Istilah corporate buyout sering muncul ketika sebuah perusahaan besar mengakuisisi atau mengambil alih perusahaan lain. Fenomena ini bisa menciptakan peluang besar bagi investor, tetapi juga membawa risiko, terutama bagi pemegang saham minoritas.
Corporate buyout tidak selalu identik dengan pengambilalihan paksa. Dalam banyak kasus, proses ini menjadi bagian dari strategi bisnis untuk memperluas operasi, meningkatkan efisiensi, atau memperkuat posisi di pasar.
Makanya, investor retail perlu memahami bagaimana buyout bekerja dan apa dampaknya terhadap nilai saham mereka.
Apa Itu Corporate Buyout?
Corporate buyout adalah proses di mana suatu perusahaan membeli sebagian besar atau seluruh saham perusahaan lain untuk memperoleh kendali penuh.
Setelah proses ini selesai, perusahaan target bisa menjadi anak perusahaan, dilebur (merger), atau bahkan dihapus dari bursa saham.
Melansir CFI, buyout biasanya terjadi melalui dua cara utama:
- Friendly buyout, yaitu ketika dewan direksi perusahaan target menyetujui tawaran akuisisi.
- Hostile buyout, yaitu ketika perusahaan pengakuisisi membeli saham langsung dari pasar atau pemegang saham karena dewan direksi perusahaan target menolak tawaran tersebut.
Jenis-Jenis Corporate Buyout
1. Management Buyout (MBO)
MBO terjadi ketika tim manajemen internal membeli perusahaan yang mereka pimpin. Biasanya dilakukan dengan bantuan pembiayaan eksternal seperti pinjaman bank atau private equity. Tujuannya untuk mengambil kendali penuh atas keputusan bisnis tanpa campur tangan pemegang saham lama.
2. Leveraged Buyout (LBO)
Dalam LBO, perusahaan pengakuisisi menggunakan sebagian besar dana pinjaman untuk membeli target. Aset dan arus kas perusahaan target sering dijadikan jaminan untuk membayar utang tersebut.
Melansir Investopedia, model ini populer di kalangan private equity karena memungkinkan akuisisi besar tanpa harus mengeluarkan modal besar di awal.
3. Strategic Buyout
Strategic buyout dilakukan oleh perusahaan yang ingin memperluas bisnis atau memperkuat posisi kompetitif. Misalnya, perusahaan teknologi besar membeli startup dengan teknologi inovatif untuk mempercepat inovasi produk.
4. Private Equity Buyout
Dalam kasus ini, perusahaan private equity membeli perusahaan publik untuk menjadikannya perusahaan privat. Setelah melakukan restrukturisasi dan meningkatkan efisiensi, mereka biasanya menjual kembali perusahaan tersebut melalui IPO atau kepada pembeli strategis dengan valuasi lebih tinggi.
Bagaimana Proses Corporate Buyout Terjadi
- Penilaian dan negosiasi harga
Proses dimulai dengan perusahaan pengakuisisi melakukan valuasi dan mengajukan tawaran kepada pemegang saham atau dewan direksi perusahaan target. - Uji kelayakan
Sebelum kesepakatan final, dilakukan audit menyeluruh terhadap kondisi keuangan, aset, utang, dan potensi hukum perusahaan target. - Pendanaan akuisisi
Dana bisa berasal dari kas internal, pinjaman, penerbitan saham baru, atau kombinasi semuanya. - Persetujuan pemegang saham dan regulator
Untuk perusahaan publik, transaksi besar biasanya memerlukan persetujuan pemegang saham dan lembaga pengawas seperti otoritas bursa. - Integrasi pasca-akuisisi
Setelah kesepakatan selesai, perusahaan pengakuisisi akan menata ulang struktur organisasi, strategi bisnis, dan terkadang mengganti manajemen lama.
Dampak Corporate Buyout bagi Investor
1. Potensi keuntungan jangka pendek
Ketika buyout diumumkan, harga saham perusahaan target biasanya naik signifikan karena perusahaan pengakuisisi menawarkan harga premium untuk menarik pemegang saham agar menjual sahamnya.
Investor retail yang sudah memiliki saham sebelum pengumuman bisa mendapatkan keuntungan besar dari lonjakan harga ini.
2. Risiko kehilangan saham setelah delisting
Jika perusahaan target menjadi privat setelah buyout, sahamnya akan dihapus dari bursa. Pemegang saham publik, termasuk investor minoritas, biasanya akan menerima pembayaran tunai sesuai harga akuisisi. Namun, setelah proses selesai, mereka tidak lagi memiliki bagian dari perusahaan tersebut.
3. Ketidakpastian bagi investor minoritas
Dalam beberapa kasus, investor minoritas tidak memiliki cukup suara untuk menolak akuisisi, terutama dalam buyout oleh private equity. Mereka harus menerima keputusan mayoritas dan bisa kehilangan kesempatan menikmati pertumbuhan jangka panjang jika perusahaan berkembang setelah menjadi privat.
4. Dampak terhadap valuasi perusahaan pengakuisisi
Bagi perusahaan yang melakukan akuisisi, buyout dapat meningkatkan skala bisnis dan potensi pendapatan. Namun, jika pembelian dilakukan dengan utang besar atau valuasi terlalu tinggi, bisa berdampak negatif terhadap neraca dan harga saham jangka pendek.
Contoh Kasus Buyout Besar
Microsoft membeli Activision Blizzard (2022)
Akuisisi senilai 69 miliar dolar ini menjadi salah satu buyout terbesar dalam sejarah teknologi. Microsoft ingin memperluas bisnis gaming-nya dan memperkuat posisi di sektor metaverse. Setelah pengumuman, harga saham Activision naik tajam mendekati harga tawaran buyout.
Elon Musk membeli Twitter (2022)
Proses ini merupakan contoh leveraged buyout, di mana sebagian dana pembelian menggunakan pinjaman besar. Setelah akuisisi selesai, Twitter resmi menjadi perusahaan privat, dan sahamnya dihapus dari bursa. Investor publik menerima pembayaran sesuai nilai tawaran Elon, yaitu 54,20 dolar per saham.
Kesimpulan
Corporate buyout adalah proses di mana satu perusahaan mengambil alih perusahaan lain untuk memperoleh kendali penuh. Proses ini dapat menciptakan peluang keuntungan bagi investor, tetapi juga membawa risiko, terutama bagi pemegang saham minoritas yang bisa kehilangan kepemilikan setelah perusahaan dihapus dari bursa.
Investor perlu memahami dinamika buyout, termasuk motivasi perusahaan pengakuisisi, struktur pembiayaan, dan potensi dampaknya terhadap nilai saham.
Bagi kamu yang ingin belajar lebih dalam tentang dunia investasi saham dan akuisisi, mulai berinvestasi saham AS lewat Gotrade. Kamu berkesempatan untuk beli saham perusahaan besar seperti Microsoft dan Tesla mulai dari 1 dolar AS!
FAQ
Apa keuntungan bagi investor dari corporate buyout?
Investor biasanya mendapat keuntungan jangka pendek dari kenaikan harga saham saat proses akuisisi diumumkan.
Apa risiko bagi investor minoritas saat buyout terjadi?
Investor minoritas bisa kehilangan kepemilikan jika perusahaan menjadi privat dan sahamnya dihapus dari bursa.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.