5 Kesalahan Fatal Investor Pemula saat Bull Market dan Cara Hindari

Ketika pasar saham bergerak naik terus, banyak orang berbondong-bondong ikut berinvestasi dengan harapan cepat untung. Namun di momen seperti ini, banyak kesalahan investor pemula yang muncul, mulai dari keputusan impulsif hingga rasa percaya diri berlebihan.

Fenomena euforia pasar bisa membuat siapa pun kehilangan logika investasi dan terjebak dalam keputusan emosional.

Gotrade akan membantu kamu mengenali kesalahan paling umum yang dilakukan pemula di tengah bull market, serta cara menjaga rasionalitas agar tetap aman dan konsisten.

Kesalahan Umum yang Sering Dilakukan Investor Pemula

1. FOMO (Fear of Missing Out) – Takut Ketinggalan Tren

Ketika melihat orang lain membagikan keuntungan besar di media sosial, banyak investor pemula ikut membeli saham tanpa riset.

Mereka takut ketinggalan momentum kenaikan harga.

Ciri-ciri FOMO:

  • Membeli saham yang sudah naik tinggi karena takut ketinggalan.
  • Tidak memiliki alasan rasional selain karena banyak yang beli.
  • Masuk di harga puncak dan panik ketika harga terkoreksi sedikit.

Contoh: Saham teknologi naik 30% dalam sebulan, dan investor baru langsung masuk di harga tertinggi. Beberapa hari kemudian harga turun 10%, dan mereka buru-buru jual rugi.

Cara mengatasinya:

  • Jangan beli hanya karena hype. Cek rasio valuasi dan fundamental perusahaan.
  • Buat aturan pribadi: hanya beli saham dengan analisis dan alasan jelas.
  • Gunakan sistem entry bertahap (scaling in) agar risiko lebih terukur.

Menurut Investopedia, FOMO adalah penyebab utama overtrading pada investor baru, terutama di periode pasar bullish yang terlalu optimistis.

2. Overtrading – Terlalu Aktif Mengejar Keuntungan

Dalam euforia pasar, banyak investor berpikir semakin sering transaksi, semakin besar peluang untung.

Padahal, terlalu sering keluar-masuk pasar justru menimbulkan biaya besar dan keputusan yang tidak rasional.

Tanda kamu overtrading:

  • Membuka banyak posisi dalam sehari tanpa analisis matang.
  • Tidak punya rencana entry/exit yang jelas.
  • Membeli saham hanya karena naik hari itu.

Risiko overtrading:

  • Biaya transaksi meningkat signifikan.
  • Mudah kelelahan mental (emotional fatigue).
  • Sulit fokus pada strategi jangka panjang.

Cara mengatasinya:

  • Batasi jumlah transaksi harian atau mingguan.
  • Evaluasi hasil trading setiap minggu, bukan setiap jam.
  • Gunakan indikator teknikal sederhana seperti volume dan moving average untuk validasi keputusan.

Ingat, trading yang terlalu sering bukan tanda produktif, justru tanda kurang disiplin.

3. Overconfidence – Terlalu Percaya Diri Setelah Profit

Saat semua saham naik, hampir semua investor merasa pintar. Profit besar di bull market sering membuat pemula percaya diri berlebihan dan berpikir kemampuan mereka sudah setara profesional.

Gejala overconfidence:

  • Mengabaikan manajemen risiko karena selalu untung.
  • Meningkatkan ukuran posisi tanpa perhitungan.
  • Tidak mau mendengar pendapat atau data yang bertentangan.

Contoh: Investor pemula yang berhasil cuan besar dari saham AI atau energi mulai membeli saham spekulatif tanpa analisis, yakin harga tidak akan turun.

Cara mengatasinya:

  • Catat setiap transaksi di jurnal trading untuk evaluasi obyektif.
  • Batasi risiko per posisi maksimal 2% dari modal.
  • Gunakan stop loss dan jangan ubah hanya karena yakin akan balik naik.

