Bagi trader, memahami cara membaca volume saham sama pentingnya dengan membaca arah harga itu sendiri. Volume mencerminkan seberapa kuat partisipasi pasar dalam satu pergerakan harga, dan menjadi alat utama dalam analisis teknikal untuk mengonfirmasi tren maupun mendeteksi perubahan arah.
Ketika volume naik drastis, bisa jadi itu sinyal awal dari momentum besar yang sedang terbentuk. Makanya, paham selengkapnya dari hubungan volume dan harga hingga cara praktis membacanya di bawah ini.
Hubungan Volume dan Tren Harga
Volume membantu trader melihat apakah pergerakan harga benar-benar didukung oleh aktivitas pasar yang kuat atau hanya sekadar noise.
1. Volume naik saat harga naik
Ketika harga saham naik disertai volume tinggi, artinya minat beli meningkat dan tren bullish sedang kuat. Ini menandakan fase akumulasi, di mana institusi atau investor besar mulai menambah posisi, dikutip dari Investopedia.
2. Volume turun saat harga naik
Jika harga naik tapi volume menurun, tren kenaikan mungkin kehilangan momentum. Kondisi ini sering muncul menjelang reversal atau koreksi jangka pendek.
3. Volume naik saat harga turun
Kondisi ini menunjukkan tekanan jual meningkat, biasanya menandakan fase distribusi, di mana pelaku besar mulai melepas saham mereka.
4. Volume turun saat harga turun
Menandakan penurunan harga mulai melemah. Trader sering memantau fase ini untuk mencari potensi pembalikan arah (reversal).
Melansir Corporate Finance Institute, korelasi positif antara volume dan arah tren adalah salah satu indikator paling kuat dalam mengukur keaslian pergerakan pasar.
Tanda Akumulasi dan Distribusi
Volume dapat membantu mengenali apakah pasar sedang berada dalam fase akumulasi (pembelian bertahap) atau distribusi (penjualan bertahap).
Fase akumulasi
Terjadi saat harga bergerak mendatar tapi volume perlahan meningkat. Ciri-cirinya:
- Harga tidak turun signifikan meski volume tinggi.
- Candle dengan ekor bawah panjang sering muncul (menandakan penolakan jual).
- Biasanya diikuti breakout bullish dalam beberapa sesi berikutnya.
Contoh: Ketika saham AAPL bergerak sideways dengan volume meningkat, itu sering menjadi pertanda investor institusi sedang mengakumulasi posisi.
Fase distribusi
Terjadi saat harga mulai stagnan di puncak, tetapi volume melonjak. Ciri-cirinya:
- Candle dengan ekor atas panjang mulai muncul.
- Terjadi pergeseran dominasi dari buyer ke seller.
- Biasanya diikuti penurunan harga tajam setelah volume puncak.
Fase ini penting dikenali agar trader tidak terjebak membeli di puncak (buying the top).
Strategi Konfirmasi Menggunakan Volume
1. Konfirmasi breakout
Breakout yang valid harus disertai volume tinggi. Jika harga menembus resistance dengan volume rendah, kemungkinan besar itu hanya false breakout.
Contoh: Harga saham menembus resistance Rp5.000 dengan volume harian dua kali lipat dari rata-rata 20 hari terakhir, ini merupakan sinyal valid.
2. Gunakan indikator On-Balance Volume (OBV)
OBV mengukur akumulasi dan distribusi berdasarkan volume harian. OBV naik menandakan arus uang masuk (bullish), sedangkan OBV turun menandakan tekanan jual meningkat (bearish).
Jika OBV mengonfirmasi arah tren harga, peluang pergerakan tersebut berlanjut makin besar.
3. Kombinasikan dengan Moving Average Volume
Gunakan Volume Moving Average (VMA) untuk melihat apakah aktivitas perdagangan di atas atau di bawah rata-rata.
Volume harian di atas VMA menunjukkan momentum kuat sedang terbentuk, sedangkan volume di bawah VMA menandakan tren melemah atau fase konsolidasi.
4. Lihat candle konfirmasi
Perhatikan hubungan antara candle dan volume:
- Candle hijau besar + volume tinggi → sinyal bullish kuat.
- Candle merah besar + volume tinggi → sinyal distribusi besar-besaran.
- Candle kecil + volume besar → indikasi potensi pembalikan arah (karena pasar mulai jenuh).
5. Perhatikan volume di area support dan resistance
Volume yang meningkat di area support sering menandakan pembeli mulai aktif. Sebaliknya, volume tinggi di area resistance bisa menunjukkan tekanan jual meningkat. Trader bisa menggunakan data ini untuk mengatur entry dan stop loss lebih presisi.
6. Konfirmasi dengan indikator momentum
Gabungkan analisis volume dengan RSI atau MACD:
- RSI < 30 dan volume meningkat → potensi rebound (oversold).
- MACD bullish crossover + volume naik → sinyal entry kuat.
- Divergensi harga dan volume bisa menjadi tanda awal reversal.
Kesalahan Umum saat Menganalisis Volume
1. Mengabaikan konteks tren harga
Volume tinggi tidak selalu bullish. Jika muncul di akhir tren naik, justru bisa menandakan distribusi. Selalu baca volume dalam konteks tren yang sedang berjalan.
2. Hanya fokus pada angka absolut
Yang penting bukan seberapa besar volumenya, tetapi bagaimana perbandingannya dengan rata-rata volume historis (misalnya 20 hari terakhir).
3. Tidak mengonfirmasi dengan indikator lain
Volume sebaiknya digunakan bersama indikator teknikal lain agar sinyalnya lebih kuat dan terhindar dari bias interpretasi.
4. Mengabaikan sesi perdagangan tertentu
Volume tinggi di sesi pembukaan sering mencerminkan gap noise, bukan tren nyata. Pastikan konfirmasi berlanjut hingga sesi penutupan.
Kesimpulan
Memahami cara membaca volume saham membantu trader membedakan antara tren kuat dan pergerakan semu. Volume yang meningkat bersama arah harga memberi konfirmasi valid bahwa pasar mendukung pergerakan tersebut. Sebaliknya, volume tinggi di akhir tren bisa menjadi peringatan akan potensi pembalikan arah.
Gunakan data volume untuk memperkuat strategi momentum trading dan tingkatkan akurasi analisis teknikal kamu langsung di aplikasi Gotrade.
Pantau grafik real-time, indikator volume, dan tren global dalam satu platform investasi yang praktis.
FAQ
1. Apakah volume tinggi selalu menandakan harga akan naik?
Tidak selalu. Volume tinggi bisa berarti akumulasi (naik) atau distribusi (turun), tergantung arah harga dan struktur candle-nya.
2. Apa indikator terbaik untuk menganalisis volume?
On-Balance Volume (OBV) dan Volume Moving Average (VMA) paling umum digunakan karena mudah dikombinasikan dengan tren harga.
3. Bagaimana cara tahu volume yang “signifikan”?
Bandingkan volume hari itu dengan rata-rata 20 hari terakhir. Jika 1,5–2 kali lipat lebih tinggi, itu dianggap signifikan.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











