Bagi trader aktif, memahami pergerakan harga tidak cukup hanya dari chart. Ada satu alat penting yang sering digunakan untuk membaca kekuatan pasar secara langsung: market depth saham.
Market depth memberikan gambaran transparan tentang antrian order beli dan jual (order book), di mana posisi likuiditas berada, dan siapa yang sedang menguasai pasar: pembeli atau penjual.
Nah, untuk bantu kamu memperkirakan arah harga jangka pendek dengan lebih presisi, simak penjelasan lengkap Gotrade di sini.
Mengenal Market Depth
Market depth atau kedalaman pasar adalah representasi visual dari jumlah dan harga order beli (bid) dan jual (ask) yang sedang aktif di bursa. Data ini ditampilkan dalam order book, yang menampilkan:
- Bid: harga dan volume di mana trader ingin membeli saham.
- Ask: harga dan volume di mana trader ingin menjual saham.
Melansir Investopedia, market depth mencerminkan tingkat likuiditas. Semakin dalam kedalaman pasar, semakin sulit harga bergerak drastis akibat satu transaksi besar.
Cara Membaca Bid-Ask Pressure
1. Ketika Tekanan Beli Lebih Kuat (Buy Pressure)
Jika volume di sisi bid jauh lebih besar daripada di sisi ask, itu pertanda minat beli dominan.
Harga biasanya bergerak naik untuk mencari titik keseimbangan baru di mana penjual bersedia melepas saham.
Ciri umum:
- Banyak order besar di sisi bid dengan sedikit di sisi ask.
- Harga terakhir sering menyentuh atau mendekati batas atas bid.
- Volume transaksi naik seiring pergeseran harga ke atas.
2. Ketika Tekanan Jual Lebih Kuat (Sell Pressure)
Kebalikannya, jika sisi ask menunjukkan volume jauh lebih besar dari bid, pasar sedang dikuasai penjual.
Tekanan jual tinggi membuat harga sulit naik, bahkan bisa mendorong harga turun.
Ciri umum:
- Banyak antrian order di atas harga terakhir.
- Penjual agresif menurunkan harga untuk mendapatkan eksekusi cepat.
- Spread (jarak antara bid dan ask) melebar karena ketidakseimbangan likuiditas.
Melansir Investopedia, trader profesional sering memanfaatkan perbandingan bid-to-ask ratio untuk menilai tekanan pasar.
Rasio >1 menunjukkan dominasi pembeli, sedangkan rasio <1 menandakan tekanan jual.
Komponen Penting dalam Market Depth
1. Bid dan Ask Volume
Menunjukkan berapa banyak saham yang siap dibeli atau dijual pada harga tertentu. Volume besar di satu sisi menunjukkan adanya support atau resistance jangka pendek.
2. Order Size Distribution
Order besar (block order) sering kali berasal dari institusi. Jika order besar muncul di sisi bid berulang kali, bisa menjadi tanda akumulasi institusional (smart money).
3. Price Ladder
Menampilkan daftar harga secara berurutan dengan total volume di setiap level. Trader bisa melihat “lapisan” likuiditas. Semakin tebal, semakin stabil pergerakan harga.
4. Spread
Perbedaan antara harga tertinggi di sisi bid dan harga terendah di sisi ask. Spread sempit menandakan pasar likuid, sedangkan spread lebar menandakan aktivitas rendah atau ketidakpastian.
Strategi Entry Berdasarkan Market Depth
1. Entry Mengikuti Likuiditas
Cari area dengan volume besar di sisi bid sebagai level support dinamis. Jika harga mendekati area tersebut tanpa penurunan signifikan, itu bisa menjadi sinyal entry yang aman.
Contoh: Saham ABC memiliki bid kuat di Rp1.000 dengan 300.000 lot, sedangkan ask tipis di Rp1.010 dengan 50.000 lot.
Jika harga bertahan di area Rp1.000, kemungkinan besar pembeli siap mempertahankan level tersebut.
2. Hindari Entry di Area Ketidakseimbangan Ekstrem
Jika ask jauh lebih besar dari bid, risiko penurunan harga meningkat karena tekanan jual lebih dominan. Tunggu hingga rasio volume bid-ask kembali mendekati seimbang sebelum entry.
3. Gunakan Market Depth Bersama Indikator Volume
Kombinasikan analisis order book dengan indikator seperti Volume Profile atau VWAP (Volume Weighted Average Price) untuk melihat di mana transaksi terbesar terjadi. Jika volume tinggi muncul di area bid kuat, sinyal pembalikan bisa lebih valid.
4. Pantau Order Spoofing atau Manipulatif
Waspadai order besar yang muncul lalu tiba-tiba hilang. Ini disebut spoofing, praktik manipulatif untuk mengelabui trader retail. Gunakan data historis order flow untuk memastikan validitas pergerakan.
5. Gunakan Data Level 2 untuk Analisis Lebih Dalam
Level 2 data menunjukkan kedalaman lebih dari satu tingkat harga bid dan ask. Trader profesional menggunakan ini untuk melihat likuiditas tersembunyi dan mendeteksi di mana institusi mulai melakukan pembelian besar.
Kapan Market Depth Kurang Efektif?
Market depth kurang efektif saat volatilitas ekstrem, misalnya saat rilis berita besar atau earnings, karena order book bisa berubah dalam hitungan detik.
Selain itu, pada saham dengan likuiditas rendah, di mana volume tipis membuat sinyal tidak akurat, dan ketika broker atau platform tidak menyediakan data Level 2 real-time.
Kesimpulan
Market depth saham adalah alat penting untuk memahami dinamika pasar secara real-time. Dengan membaca order book dan memantau bid-ask pressure, trader bisa mengambil keputusan entry atau exit dengan lebih percaya diri.
Gunakan Gotrade untuk memantau pergerakan saham global dan memahami psikologi pasar dari waktu ke waktu. Dengan analisis yang disiplin dan kontrol risiko yang matang, kamu bisa trading lebih strategis di setiap kondisi pasar.
Bangun ketajaman analisismu dan mulai trading saham global lewat aplikasi Gotrade hari ini!
FAQ
1. Apa bedanya market depth dengan volume biasa?
Market depth menampilkan antrian order yang belum tereksekusi, sementara volume hanya mencatat transaksi yang sudah terjadi.
2. Apakah market depth cocok untuk semua jenis saham?
Lebih efektif untuk saham dengan likuiditas tinggi dan aktivitas order yang stabil.
3. Apakah data market depth tersedia gratis?
Sebagian besar platform menyediakan data Level 1 secara gratis, tapi data Level 2 biasanya berbayar.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