4. Tidak Melakukan Diversifikasi

Banyak investor pemula menaruh semua modal di satu saham populer karena melihat kenaikannya fantastis. Tapi ketika tren berbalik, seluruh portofolio ikut anjlok.

Contoh: Seluruh dana ditempatkan di saham teknologi atau komoditas karena naik tinggi, tanpa cadangan di sektor defensif seperti consumer staples atau healthcare.

Cara mengatasinya:

  • Diversifikasi minimal ke 5–7 saham dari sektor berbeda.
  • Gunakan ETF untuk eksposur lebih luas.
  • Kombinasikan saham growth dan value untuk keseimbangan jangka panjang.

Diversifikasi bukan untuk mengejar return maksimal, tapi untuk menjaga ketahanan portofolio saat pasar berubah arah.

5. Mengabaikan Valuasi dan Fundamental

Euforia pasar sering membuat investor lupa mengecek valuasi. Banyak yang membeli saham karena naik terus tanpa memperhatikan apakah harganya sudah terlalu mahal.

Cara mengatasinya:

  • Gunakan rasio P/E dan P/B untuk membandingkan harga dengan kinerja perusahaan.
  • Baca laporan keuangan, bukan hanya rumor pasar.
  • Fokus pada perusahaan dengan pertumbuhan laba dan arus kas sehat.

Investor yang disiplin terhadap valuasi memiliki peluang dua kali lipat untuk menghasilkan return konsisten dibanding mereka yang ikut arus tren pasar.

Tips Tetap Rasional Saat Pasar Bullish

  • Patuhi rencana investasi: Tetapkan target jangka panjang dan jangan ubah strategi hanya karena harga naik cepat.
  • Gunakan trailing stop: Lindungi keuntungan dengan batas otomatis agar profit tidak hilang saat pasar berbalik.
  • Jaga ekspektasi: Bull market tidak berlangsung selamanya; tetap realistis terhadap potensi koreksi.
  • Pantau indikator makro: Perhatikan inflasi, suku bunga, dan arah kebijakan bank sentral yang bisa mengubah tren pasar.
  • Gunakan aplikasi analisis modern: Platform seperti Gotrade membantu memantau saham global, nilai wajar, dan pergerakan sektor agar keputusan tetap berbasis data.

Kesimpulan

Kenaikan pasar memang menggoda, tapi justru di fase ini kesalahan investor pemula paling sering terjadi, mulai dari FOMO, overtrading, hingga overconfidence.

Dengan memahami psikologi dan manajemen risiko, kamu bisa memanfaatkan bull market secara rasional tanpa terjebak euforia sesaat.

Baca data real-time, analisis valuasi saham global, dan jaga portofolio tetap sehat di tengah perubahan pasar. Investasi bukan tentang ikut tren, tapi tentang strategi yang konsisten dan disiplin.

Yuk, trading dan investasi dengan bijak lewat aplikasi Gotrade, cukup mulai dengan $1!

FAQ

1. Mengapa banyak pemula justru rugi di bull market?

Karena mereka masuk tanpa strategi dan terbawa euforia harga naik tanpa perhitungan risiko.

2. Apakah aman ikut tren saham yang sedang ramai?

Aman jika dilakukan dengan analisis dan manajemen risiko, bukan karena dorongan emosi atau media sosial.

3. Kapan waktu terbaik untuk ambil untung di bull market?

Gunakan trailing stop atau target profit objektif berdasarkan data teknikal dan valuasi.

Disclaimer

PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Artikel terkait

Dipercaya

lebih dari

1M+

Trader di Indonesia 🌏

Keamananmu adalah prioritas kami 🔒

Gotrade terdaftar & diawasi

KominfoOJKSOCFintech Indonesia

Penghargaan atas kinerja dan inovasi terdepan!🏅

 

Benzinga Global Fintech Awards 2024
Five Star Award 2024
Trusted Award 2024
Highest Combined 2022
Mockup Two Phones

Trading Lebih Cepat. Lebih Mudah. Lebih Cerdas.

#ReadyGoTrade

Gotrade Green Logo Top Left
AppLogo

Gotrade