Masuk ke pasar saham sering terasa overwhelming. Dari ratusan hingga ribuan saham yang tersedia, banyak investor dan trader bingung harus mulai dari mana. Di sinilah screening saham berperan penting.
Proses ini membantu kamu mempersempit pilihan secara objektif sebelum masuk ke analisis yang lebih dalam. Tanpa screening yang rapi, keputusan sering diambil secara acak, reaktif, atau hanya mengikuti rekomendasi orang lain.
Artikel ini membahas cara menyaring saham dari ratusan pilihan secara sederhana, efisien, dan relevan dengan tujuan investasi atau trading kamu, termasuk pemanfaatan stock screener secara bijak.
Mengapa Penting Melakukan Screening Saham?
Banyak orang langsung lompat ke analisis teknikal atau fundamental tanpa menyaring saham terlebih dahulu. Akibatnya, waktu habis untuk menganalisis saham yang sebenarnya tidak cocok dengan gaya atau tujuan mereka.
Screening saham berfungsi sebagai filter awal. Tujuannya bukan mencari saham terbaik, tetapi mengeliminasi saham yang jelas tidak relevan. Dengan begitu, energi dan fokus bisa diarahkan ke peluang yang lebih masuk akal.
Proses ini juga membantu menjaga konsistensi. Ketika market ramai dan banyak distraksi, screening menjadi pegangan agar keputusan tetap berbasis data, bukan emosi.
Cara Menyaring Saham Secara Efisien
Melansir Investopedia dan IG Group, berikut adalah beberapa cara screening saham:
1. Tentukan tujuan sebelum membuka screener
Langkah pertama bukan memilih indikator, tetapi memahami tujuan. Apakah kamu ingin trading jangka pendek, swing trading, atau investasi jangka menengah hingga panjang?
Tujuan ini akan menentukan kriteria yang digunakan. Tanpa tujuan jelas, screening justru menghasilkan daftar saham yang membingungkan.
2. Mulai dari kriteria paling sederhana
Screening yang efektif tidak harus kompleks. Justru kriteria sederhana sering lebih berguna sebagai filter awal, seperti kapitalisasi pasar, harga saham, atau volume perdagangan.
Dengan menyaring secara kasar di awal, jumlah saham bisa berkurang drastis tanpa kehilangan kualitas.
3. Gunakan likuiditas sebagai filter utama
Likuiditas adalah fondasi. Saham dengan volume rendah sering menyulitkan entry dan exit. Untuk trading, likuiditas tinggi membantu eksekusi lebih bersih. Untuk investasi, likuiditas memudahkan pengelolaan posisi.
Memasukkan volume minimum sebagai filter langsung meningkatkan kualitas hasil screening.
4. Sesuaikan volatilitas dengan gaya kamu
Setiap gaya membutuhkan volatilitas berbeda. Trader jangka pendek membutuhkan saham yang bergerak cukup aktif, sementara investor jangka menengah lebih nyaman dengan volatilitas yang lebih stabil.
Stock screener biasanya menyediakan filter seperti ATR atau range pergerakan harga yang bisa disesuaikan.
5. Gunakan tren sebagai penyaring, bukan prediksi
Screening saham bukan alat prediksi. Menggunakan tren membantu kamu memilih saham yang bergerak searah dengan kondisi pasar saat ini.
Filter tren sederhana, seperti harga di atas rata-rata tertentu, membantu menghindari saham yang sedang lemah secara struktur.
6. Tambahkan satu atau dua filter fundamental
Untuk investasi, menambahkan filter fundamental sederhana bisa meningkatkan kualitas. Contohnya pertumbuhan pendapatan positif atau rasio utang yang wajar.
Tujuannya bukan analisis mendalam, tetapi memastikan saham tidak memiliki masalah struktural yang jelas.
7. Batasi jumlah hasil screening
Hasil screening yang terlalu banyak mengalahkan tujuan awal. Idealnya, screening menyisakan 10 hingga 30 saham yang layak dianalisis lebih lanjut.
Jika hasil masih ratusan, berarti filter terlalu longgar.
8. Simpan screener sebagai template
Efisiensi datang dari konsistensi. Setelah menemukan kombinasi filter yang sesuai, simpan sebagai template. Ini menghemat waktu dan menjaga proses tetap objektif.
Template juga memudahkan evaluasi jika hasil trading atau investasi tidak sesuai harapan.
9. Jadikan screening sebagai proses rutin
Screening saham sebaiknya dilakukan secara berkala, bukan hanya saat ingin entry. Rutinitas ini membantu kamu mengenal karakter saham dan pasar secara lebih alami.
Dengan begitu, peluang tidak datang secara mendadak, tetapi sudah disiapkan sebelumnya.
Kesalahan Umum dalam Screening Saham
1. Terlalu banyak filter sekaligus
Terlalu banyak kriteria sering membuat hasil screening terlalu sempit atau justru tidak relevan. Screening bukan analisis akhir, melainkan tahap awal.
2. Mengganti kriteria setiap saat
Sering mengubah filter karena hasil sebelumnya tidak memuaskan membuat proses kehilangan konsistensi. Ini biasanya dipicu oleh emosi atau FOMO.
3. Menganggap hasil screener sebagai sinyal beli
Stock screener hanya menyaring kandidat. Keputusan beli tetap membutuhkan analisis lanjutan dan manajemen risiko.
Kesimpulan
Screening saham adalah keterampilan penting untuk menyaring peluang dari ratusan pilihan tanpa kelelahan mental. Dengan kriteria sederhana, fokus pada efisiensi, dan penggunaan stock screener secara konsisten, proses memilih saham menjadi lebih terstruktur dan rasional.
Screening bukan tentang mencari jawaban instan, tetapi membangun sistem. Dengan aplikasi Gotrade Indonesia, yang sudah terintegrasi TradingView, dapat membantu kamu untuk cek data saham secara real-time.
Aplikasi Gotrade juga memungkinkan kamu untuk trading 24 jam, jadi kamu bisa mengelola waktu, fokus, dan risiko dengan jauh lebih efektif. Makanya, download selengkapnya di sini.
FAQ
1. Apakah screening saham cocok untuk pemula?
Ya, justru sangat membantu pemula agar tidak bingung memilih saham.
2. Berapa sering screening saham perlu dilakukan?
Tergantung gaya, bisa mingguan untuk swing trading atau bulanan untuk investasi.
3. Apakah stock screener gratis cukup efektif?
Cukup untuk kebutuhan dasar selama kriteria digunakan dengan benar.
4. Apakah screening bisa menggantikan analisis saham?
Tidak. Screening hanya tahap awal sebelum analisis lebih dalam.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











