Dalam dunia investasi, memahami alpha dan beta adalah kunci untuk menilai seberapa baik suatu portofolio dikelola dan seberapa besar risikonya terhadap pasar.
Kedua istilah ini sering digunakan oleh manajer investasi dan analis untuk mengevaluasi apakah hasil investasi diperoleh karena kemampuan pengelolaan yang baik atau sekadar mengikuti pergerakan pasar.
Makanya, berikut Gotrade sudah siapkan pemaparan lengkap tentang alpha dan beta dalam investasi.
Alpha dalam Investasi
Alpha adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana kinerja suatu portofolio melebihi atau di bawah kinerja pasar setelah menyesuaikan risiko.
Melansir Investopedia, nilai alpha positif berarti portofolio menghasilkan return lebih tinggi dibandingkan indeks acuan, sedangkan alpha negatif menunjukkan performa lebih rendah.
Sebagai contoh, jika indeks pasar naik 10 persen dan portofolio kamu naik 13 persen pada periode yang sama, maka alpha portofolio tersebut adalah +3 persen. Artinya, manajer investasi berhasil menghasilkan tambahan keuntungan di luar pergerakan pasar.
Sebaliknya, jika portofolio naik hanya 8 persen, berarti alpha-nya -2 persen. Ini menunjukkan kinerja portofolio tertinggal dari pasar.
Cara menghitung alpha
Rumus sederhana untuk menghitung alpha adalah:
Alpha = (Return Portofolio - Return Bebas Risiko) - Beta x (Return Pasar - Return Bebas Risiko)
Rumus ini juga dikenal dalam model Capital Asset Pricing Model (CAPM). Dengan pendekatan ini, alpha dihitung berdasarkan seberapa besar portofolio mengalahkan ekspektasi pasar setelah mempertimbangkan tingkat risiko dan return bebas risiko, seperti obligasi pemerintah AS.
Apa arti nilai alpha bagi investor?
- Alpha positif: menandakan keunggulan strategi investasi atau kemampuan manajer portofolio mengidentifikasi saham berkinerja baik.
- Alpha nol: menunjukkan hasil investasi sejalan dengan pasar.
- Alpha negatif: mengindikasikan kinerja portofolio di bawah standar pasar, yang bisa disebabkan oleh strategi yang kurang efektif atau pemilihan aset yang salah.
Mengenal Beta dalam Investasi
Jika alpha berfokus pada kinerja, maka beta menggambarkan tingkat risiko relatif terhadap pasar. Masih mengutip Investopedia, beta mengukur seberapa sensitif harga suatu saham atau portofolio terhadap perubahan indeks acuan seperti S&P 500 atau Nasdaq.
Misalnya, jika saham memiliki beta 1, artinya pergerakannya sejalan dengan pasar. Jika beta lebih dari 1, saham cenderung lebih volatil dibanding pasar (bergerak lebih besar ketika pasar naik atau turun).
Sebaliknya, jika beta kurang dari 1, saham tersebut lebih stabil dan bergerak lebih lambat dari pasar.
Contoh interpretasi beta
- Beta 1,5: Saham cenderung naik 15 persen saat pasar naik 10 persen, namun juga bisa turun 15 persen saat pasar turun.
- Beta 0,8: Saham hanya naik 8 persen saat pasar naik 10 persen, lebih defensif saat pasar turun.
- Beta negatif: Aset yang bergerak berlawanan arah dengan pasar, seperti emas atau obligasi tertentu, bisa memiliki beta negatif.
Beta dan risiko portofolio
Beta digunakan untuk menilai apakah suatu portofolio tergolong agresif atau defensif. Investor dengan toleransi risiko tinggi biasanya memilih portofolio dengan beta di atas 1 untuk mengejar return besar. Sebaliknya, investor konservatif cenderung mencari portofolio dengan beta di bawah 1 agar nilai investasinya lebih stabil.
Hubungan Antara Alpha dan Beta
Alpha dan beta sering digunakan bersamaan untuk memberikan gambaran lengkap tentang kinerja investasi.
Menurut Bankrate, beta menggambarkan seberapa besar risiko pasar yang diambil, sementara alpha menunjukkan hasil yang diperoleh setelah memperhitungkan risiko tersebut.
Sebagai ilustrasi:
- Portofolio dengan beta tinggi dan alpha positif menunjukkan strategi agresif yang berhasil memberikan imbal hasil besar.
- Portofolio dengan beta rendah dan alpha positif menunjukkan manajemen yang efisien dalam menghasilkan return tinggi dengan risiko lebih kecil.
- Portofolio dengan alpha negatif menandakan performa lemah, meskipun risikonya mungkin besar atau kecil.
Bagaimana Investor Menggunakan Alpha dan Beta
1. Evaluasi manajer investasi
Investor institusi dan individu sering menggunakan alpha untuk menilai apakah manajer investasi mampu memberikan kinerja lebih baik dari pasar. Nilai alpha positif yang konsisten menjadi indikator keahlian dan disiplin strategi investasi.
2. Penentuan profil risiko
Beta membantu investor memahami apakah portofolio mereka sesuai dengan toleransi risiko. Investor agresif mungkin lebih memilih aset dengan beta tinggi, sementara investor konservatif cenderung mencari aset defensif dengan beta rendah.
3. Diversifikasi portofolio
Mengombinasikan aset dengan beta berbeda dapat menyeimbangkan risiko portofolio. Misalnya, mencampur saham berbeta tinggi dengan ETF berbeta rendah atau obligasi dapat mengurangi volatilitas keseluruhan.
4. Menentukan strategi investasi jangka panjang
Alpha dan beta membantu menentukan apakah strategi aktif (yang mengejar alpha) atau pasif (yang mengikuti beta pasar) lebih cocok.
Investor yang lebih suka kestabilan mungkin memilih strategi pasif seperti ETF indeks, sementara mereka yang ingin mengalahkan pasar bisa memilih strategi aktif dengan fokus pada alpha.
Kesimpulan
Alpha dan beta adalah dua indikator utama dalam analisis investasi yang saling melengkapi. Alpha mengukur keunggulan kinerja terhadap pasar, sementara beta menunjukkan seberapa besar risiko yang diambil untuk mencapai hasil tersebut.
Dengan memahami alpha dan beta, investor dapat menilai apakah portofolio mereka seimbang antara potensi return dan risiko. Kombinasi analisis ini juga membantu menentukan apakah strategi yang digunakan efektif dalam jangka panjang.
Setelah memahami konsep alpha dan beta, kamu bisa mulai belajar investasi via apps Gotrade. Dengan Gotrade, kamu bisa membeli saham, ETF, dan options mulai dari 1 dolar AS, semuanya langsung lewat satu aplikasi yang mudah digunakan.
FAQ
Apa perbedaan utama antara alpha dan beta?
Alpha mengukur kelebihan return dibanding pasar, sedangkan beta mengukur sensitivitas terhadap pergerakan pasar.
Apakah beta rendah selalu lebih baik?
Tidak selalu. Beta rendah cocok untuk investor konservatif, tetapi investor agresif bisa memilih beta tinggi untuk potensi return yang lebih besar.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.