Break Even Point (BEP) adalah titik yang menggambarkan suatu keadaan di mana harga beli saham sama dengan harga jual saham sehingga investor mendapatkan hasil yang sama dengan biaya yang dikeluarkan untuk membeli saham.
Ketika membeli saham luar negeri misalnya, menghitung Break Even Point (BEP) diperlukan untuk mengidentifikasi saham yang dapat memberikan keuntungan lebih dari harga beli saham, sehingga investor tidak rugi dalam berinvestasi meskipun tidak berhasil meraih keuntungan.
Menghitung BEP sangat penting dalam melakukan investasi saham, apalagi saham yang tingkat risikonya tinggi dan sering mengalami fluktuasi harga seperti saham Amerika. Aturan utama dalam investasi adalah untuk mencegah kehilangan uang, seperti dikatakan oleh Warren Buffett “The first rule of an investment is don't lose [money]. And the second rule of an investment is don’t forget the first rule. And that's all the rules there are”. Dengan demikian, Anda tentu perlu menghitung BEP untuk mengetahui potensi keuntungan saham yang akan Anda pilih.
Rumus Break Even Point untuk Saham Individu di Pasar AS
Secara umum, BEP tercapai ketika biaya produksi perusahaan sama dengan harga jual produksinya. Maka, misalnya, ketika membeli saham* Amerika, investor saham perlu mempelajari laporan keuangan perusahaan yang menerbitkan saham untuk mengetahui aspek-aspek berikut.
1. Total Purchase Cost atau Biaya Penjualan
Yakni biaya-biaya yang dikeluarkan dalam membeli saham, yaitu biaya beli saham itu sendiri, pajak, dan biaya jasa broker (perantara transaksi jual-beli saham) atau biaya aplikasi/platform
2. Total Selling Cost atau Biaya Pembelian
Yakni biaya-biaya yang dikeluarkan dalam menjual saham, yaitu biaya proses penjualan saham, pajak penghasilan (PPh), dan biaya jasa broker/aplikasi/platform.
- Number of Shares atau Jumlah Saham yang Dibeli
Yakni banyaknya saham yang dibeli, seperti 1 lot (100 lembar).
Biaya beli, biaya jual, dan jumlah saham yang dibeli, membentuk rumus penghitungan BEP sebagai berikut.:
BEP = (Biaya Beli + Biaya Jual) / Jumlah Saham yang Dibeli
Contoh Penghitungan BEP untuk Saham Individu di Pasar AS
Misalkan, Anda membeli 100 lembar saham perusahaan X dengan harga Rp15.000 per lembar saham dan biaya transaksi biaya transaksi (biaya pelaporan kepemilikan efek ke Bursa Efek Jakarta dan pajak) sebesar Rp450. Maka, rincian komponen penghitungan BEP-nya adalah sebagai berikut:
- Biaya Beli = (100 x Rp15.000) = Rp150.000
- Biaya Transaksi = Rp450
- Jumlah Saham yang Dibeli = 100 lembar
Maka, BEP-nya adalah:
= (Rp150.000 + Rp450) / 100
= Rp150.450 / 100
= 1.504,50
Jadi, untuk mencapai BEP, Anda perlu menjual saham tersebut saat harganya lebih tinggi Rp1.504,50 per lembarnya. Selain itu, perlu diingat bahwa fluktuasi pasar AS juga akan mempengaruhi Break Even Point. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan pengaruh fluktuasi pasar dan membuat strategi yang tepat untuk menghadapi fluktuasi tersebut agar dapat meminimalkan risiko.
Pengaruh Fluktuasi Pasar AS terhadap Break Even Point
Fluktuasi pasar AS memiliki dampak yang signifikan pada Break Even Point (BEP) dalam investasi saham karena perannya dalam membentuk sentimen investor yang menentukan harga beli dan harga jual saham. Dalam konteks ini, penting untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi pasar AS, dampaknya terhadap BEP, dan strategi yang dapat digunakan untuk menghadapi fluktuasi tersebut dan meminimalkan risiko kerugian dalam berinvestasi, khususnya jika Anda melakukan investasi saham Amerika.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fluktuasi Pasar AS
Beberapa faktor yang mempengaruhi fluktuasi pasar AS antara lain kondisi ekonomi global, kebijakan moneter, perubahan nilai tukar mata uang, peristiwa politik, dan faktor-faktor perusahaan seperti kinerja keuangan dan berita terkait. Ketidakpastian dan perubahan dalam faktor-faktor ini dapat menyebabkan perubahan harga saham, yang pada gilirannya akan mempengaruhi BEP.
