Banyak pemula ingin mulai berinvestasi tetapi merasa takut mengambil langkah pertama. Bias ini dikenal sebagai fear of losing, yaitu rasa takut rugi yang membuat seseorang menunda atau bahkan menghindari investasi sepenuhnya.
Jika tidak disadari, FOL bisa membuat kamu kehilangan potensi pertumbuhan jangka panjang yang seharusnya bisa dinikmati.
Artikel ini menjelaskan apa itu fear of losing, kenapa bias ini umum terjadi, serta bagaimana cara mengatasinya agar kamu lebih percaya diri membangun portofolio.
Apa Itu Fear of Losing?
Fear of losing adalah ketakutan berlebihan terhadap kemungkinan mengalami kerugian ketika berinvestasi. Otak manusia memberi bobot lebih besar pada kerugian dibanding keuntungan dalam jumlah yang sama.
Melansir Psychology Today, bias ini juga sering disebut loss aversion, dan merupakan salah satu penyebab utama investor pemula sulit mengambil keputusan.
Dalam konteks investasi, FOL membuat seseorang terlalu fokus pada risiko jangka pendek hingga lupa bahwa pasar memiliki kecenderungan naik dalam jangka panjang.
Kenapa Fear of Losing Terjadi?
1. Fokus berlebihan pada potensi rugi
Pemula cenderung hanya melihat risiko turun tanpa mempertimbangkan peluang naik.
2. Trauma dari cerita orang lain
Cerita kerugian viral lebih mudah diingat daripada cerita orang yang berhasil.
3. Tidak paham mekanisme pasar
Tanpa pengetahuan dasar, fluktuasi kecil terlihat seperti ancaman besar.
4. Berharap kepastian 100 persen
Padahal investasi selalu memiliki risiko. Yang penting adalah mengelolanya.
5. Terpengaruh berita negatif
Headline sensational seperti “pasar jatuh”, “resesi”, atau “saham anjlok” memperkuat ketakutan.
Dampak Fear of Losing pada Investor
1. Tidak pernah mulai
Karena takut rugi, banyak orang tidak memulai sama sekali.
2. Kehilangan peluang compounding
Semakin lama menunda, semakin kecil potensi pertumbuhan jangka panjang.
3. Menyimpan semua uang dalam tabungan
Aman, tetapi sulit melawan inflasi.
4. Terlalu defensif
Investor menjadi terlalu konservatif dan tidak bisa membangun kekayaan optimal.
5. Salah mengambil keputusan saat panik
Ketakutan membuat orang justru menjual ketika harga turun, padahal pasar sedang koreksi normal.
Contoh Fear of Losing dalam Situasi Nyata
1. “Takut beli karena takut besok turun”
Padahal pasar memang selalu bergerak naik-turun setiap hari.
2. “Saya tunggu dulu sampai harganya pasti naik”
Tidak ada waktu yang benar-benar “pasti”.
3. “Nanti kalau rugi, bagaimana?”
Pertanyaan ini wajar, tetapi harus diseimbangkan dengan:
“Kalau saya tidak mulai, bagaimana dengan masa depan saya?”
4. Menunda terus meski gaji naik
FOL membuat banyak orang tetap stagnan secara finansial.
Cara Mengatasi Fear of Losing
1. Mulai dari nominal kecil
Cara paling efektif mengurangi ketakutan adalah mencoba dengan risiko kecil. Misalnya mulai dari Rp15.000 atau Rp50.000 per transaksi. Dengan nominal kecil, kamu belajar tanpa tekanan besar.
2. Gunakan strategi DCA
Dollar-cost averaging membuat kamu membeli di berbagai titik sehingga tidak perlu menebak pasar. Strategi ini membantu menenangkan pikiran saat harga naik turun.
3. Fokus pada jangka panjang
Jika melihat grafik tahunan, pergerakan pasar jauh lebih stabil dibanding grafik harian. Sejarah menunjukkan pasar cenderung naik dalam jangka panjang meski sering berfluktuasi.
4. Pilih instrumen yang lebih stabil
Untuk pemula, ETF pasar luas lebih cocok daripada saham individu yang volatil. ETF membantu mengurangi risiko karena investasinya sudah terdiversifikasi.
5. Pahami risiko dengan benar
Risiko tidak selalu buruk. Risiko adalah bagian dari potensi imbal hasil. Semakin kamu paham risikonya, semakin kecil rasa takutnya.
6. Buat rencana risiko
Tentukan:
- Profil risiko kamu
- Instrumen yang cocok
- Batas kerugian yang bisa diterima
- Alokasi aset ideal
Dengan rencana yang jelas, rasa takut akan berkurang.
7. Edukasi diri secara berkala
Pengetahuan membuat ketakutan lebih rasional. Pelajari dasar investasi, baca laporan sederhana, dan mulai memahami mekanisme pasar.
Mindset yang Membantu Mengatasi Fear of Losing
1. Kerugian kecil adalah bagian dari proses
Investor mana pun pernah rugi. Yang penting adalah konsistensi jangka panjang.
2. Risiko bisa dikelola
Dengan diversifikasi, DCA, dan alokasi aset, risiko dapat dikendalikan.
3. Tidak harus sempurna
Waktu terbaik untuk mulai adalah ketika kamu siap, bukan ketika pasar “ideal”.
4. Tidak ada uang yang berkembang tanpa risiko
Tabungan aman tetapi tidak bertumbuh. Investasi butuh langkah kecil pertama.
Contoh Rencana 30 Hari untuk Mengatasi FOL
Minggu 1
Mulai investasi kecil (misal Rp20.000). Tujuan: membiasakan diri.
Minggu 2
Baca 1 artikel atau video edukasi tentang ETF atau saham.
Minggu 3
Mulai DCA mingguan kecil. Tujuan: konsistensi.
Minggu 4
Evaluasi emosi: apa yang membuat takut dan apa yang ternyata tidak seseram yang dibayangkan. Dengan rencana ini, fear of losing perlahan berubah menjadi kepercayaan diri.
Kesimpulan
Fear of losing adalah ketakutan umum yang membuat banyak orang enggan memulai investasi. Bias ini membuat investor terlalu fokus pada potensi rugi hingga mengabaikan kesempatan membangun kekayaan jangka panjang.
Dengan memahami risikonya, memulai dari nominal kecil, menggunakan strategi DCA, dan memilih instrumen yang stabil, kamu bisa mengatasi ketakutan dan mulai membangun portofolio secara lebih percaya diri.
Jika kamu ingin memulai investasi tanpa tekanan besar, Gotrade Indonesia memungkinkan kamu membeli saham dan ETF global mulai dari Rp15.000.
Cocok untuk langkah pertama yang aman dan terukur.
FAQ
Apa itu fear of losing?
Bias ketika seseorang takut rugi sehingga tidak berani mulai berinvestasi.
Bagaimana cara mengatasinya?
Mulai dari nominal kecil, gunakan DCA, dan fokus pada jangka panjang.
Apakah wajar takut rugi?
Sangat wajar. Yang penting adalah mengelola rasa takut agar tidak menghalangi kemajuan finansial.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











