Banyak investor pemula hanya melihat laba bersih di laporan keuangan tanpa memperhatikan arus kas. Padahal, cash flow vs profit sering kali menunjukkan dua cerita berbeda tentang kesehatan keuangan sebuah perusahaan.
Ada perusahaan yang untung besar di atas kertas, tetapi justru kehabisan kas di dunia nyata. Sebaliknya, ada yang terlihat “rugi” namun punya arus kas kuat dan stabil.
Dalam artikel ini, Gotrade akan membahas perbedaan utama antara cash flow dan profit, contoh kasus nyata, serta pelajaran penting bagi investor saham.
Arti Cash Flow dan Profit
1. Profit (Laba)
Profit atau laba bersih adalah selisih antara pendapatan dan semua biaya operasional, termasuk pajak dan bunga.
Laba ini dihitung berdasarkan basis akrual, artinya pendapatan dan biaya diakui ketika transaksi terjadi, bukan saat uang benar-benar diterima atau dibayarkan.
Contohnya, perusahaan bisa mencatat penjualan senilai Rp10 miliar meskipun pembayarannya baru diterima tiga bulan kemudian. Secara akuntansi, pendapatan tetap dicatat, tetapi kas belum masuk.
2. Cash Flow (Arus Kas)
Cash flow mengukur uang tunai yang benar-benar masuk dan keluar dari perusahaan. Laporan arus kas dibagi menjadi tiga bagian:
- Cash flow from operating activities (arus kas dari operasi)
- Cash flow from investing activities (arus kas dari investasi)
- Cash flow from financing activities (arus kas dari pendanaan)
Arus kas menunjukkan likuiditas dan kemampuan perusahaan bertahan hidup, terutama saat kondisi pasar sulit.
Menurut Investopedia, cash flow statement adalah jendela paling realistis untuk melihat bagaimana uang benar-benar bergerak di dalam bisnis.
Perbedaan Utama Cash Flow vs Profit
| Aspek | Profit | Cash Flow |
|---|---|---|
| Basis Pengukuran | Akrual (pendapatan & biaya saat dicatat) | Kas nyata (uang masuk & keluar) |
| Tujuan | Mengukur profitabilitas | Mengukur likuiditas |
| Fokus Waktu | Periode akuntansi tertentu | Aktivitas tunai aktual |
| Contoh Kasus | Penjualan kredit meningkatkan laba tetapi tidak menambah kas | Pembelian aset menurunkan kas tetapi belum memengaruhi laba |
Kesimpulannya, laba mencerminkan “cerita kertas”, sedangkan cash flow mencerminkan “cerita uang nyata.”
Contoh Kasus Nyata
Bayangkan sebuah perusahaan teknologi yang mencatat laba bersih Rp100 miliar karena penjualan besar ke klien korporat. Namun, pembayaran baru diterima enam bulan kemudian. Akibatnya, meski laporan laba menunjukkan keuntungan, kas operasionalnya justru negatif.
Sebaliknya, perusahaan ritel bisa mencatat laba kecil tetapi punya arus kas kuat karena pelanggan membayar tunai setiap hari. Inilah sebabnya banyak analis lebih memperhatikan operating cash flow dibanding laba bersih.
Contoh nyata datang dari WeWork dan Tesla sebelum 2020. WeWork sempat mencatat pendapatan besar, tetapi arus kasnya negatif hingga miliaran dolar per kuartal, yang menjadi pertanda model bisnisnya belum sehat.
Tesla pun lama mencatat rugi bersih, namun arus kas positif karena efisiensi produksi dan peningkatan penjualan nyata.
Melansir The Motley Fool, investor yang hanya fokus pada laba tanpa menilai arus kas sering kali melewatkan sinyal peringatan penting tentang risiko likuiditas perusahaan.
Mengapa Cash Flow Lebih Kritis dari Profit
1. Menunjukkan Kualitas Laba
Laba tinggi belum tentu berarti bisnis efisien. Jika kas tidak masuk, artinya laba tersebut belum “nyata”. Arus kas positif menandakan laba dihasilkan dari aktivitas operasi yang sehat.
2. Mengukur Kemampuan Bayar dan Bertahan
Perusahaan bisa bertahan tanpa laba dalam jangka pendek, tetapi tidak bisa hidup tanpa kas. Arus kas yang stabil berarti perusahaan mampu membayar gaji, utang, dan investasi berkelanjutan.
3. Membedakan Pertumbuhan Nyata dan Ilusi
Pertumbuhan pendapatan yang tidak diikuti peningkatan arus kas bisa jadi tanda agresivitas akuntansi atau manipulasi laporan keuangan. Investor profesional biasanya lebih percaya pada operating cash flow dan free cash flow (FCF) untuk menilai kekuatan fundamental.
Pelajaran untuk Investor Saham
Bagi investor jangka panjang, memahami perbedaan antara profit dan cash flow adalah kunci untuk menilai kualitas bisnis. Saham dengan laba bersih tinggi tetapi arus kas negatif berisiko besar menghadapi tekanan keuangan.
Sebaliknya, perusahaan dengan arus kas kuat meskipun laba fluktuatif sering kali lebih tangguh menghadapi krisis.
Beberapa tips sederhana:
- Baca cash flow statement bersamaan dengan income statement dan balance sheet.
- Perhatikan tren operating cash flow minimal tiga tahun terakhir.
- Hindari perusahaan yang sering “untung di laporan tetapi kasnya bocor.”
Kesimpulan
Profit adalah ukuran performa, sedangkan cash flow adalah ukuran keberlanjutan. Keduanya penting, tetapi investor yang bijak akan selalu memastikan bahwa laba yang terlihat benar-benar diikuti oleh arus kas yang kuat.
Pelajari cara membaca cash flow statement sebelum membeli saham, karena inilah pelajaran penting sebelum kamu mulai beli saham AS di aplikasi Gotrade.
Dengan Gotrade, kamu bisa belajar menganalisis fundamental dan memantau kinerja perusahaan global langsung dari satu platform transparan dan mudah digunakan.
Unduh aplikasinya langsung di Android dan iOS, lalu buat akun investasimu hari ini!
FAQ
Apa perbedaan utama antara cash flow dan profit?
Profit dihitung berdasarkan pendapatan dan biaya akrual, sedangkan cash flow mencatat pergerakan kas yang nyata.
Kenapa perusahaan bisa untung tetapi tetap kehabisan uang?
Karena sebagian besar pendapatannya masih dalam bentuk piutang atau tertahan dalam persediaan, belum menjadi kas.
Apakah investor harus fokus pada laba atau arus kas?
Keduanya penting, tetapi arus kas sering lebih jujur menggambarkan kondisi bisnis sebenarnya.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