Dampak Fluktuasi Pasar Terhadap BEP
Perubahan harga saham akibat fluktuasi pasar AS akan mempengaruhi perhitungan BEP. Jika harga saham naik, BEP akan turun, yang berarti investor perlu menjual lebih sedikit saham untuk mencapai titik impas. Sebaliknya, jika harga saham turun, BEP akan naik, sehingga investor perlu menjual lebih banyak saham untuk mencapai titik impas. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk memantau pergerakan pasar dan menyesuaikan BEP dengan perubahan harga saham.
Contoh Kasus: Perubahan Harga Saham Netflix (NTFX)
Saham Netflix (NTFX) sempat diragukan potensi keuntungannya oleh investor karena tingginya pengeluaran dan utang Netflix untuk biaya operasional, termasuk biaya belanja konten film-film berlisensi resmi dan promosi layanan.
Namun, perlahan-lahan, pasar pengguna Netflix semakin luas seiring dengan menurunnya jumlah orang yang menonton TV dari 100 juta orang ke 75 juta orang di 2012. Perluasan pasar tersebut ,menyumbang pendapatan yang setimpal dengan biaya operasional Netflix, sehingga mereka dapat mengumumkan ke publik AS bahwa keuangan perusahaan sudah cukup stabil untuk dapat membiayai operasional bisnis tanpa sokongan dana dari pihak luar. Setelah rilisnya ucapan tersebut di berita CNBC, harga saham NTFX meningkat sebanyak 8%.
Tips Memanfaatkan Break Even Point untuk Meningkatkan Keuntungan Investasi
BEP adalah kondisi ideal dalam investasi karena tidak menyebabkan kehilangan uang yang Anda keluarkan untuk investasi, dengan harga jual saham yang sesuai dengan harga belinya. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda dalam memanfaatkan Break Even Point:
1. Menentukan Harga Jual yang Optimal
Salah satu cara untuk meningkatkan keuntungan investasi adalah dengan menentukan harga jual yang optimal. Dengan memahami rumus Break Even Point untuk saham individu di pasar AS, Anda dapat menetapkan harga jual yang sesuai untuk mencapai titik impas lebih cepat dan meningkatkan potensi keuntungan.
2. Diversifikasi Portofolio Investasi
Diversifikasi portofolio investasi merupakan strategi penting untuk mengurangi risiko dan memaksimalkan keuntungan. Dengan berinvestasi pada berbagai saham dan aset, Anda dapat mengurangi dampak negatif dari fluktuasi pasar pada Break Even Point dan keuntungan Anda secara keseluruhan.
Dalam artikel ini, kita telah membahas berbagai aspek terkait Break Even Point dan evaluasi pilihan saham. Secara singkat, Break Even Point adalah titik di mana total biaya dan total pendapatan sama, sehingga tidak ada keuntungan atau kerugian. Menghitung Break Even Point sangat penting bagi investor untuk menentukan harga jual yang optimal, mengurangi biaya produksi, dan meminimalkan risiko.
Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan adalah rumus Break Even Point untuk saham individu di pasar AS. Menggunakan rumus ini, investor dapat menentukan jumlah unit yang harus dijual atau jumlah penjualan dalam dolar yang diperlukan untuk mencapai titik impas. Selain itu, investor juga perlu memahami pengaruh fluktuasi pasar AS terhadap Break Even Point. Fluktuasi pasar dapat mempengaruhi harga saham dan laba perusahaan, sehingga investor harus waspada dan siap menghadapi perubahan tersebut.
Secara keseluruhan, pemahaman yang baik tentang Break Even Point dan bagaimana menghitungnya merupakan keterampilan penting bagi investor. Ini akan membantu mereka membuat keputusan investasi yang lebih cerdas dan mengoptimalkan keuntungan mereka.
Dengan menggabungkan pengetahuan ini dengan platform investasi saham yang mudah dan terjangkau seperti Gotrade, investor dapat memanfaatkan peluang pasar saham AS dan mencapai kesuksesan finansial jangka panjang.
Optimalkan Keuntungan Investasi Saham Anda dengan Gotrade
Setelah memahami pentingnya Break Even Point dalam evaluasi pilihan saham, saatnya untuk mengoptimalkan investasi Anda. Gotrade menawarkan platform investasi saham AS yang mudah digunakan dan aman, baik untuk pemula maupun investor berpengalaman. Dengan Gotrade, Anda dapat berinvestasi dalam saham populer seperti Apple, Google, dan Netflix hanya dengan Rp15.000. Klik panduan investasi saham* Amerika untuk lebih memahami cara melakukan investasi dengan Gotrade.