun, untuk investor ritel, kombinasi indikator sederhana seperti MA, volume, dan RSI sudah cukup efektif.
Strategi Investasi di Tiap Fase Pasar
Fase Bullish
- Naikkan proporsi saham dalam portofolio.
- Manfaatkan DCA (Dollar-Cost Averaging) untuk memperbesar posisi.
- Fokus pada sektor pertumbuhan seperti teknologi dan consumer discretionary.
Fase Bearish
- Kurangi eksposur saham berisiko tinggi.
- Alihkan sebagian ke sektor defensif seperti healthcare atau utilities.
- Simpan sebagian kas untuk memanfaatkan koreksi besar.
Fase Sideways
- Gunakan strategi swing trading dengan posisi kecil.
- Prioritaskan saham yang konsisten membayar dividen.
- Hindari leverage tinggi karena arah pasar tidak jelas.
Kesimpulan
Memahami market regime membantu kamu menyesuaikan strategi sesuai arah pasar, bukan melawannya. Baik di fase bullish, bearish, maupun sideways, kunci suksesnya adalah adaptasi dan disiplin.
Dengan mengenali tanda-tandanya, kamu bisa mengambil keputusan investasi lebih logis dan menghindari kesalahan emosional.
Pantau tren pasar global secara real-time, melihat pergerakan indeks utama, dan menyesuaikan portofolio hanya dalam satu aplikasi. Download Gotrade dan kendalikan strategimu sesuai kondisi market regime yang sedang berlangsung!
FAQ
1. Apakah market regime bisa berubah cepat?
Ya, terutama saat ada perubahan kebijakan ekonomi besar atau krisis geopolitik.
2. Apakah investor pemula perlu memantau market regime?
Sangat perlu, karena ini membantu menentukan strategi investasi yang sesuai profil risiko.
3. Apa indikator paling mudah untuk mendeteksi market regime?
Moving Average (MA) dan ADX adalah dua indikator paling sederhana dan efektif.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











