Salah satu kunci sukses dalam trading adalah memiliki trading plan yang solid. Tanpa trading plan yang jelas, sangat mudah bagi seorang trader untuk tergoda mengikuti emosi, membuka posisi secara impulsif, atau bahkan melupakan pentingnya manajemen risiko.
Disiplin trading dan evaluasi performa trading menjadi bagian integral dari strategi yang harus ada dalam trading plan agar kamu bisa menjaga konsistensi dan meningkatkan hasil trading dalam jangka panjang.
Artikel ini akan membahas langkah-langkah menyusun trading plan yang efektif, yang mencakup entry/exit, manajemen risiko, dan evaluasi performa trading.
Apa Isi Trading Plan?
Trading plan adalah dokumen yang merinci strategi dan aturan untuk aktivitas trading yang mencakup berbagai aspek seperti:
- Kapan dan bagaimana membuka posisi (entry)
- Kapan menutup posisi (exit)
- Bagaimana mengelola risiko dan uang
- Bagaimana mengevaluasi kinerja trading secara berkala
Menurut Investopedia, trading plan harus terus diperbarui dan dievaluasi untuk mencocokkan dengan perubahan kondisi pasar dan peningkatan keterampilan tradingmu.
Langkah-Langkah Menyusun Trading Plan yang Efektif
1. Tentukan Tujuan Trading yang Jelas
Langkah pertama dalam menyusun trading plan adalah menentukan tujuan trading yang jelas dan terukur. Tujuan ini bisa berupa:
- Keuntungan bulanan atau tahunan
- Persentase keuntungan per trade yang ingin dicapai
- Tingkat risiko yang dapat diterima dalam setiap trading
Contoh: Tujuan Trading: Menghasilkan keuntungan 10% per bulan dengan risiko tidak lebih dari 2% per trade.
2. Tentukan Strategi Entry dan Exit
Salah satu bagian paling penting dari trading plan adalah mendefinisikan dengan jelas kapan kamu akan masuk dan keluar dari pasar.
Strategi entry dan exit yang jelas akan membantu menghindari keputusan impulsif yang dipicu oleh emosi pasar.
Entry:
- Indikator atau pola apa yang akan digunakan untuk membuka posisi? (misalnya, Moving Averages, Stochastic Oscillator, price action)
- Kondisi pasar seperti apa yang akan kamu cari untuk membuka posisi? (misalnya, tren naik atau turun)
- Level support dan resistance yang perlu diperhatikan.
Exit:
- Target profit: Tentukan target harga atau rasio risk/reward yang diinginkan.
- Stop loss: Tentukan level cut loss atau stop loss untuk membatasi kerugian jika pasar bergerak berlawanan dengan posisi.
3. Tentukan Manajemen Risiko yang Tepat
Manajemen risiko adalah aspek penting dari trading plan yang sering diabaikan oleh trader pemula. Tanpa manajemen risiko yang baik, bahkan strategi terbaik pun bisa gagal.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam manajemen risiko:
- Ukuran posisi: Tentukan berapa banyak modal yang akan digunakan pada setiap trade.
- Risk per trade: Tentukan persentase risiko yang siap diterima pada setiap transaksi, misalnya 1-2% dari total modal.
- Diversifikasi: Hindari menempatkan seluruh modal pada satu saham atau satu jenis aset.
Contoh: Jika saldo akun tradingmu $10.000 dan kamu siap mengambil risiko 2% per trade, maka total risiko per trade adalah $200.
Jadi, jika harga saham bergerak melawanmu, kamu akan keluar dari posisi ketika kerugian mencapai $200.
4. Tentukan Ukuran Posisi (Position Sizing)
Position sizing sangat penting untuk mengatur seberapa banyak modal yang harus dipertaruhkan dalam setiap trading.
Beberapa trader memilih ukuran posisi berdasarkan persentase dari akun mereka (misalnya 2-3%), sementara yang lain mungkin menggunakan rumus Kelly Criterion atau Fixed Fractional Method untuk menentukan berapa banyak yang akan dipertaruhkan pada setiap transaksi.
Contoh: Jika saldo akun $10.000 dan kamu menggunakan 2% risk per trade, maka ukuran posisi adalah 2% dari $10.000 = $200.
Dengan demikian, jika stop loss untuk transaksi adalah $10, maka kamu dapat membeli 20 saham ($200 ÷ $10).
5. Evaluasi Performa Trading Secara Berkala
Bagian terakhir dari trading plan yang tak kalah penting adalah melakukan evaluasi performa trading secara berkala.
Evaluasi ini membantu untuk melihat apakah strategi trading yang kamu gunakan efektif atau perlu penyesuaian.
Beberapa aspek yang perlu dievaluasi termasuk:
- Jumlah keuntungan dan kerugian yang dihasilkan dalam periode tertentu.
- Rasio win/loss: Apakah jumlah trade yang menguntungkan lebih banyak daripada yang merugikan?
- Pencapaian tujuan: Apakah tujuan trading tercapai? Jika tidak, apa yang perlu diperbaiki?
- Psikologi trading: Apakah ada kecenderungan untuk mengambil keputusan emosional, seperti overtrading atau chasing the market?
Contoh: Setelah satu bulan trading, kamu mengevaluasi bahwa strategi MA crossover berhasil memberikan keuntungan 15%, namun terlalu banyak sinyal palsu yang mengarah pada kerugian kecil.
Dengan demikian, kamu bisa mempertimbangkan untuk menambahkan indikator lain, seperti RSI, untuk mengonfirmasi sinyal crossover.
Kesimpulan
Trading plan adalah peta jalan yang membantu trader untuk tetap disiplin dan konsisten dalam mencapai tujuan trading.
Dengan menyusun trading plan yang mencakup strategi entry/exit, manajemen risiko, ukuran posisi, dan evaluasi performa trading, kamu bisa mengurangi pengaruh emosi dan meningkatkan peluang sukses dalam trading saham.
Jika kamu ingin mulai berlatih membuat trading plan dan meningkatkan konsistensi dalam trading saham, coba mulai di Gotrade. Makanya, tap di bawah untuk download aplikasinya sekarang!
Dengan modal terjangkau, kamu bisa langsung mempraktikkan strategi yang sudah kamu susun di trading plan.
FAQ
1. Apa yang dimaksud dengan trading plan?
Trading plan adalah dokumen atau panduan yang berisi aturan untuk melakukan trading, termasuk strategi entry, exit, manajemen risiko, dan evaluasi performa.
2. Mengapa manajemen risiko penting dalam trading?
Manajemen risiko membantu melindungi modal dari kerugian besar, memastikan bahwa trader tidak mengambil risiko yang terlalu besar pada setiap transaksi.
3. Kapan saya harus mengevaluasi trading plan saya?
Evaluasi trading plan harus dilakukan secara berkala, misalnya setiap akhir bulan, untuk melihat apakah tujuan tercapai dan apakah strategi perlu disesuaikan.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures adalah Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











