Bagi trader harian, menentukan level harga yang akurat bukan sekadar soal melihat grafik, melainkan memahami di mana mayoritas transaksi terjadi. Makanya, VWAP saham (Volume Weighted Average Price) berperan dalam membantu trader menilai apakah harga saat ini tergolong murah atau mahal relatif terhadap volume perdagangan.
VWAP tidak hanya digunakan oleh trader ritel, tetapi juga oleh institusi besar sebagai acuan untuk menentukan entry, exit, dan konfirmasi arah tren.
Gotrade akan menjelaskan apa itu VWAP, cara menghitungnya, serta strategi menggunakannya dalam trading harian agar keputusanmu lebih terukur.
Mengenal VWAP Saham
VWAP (Volume Weighted Average Price) adalah rata-rata harga saham yang diperhitungkan berdasarkan volume transaksi selama periode tertentu.
Berbeda dari rata-rata harga biasa, VWAP memberikan bobot lebih besar pada harga dengan volume tinggi, sehingga lebih mencerminkan harga sebenarnya di mana pasar "bertransaksi paling banyak".
Mengutip Investopedia, VWAP digunakan oleh trader untuk:
- Menentukan arah tren intraday.
- Menilai apakah harga saat ini sedang overvalued atau undervalued.
- Menjadi acuan entry dan exit yang objektif.
Secara umum:
- Harga di atas VWAP → tekanan beli kuat (bullish bias).
- Harga di bawah VWAP → tekanan jual dominan (bearish bias).
Cara Menghitung VWAP
Rumus dasar menghitung VWAP:
𝑉𝑊𝐴𝑃 = ∑ (Harga × Volume) / ∑ Volume
Setiap periode (biasanya per menit atau jam) akan menghasilkan satu titik VWAP baru. Nilai-nilai tersebut kemudian digabung untuk membentuk garis VWAP sepanjang hari.
Sebagai contoh: Jika saham diperdagangkan di tiga periode harga (100, 102, dan 104) dengan volume masing-masing 500, 1000, dan 1500, maka:
𝑉𝑊𝐴𝑃 = (100 × 500 + 102 × 1000 + 104 × 1500) / (500 + 1000 + 1500) = 103
Artinya, rata-rata tertimbang harga saham berdasarkan volume adalah Rp103. Jika harga pasar berada di bawahnya, saham relatif "murah".
Cara Menggunakan VWAP dalam Intraday Trading
1. Menentukan arah tren harian
VWAP sering dijadikan garis pembatas antara buyer dan seller. Jika harga bergerak di atas VWAP, tren cenderung bullish.
Jika harga bergerak di bawah VWAP, tren lebih condong bearish.
Contoh: Trader intraday saham Apple (AAPL) akan menunggu konfirmasi harga menembus VWAP dan bertahan di atasnya selama 15 menit sebelum membuka posisi beli.
2. Strategi entry berdasarkan retest VWAP
Salah satu strategi populer adalah buy on VWAP retest, yaitu menunggu harga kembali menyentuh garis VWAP setelah breakout.
Ini membantu trader masuk di area dengan risiko rendah, karena VWAP berfungsi sebagai support dinamis.
Sebaliknya, jika tren menurun, trader bisa melakukan short entry saat harga retest VWAP dari bawah.
3. Menentukan exit position
VWAP juga bisa digunakan untuk menentukan target profit. Jika harga sudah jauh menyimpang dari garis VWAP (misalnya 2–3%), peluang pullback semakin besar.
Beberapa trader menggunakan standard deviation bands (mirip dengan Bollinger Bands) di sekitar VWAP untuk mengukur deviasi harga ekstrem.
4. Menghindari false breakout
VWAP efektif sebagai filter sinyal palsu. Misalnya, jika candle menembus resistance tetapi masih di bawah VWAP, kemungkinan besar itu hanya false breakout.
Menurut Tradeciety, sinyal breakout yang valid hampir selalu didukung oleh posisi harga di atas VWAP dan volume meningkat.
Contoh Penggunaan VWAP
Misalnya saham Tesla (TSLA) dibuka di harga $250 dan VWAP hari itu bergerak di sekitar $252. Jika harga tembus ke atas $253 dan bertahan di atas VWAP selama beberapa candle, ini menandakan momentum beli kuat.
Jika harga turun lagi di bawah $252 dengan volume besar, berarti kekuatan buyer mulai melemah, yang merupakan sinyal untuk exit atau bahkan short.
Trader institusi sering menjadikan VWAP sebagai "patokan kinerja transaksi." Jika mereka membeli di bawah VWAP, artinya mereka mendapatkan harga lebih baik dari rata-rata pasar hari itu.
Tips Menggunakan VWAP Secara Efektif
- Gunakan di Timeframe Intraday (1–15 menit): VWAP paling efektif di grafik intraday, terutama untuk day trading. Tidak disarankan untuk timeframe harian karena VWAP direset setiap hari.
- Kombinasikan dengan Indikator Volume dan Momentum: Gabungkan VWAP dengan Volume Profile atau MACD untuk memastikan tren yang terbentuk memiliki dukungan volume dan momentum kuat.
- Waspadai Kondisi Sideways: Saat harga bergerak bolak-balik di sekitar VWAP, artinya pasar belum menentukan arah. Sebaiknya hindari entry di fase ini.
- Gunakan Multi VWAP: Beberapa trader menggunakan anchored VWAP dari titik penting (misalnya titik terendah minggu atau awal sesi) untuk membandingkan tren jangka pendek dan menengah.
Kesimpulan
VWAP saham adalah alat penting bagi trader harian untuk membaca keseimbangan kekuatan antara buyer dan seller. Dengan memanfaatkan posisi harga relatif terhadap VWAP, kamu bisa menentukan entry, exit, dan manajemen risiko dengan lebih akurat.
Namun, VWAP bukan alat ajaib. Gunakan bersama analisis volume, momentum, dan konteks pasar agar sinyal lebih valid.
Untuk mengamati pergerakan saham global dengan data real-time, kamu bisa menggunakan Gotrade! Aplikasi investasi terbaik untuk melakukan analisis dan trading saham dunia secara aman dan transparan.
Unduh dan instal aplikasinya di Android atau iOS sekarang juga!
FAQ
1. Apakah VWAP sama dengan moving average biasa?
Tidak. VWAP memperhitungkan volume, sedangkan moving average hanya berdasarkan harga. VWAP lebih akurat dalam menilai harga rata-rata pasar.
2. Apakah VWAP cocok untuk swing trading?
Kurang ideal, karena VWAP direset setiap hari. Namun, kamu bisa menggunakan anchored VWAP untuk periode lebih panjang.
3. Bagaimana jika harga terus bergerak jauh dari VWAP?
Itu tanda momentum kuat. Tapi hati-hati, jarak terlalu jauh bisa menandakan kondisi overextended yang berpotensi koreksi.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.
