Banyak trader gagal bukan karena strategi mereka buruk, tetapi karena tidak punya rencana yang jelas sebelum masuk pasar. Tanpa arah, keputusan trading cenderung emosional, impulsif, dan sulit dievaluasi.
Karena itu, memiliki trading plan saham yang terukur dan realistis menjadi fondasi penting bagi siapa pun yang ingin bertahan lama di dunia pasar modal.
Melalui artikel ini, Gotrade akan menjelaskan tujuh langkah utama membuat trading plan profesional, mulai dari perencanaan strategi hingga evaluasi performa, agar kamu bisa menjaga disiplin, konsistensi, dan profitabilitas jangka panjang.
Langkah Membuat Trading Plan Saham Profesional
1. Tentukan tujuan dan gaya trading
Langkah pertama adalah memahami apa tujuanmu trading: Apakah untuk penghasilan tambahan, atau membangun portofolio jangka panjang?
Tujuan ini akan menentukan gaya trading yang sesuai:
- Day trading: Buka-tutup posisi dalam satu hari, cocok bagi yang aktif memantau pasar.
- Swing trading: Menahan posisi beberapa hari hingga minggu, ideal bagi pekerja kantoran.
- Position trading: Fokus pada tren jangka panjang dengan frekuensi transaksi lebih sedikit.
Menurut Investopedia, trader profesional selalu menyesuaikan strategi dengan waktu luang, toleransi risiko, dan modal yang dimiliki.
2. Tentukan pasar dan instrumen yang diperdagangkan
Trading plan yang efektif tidak bisa asal pilih saham. Fokuslah pada sejumlah kecil saham atau sektor yang kamu pahami karakteristiknya.
Contoh:
- Saham blue chip untuk tren stabil (BBCA, UNVR, TLKM).
- Saham sektor teknologi untuk volatilitas tinggi (GOTO, BUKA).
Kamu juga bisa menambahkan instrumen global seperti ETF atau saham AS lewat aplikasi Gotrade, untuk diversifikasi lebih luas.
Klik tombol di bawah untuk download aplikasinya di Play Store atau App Store, lalu mulai investasi!
3. Rancang aturan entry dan exit
Trading plan harus berisi kriteria masuk dan keluar posisi yang objektif.
Ini membantu kamu menghindari keputusan berdasarkan emosi atau rumor pasar.
Contoh aturan entry:
- Beli ketika harga menembus resistance dengan volume tinggi.
- Beli ketika RSI < 40 dan muncul bullish divergence.
Contoh aturan exit:
- Jual ketika harga menyentuh target profit 2× dari risiko awal.
- Jual jika stop loss kena atau muncul sinyal reversal pada indikator MACD.
Tips: Gunakan pendekatan risk-reward ratio minimal 1:2, artinya risiko kerugian 1% harus berpotensi memberi imbal hasil 2%.
4. Tetapkan aturan manajemen keuangan
Tanpa pengelolaan modal yang baik, strategi sehebat apa pun akan gagal.
Aturan manajemen keuangan menentukan berapa besar dana yang boleh kamu pertaruhkan di setiap transaksi.
Rumus umum:
Risk per trade = Total Modal × Persentase Risiko
Contoh: Jika modal kamu Rp100 juta dan risiko per transaksi 2%, maka maksimal kerugian per posisi = Rp2 juta.
Gunakan position sizing untuk menghitung jumlah lot berdasarkan stop loss.
Misalnya, jika jarak stop loss Rp100 dan kamu ingin risiko Rp2 juta, maka jumlah saham = 20 lot (2.000.000 / 100).
5. Rencanakan risiko harian dan mingguan
Trader profesional tidak hanya menghitung risiko per transaksi, tetapi juga risiko kumulatif harian/mingguan.
Aturan umum:
- Risiko maksimal harian = 4–5% dari total modal.
- Risiko mingguan = maksimal 10%.
Jika batas ini tercapai, hentikan trading sementara dan lakukan evaluasi. Langkah ini mencegah kamu mengalami kerugian beruntun akibat overtrading atau keputusan emosional.
6. Buat jurnal trading harian
Sebuah trading plan saham tidak akan lengkap tanpa jurnal. Jurnal berfungsi mencatat setiap transaksi, alasan entry/exit, dan hasilnya, sehingga kamu bisa belajar dari pola keberhasilan maupun kesalahan.
Catat hal-hal berikut:
- Tanggal transaksi dan saham yang diperdagangkan.
- Alasan entry (indikator, pola harga, berita).
- Level entry, target profit, stop loss.
- Hasil akhir (profit/loss) dan catatan emosi.
Trader yang rutin mencatat dan meninjau hasilnya cenderung 40% lebih disiplin dalam eksekusi rencana dibanding yang tidak.
7. Lakukan evaluasi rutin
Langkah terakhir dan paling penting adalah evaluasi performa secara berkala. Evaluasi bukan sekadar menghitung berapa kali untung atau rugi, tetapi memahami mengapa hasil itu terjadi.
Buat laporan bulanan yang mencakup:
- Persentase profit/loss rata-rata.
- Rasio win rate dan risk-reward.
- Pola kesalahan (terlambat entry, keluar terlalu cepat, dll).
Hasil evaluasi inilah yang membantu kamu memperbaiki strategi agar makin efisien.
Trader profesional menganggap trading plan bukan dokumen tetap, melainkan alat dinamis yang terus disempurnakan berdasarkan pengalaman dan data.
Kesimpulan
Membangun trading plan saham adalah langkah penting untuk menjaga disiplin dan konsistensi di pasar. Dengan menetapkan aturan entry, exit, manajemen risiko, serta evaluasi rutin, kamu bisa mengubah pendekatan spekulatif menjadi strategi yang terukur dan profesional.
Ingat, tujuan utama trading bukan mencari profit instan, melainkan bertahan dan berkembang secara konsisten.
Mulailah membangun trading plan-mu sekarang, dan jika ingin mempraktikkannya di pasar global, kamu bisa melakukannya lewat Gotrade!
FAQ
1. Apakah trading plan perlu diubah setiap kali rugi?
Tidak selalu. Evaluasi dulu apakah kerugian terjadi karena kesalahan eksekusi atau karena kondisi pasar berubah.
2. Berapa rasio risk-reward ideal untuk trader saham?
Minimal 1:2. Semakin besar perbandingan reward dibanding risiko, semakin efisien rencana trading kamu.
3. Apa manfaat utama jurnal trading?
Untuk melacak performa objektif, mengidentifikasi pola kesalahan, dan memperbaiki strategi di masa depan.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.
