Trader profesional tahu bahwa pasar tidak bergerak secara acak. Pergerakan harga sering kali dikendalikan oleh area tertentu di mana order besar institusional menumpuk. Area ini disebut liquidity zone saham, dan memahami konsepnya dapat meningkatkan akurasi entry serta manajemen risiko kamu.
Dalam trading berbasis price action, liquidity zone adalah area penting yang menjadi titik tarik bagi harga, tempat di mana supply dan demand saling bertemu.
Kali ini, Gotrade akan membantumu mengenali cara menemukan area likuiditas, kaitannya dengan order block, serta strategi entry yang efektif menggunakan pendekatan supply-demand.
Apa Itu Liquidity Zone Saham?
Liquidity zone saham adalah area harga di mana banyak order beli atau jual tertahan, sehingga menciptakan konsentrasi likuiditas tinggi.
Area ini biasanya muncul di sekitar level penting seperti support, resistance, atau area konsolidasi sebelum breakout besar.
Melansir Investopedia, zona likuiditas terbentuk karena adanya akumulasi dan distribusi ketika institusi besar menempatkan posisi mereka secara bertahap agar tidak mengganggu pergerakan harga.
Zona ini kemudian menjadi magnet bagi harga karena banyak trader ritel meletakkan stop loss, pending order, atau take profit di area yang sama.
Hubungan Liquidity Zone dengan Order Block
Konsep order block erat kaitannya dengan liquidity zone. Order block adalah area di mana institusi besar memulai posisi besar mereka, yang kemudian mendorong arah harga baru.
Biasanya, order block terbentuk setelah periode konsolidasi candle atau base, diikuti dengan pergerakan tajam (impulsive move), dikutip dari Lux.
Setelah harga menjauh, area itu menjadi liquidity zone karena banyak trader menunggu retest untuk entry di sana.
Contoh sederhana: Jika harga saham Apple (AAPL) naik tajam dari $170 ke $180 setelah konsolidasi di $172–$174, area $172–$174 bisa dianggap sebagai order block buy atau liquidity zone yang akan diuji ulang di kemudian hari.
Cara Mengidentifikasi Liquidity Zone di Chart
1. Cari Area dengan Volume Tinggi
Volume besar di satu level harga menandakan banyak aktivitas transaksi, tanda adanya likuiditas tinggi. Kamu bisa menggunakan indikator Volume by Price untuk melihat level dengan volume dominan.
Contoh:
Saham NVIDIA (NVDA) turun dari $480 ke $420, lalu naik lagi ke $470 setelah retest area $420–$430 dengan volume tinggi. Area itu menjadi liquidity zone buy yang bisa dimanfaatkan untuk entry.
2. Amati Area Konsolidasi Sebelum Breakout
Zona di mana harga sempat bergerak sideways sebelum breakout sering menjadi tempat institusi membangun posisi. Saat harga kembali ke area tersebut, reaksi kuat biasanya terjadi.
Tips: Tandai 2–3 candle sebelum breakout besar sebagai potensi liquidity zone.
3. Identifikasi Sumbu Panjang (Wick)
Candle dengan wick panjang di satu level menandakan adanya liquidity grab, di mana harga sempat menyapu order stop loss sebelum berbalik arah. Ini ciri khas area dengan banyak likuiditas.
4. Gunakan Timeframe Lebih Tinggi
Zona likuiditas pada timeframe harian atau mingguan biasanya lebih kuat daripada timeframe kecil seperti 5 menit atau 15 menit. Gunakan analisis multi-timeframe untuk memperkuat konfirmasi entry.
5. Perhatikan Reaksi Harga Setelah Retest
Jika harga kembali ke area sebelumnya dan muncul candle rejection (seperti pin bar atau engulfing pattern), besar kemungkinan area tersebut merupakan liquidity zone valid.
Strategi Entry Berdasarkan Supply dan Demand
Entry di Area Retest Liquidity Zone
Tunggu harga melakukan retest ke area likuiditas (baik demand zone untuk buy maupun supply zone untuk sell). Entry dilakukan setelah muncul candle konfirmasi, seperti bullish engulfing atau reversal pin bar.
Entry Setelah Liquidity Grab
Harga sering melakukan false breakout untuk mengambil likuiditas (menghentikan stop loss trader ritel) sebelum bergerak ke arah sebenarnya. Trader berpengalaman akan menunggu pola ini untuk mendapatkan entry yang presisi.
Langkahnya:
- Tandai area high/low signifikan.
- Tunggu breakout palsu (wick panjang tanpa follow-up candle).
- Entry di arah sebaliknya setelah candle konfirmasi muncul.
Kombinasikan dengan Struktur Order Block
Jika liquidity zone bertepatan dengan order block, peluang entry lebih kuat. Ini menunjukkan bahwa area tersebut bukan sekadar level teknikal, tetapi benar-benar titik akumulasi atau distribusi institusional.
Setup ideal:
- Harga retest area order block.
- Volume tinggi dengan candle rejection.
- Entry kecil dulu (scaling in), tambah posisi setelah konfirmasi tren.
Gunakan Rasio Risk-Reward yang Sehat
Pasang stop loss di luar zona likuiditas untuk menghindari stop hunt, dan targetkan risk-reward ratio minimal 1:2 agar strategi tetap menguntungkan meski beberapa setup gagal.
Hindari Entry saat Volume Melemah
Jika harga mendekati zona supply-demand tetapi volume menurun, hindari entry karena kemungkinan besar itu hanya pullback lemah tanpa momentum nyata.
Kesimpulan
Liquidity zone saham membantu trader mengenali di mana pasar benar-benar aktif, yaitu area di mana institusi besar masuk, bukan sekadar reaksi ritel.
Dengan memahami struktur order block, volume, dan price action, kamu bisa menempatkan entry lebih presisi dan mengurangi risiko false breakout.
Gunakan Gotrade untuk menganalisis grafik saham global dengan data real-time, menemukan area likuiditas potensial, dan menguji strategi entry berbasis supply-demand secara langsung dari satu platform modern.
FAQ
1. Apakah liquidity zone sama dengan support-resistance?
Tidak. Support-resistance adalah garis harga statis, sedangkan liquidity zone mencakup area di mana terdapat konsentrasi besar order dan volume.
2. Bagaimana cara membedakan liquidity zone valid dan palsu?
Gunakan volume tinggi, wick panjang, serta konfirmasi candle penolakan di timeframe besar.
3. Apakah konsep liquidity zone bisa dipakai di semua instrumen?
Ya. Konsep ini berlaku di saham, forex, dan kripto karena prinsip likuiditas dan order flow sama.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











