Pernahkah kamu membeli saham yang terlihat "murah", tapi harganya justru terus turun setelah kamu masuk? Kondisi seperti ini sering dialami trader yang belum memahami konsep support dan resistance saham.
Melansir Investopedia, kemampuan membaca area support dan resistance menjadi dasar dari setiap strategi trading saham, karena di situlah peluang entry terbaik dan risiko terendah bisa ditemukan.
Artikel ini akan menjelaskan apa itu support dan resistance, cara menggambarnya di chart, serta bagaimana menggunakannya untuk menentukan titik masuk (entry) yang lebih akurat.
Apa Itu Support dan Resistance Saham
Support adalah level harga di mana tekanan beli (demand) cukup kuat untuk menghentikan penurunan harga.
Sebaliknya, resistance adalah level harga di mana tekanan jual (supply) cukup besar untuk menghentikan kenaikan harga.
Secara sederhana:
- Support = lantai harga.
- Resistance = atap harga.
Saat harga mendekati area support, pembeli cenderung muncul karena harga dianggap murah.
Sebaliknya, di area resistance, penjual mulai mendominasi karena harga dianggap terlalu tinggi.
Contoh sederhana: Jika saham XYZ berulang kali memantul di harga Rp4.000 dan tertahan di Rp4.500, maka:
Support = Rp4.000
Resistance = Rp4.500
Ketika harga menembus Rp4.500 dengan volume besar, area tersebut bisa berubah fungsi menjadi support baru. Fenomena ini disebut role reversal.
Cara Menggambar Support dan Resistance di Chart
Ada beberapa metode untuk menggambar level support dan resistance secara akurat di grafik harga:
1. Gunakan Swing High dan Swing Low
Lihat area di mana harga berhenti turun (swing low) dan berhenti naik (swing high).
Tarik garis horizontal di area tersebut karena sering kali harga bereaksi di level yang sama pada masa depan.
Tips: Gunakan grafik candlestick harian untuk identifikasi yang lebih jelas.
2. Manfaatkan Moving Average Sebagai Support Dinamis
Selain garis horizontal, beberapa indikator seperti Moving Average (MA) juga bisa bertindak sebagai support atau resistance dinamis.
Contohnya: MA50 sering digunakan untuk melihat tren menengah, sedangkan MA200 digunakan untuk mengidentifikasi tren jangka panjang.
Jika harga memantul berulang kali di MA50, itu bisa menjadi support dinamis. Sebaliknya, jika harga kesulitan menembus MA200 dari bawah, itu menjadi resistance kuat.
3. Gunakan Fibonacci Retracement
Fibonacci retracement adalah alat populer untuk mencari level koreksi potensial dalam tren. Level 38,2%, 50%, dan 61,8% sering dianggap area support atau resistance alami.
Contoh: Jika saham naik dari Rp2.000 ke Rp3.000, maka koreksi ke area Rp2.380–Rp2.600 bisa menjadi support potensial untuk entry beli.
4. Lihat Volume Profile
Volume juga bisa menunjukkan di mana banyak transaksi terjadi. Area ini sering menjadi support atau resistance tersembunyi.
Semakin besar volume di suatu harga, semakin kuat kemungkinan area itu menjadi batas psikologis pasar.
Strategi Menentukan Entry Berdasarkan Support dan Resistance
Berikut tiga pendekatan umum yang bisa diterapkan:
1. Buy on Support
Strategi paling klasik: beli di dekat area support saat harga menunjukkan tanda memantul, misalnya muncul candle bullish reversal seperti hammer atau bullish engulfing.
Tujuannya adalah masuk di harga rendah dengan risiko kecil karena stop loss bisa diletakkan sedikit di bawah support.
Contoh:
- Support di Rp4.000
- Entry di Rp4.050
- Stop loss di Rp3.950
Target profit di resistance berikutnya, misalnya Rp4.500. R:R sekitar 1:4, rasio ideal untuk swing trading.
2. Breakout Entry
Jika harga berhasil menembus resistance dengan volume besar, ini sinyal bahwa momentum beli kuat.
Trader biasanya menunggu breakout confirmation, yaitu harga menembus resistance dan menutup di atasnya, sebelum masuk posisi.
Tips: Pastikan volume naik signifikan saat breakout dan hindari false breakout dengan menunggu retest ke area resistance lama yang berubah jadi support baru.
3. Sell on Resistance
Kebalikan dari strategi pertama: jual di area resistance ketika harga mulai menunjukkan tanda melemah, misalnya muncul shooting star atau bearish engulfing.
Strategi ini cocok untuk trader jangka pendek yang fokus memanfaatkan pantulan (reversal swing).
Kombinasi Support dan Resistance dengan Indikator Lain
Agar sinyal lebih kuat, gunakan support dan resistance bersamaan dengan indikator teknikal lain seperti:
- RSI (Relative Strength Index): konfirmasi apakah harga di area support sudah oversold atau resistance sudah overbought.
- MACD: lihat apakah terjadi konvergensi/divergensi yang mendukung pembalikan tren.
- ADX: memastikan kekuatan tren sebelum entry.
Kesimpulan
Support dan resistance saham adalah pondasi utama dalam analisis teknikal. Dengan mempelajari di mana pasar sering memantul atau tertahan, kamu bisa:
- Menentukan titik entry dan exit yang lebih presisi.
- Mengatur risk/reward ratio lebih baik.
- Menghindari keputusan emosional saat harga bergerak ekstrem.
Ingat, kunci sukses bukan hanya tahu arah pasar, tapi tahu di harga berapa kamu akan bertindak.
Kalau kamu ingin belajar membaca chart saham secara langsung, mulai dari konsep support dan resistance hingga strategi entry, kamu bisa praktik langsung lewat Gotrade apps.
Trading saham AS mulai dari Rp15.000, sambil belajar analisis teknikal yang real-time dan aplikatif.
FAQ
1. Apa itu support dan resistance saham?
Support adalah level harga di mana tekanan beli kuat menahan penurunan, sedangkan resistance adalah level di mana tekanan jual menahan kenaikan.
2. Apakah support dan resistance selalu akurat?
Tidak selalu, tapi probabilitas meningkat jika dikonfirmasi dengan volume dan pola candlestick.
3. Bagaimana menentukan titik entry terbaik?
Cari tanda pembalikan di area support atau tunggu breakout kuat di atas resistance dengan volume besar.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures adalah Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











