Investasi pada teknologi yang perubahannya sangat cepat seperti artificial intelligence (AI) memiliki satu kelemahan besar. Sulit untuk mengetahui dengan pasti perusahaan mana yang akan menjadi pemenang terbesar.
The Motley Fool, dalam sebuah artikelnya, menyoroti bahwa nama-nama top AI saat ini mungkin tidak akan berada di puncak 10 tahun lagi. Lantas, apakah investasi jangka panjang (buy-and-hold) di saham AI mustahil? Tentu saja tidak.
Menurut analisis mereka, kuncinya mungkin ada pada perusahaan raksasa teknologi yang sudah mapan yang mengintegrasikan AI ke dalam bisnis inti mereka. Berikut adalah tiga perusahaan yang mereka identifikasi.
Alphabet dan Microsoft Mengubah Layanan Inti
Dulu, ada kekhawatiran bahwa AI generatif seperti ChatGPT akan mengancam dominasi Google Search milik Alphabet. Namun, The Motley Fool mencatat bahwa hampir tiga tahun setelah peluncuran ChatGPT, Google Search tetap tumbuh kuat.
Alphabet berhasil berevolusi dengan mengintegrasikan AI ke mesin pencarinya, seperti fitur AI Overviews. Mereka juga memiliki Google Gemini, salah satu large language models (LLM) teratas di pasar. LLM adalah sistem AI yang dilatih untuk memahami dan menghasilkan teks.
Selain pencarian, Alphabet juga berinvestasi di pasar robotaxi (taksi otonom) melalui Waymo dan pasar kacamata AI melalui Android XR.
Di sisi lain, Microsoft mungkin telah membuat kesepakatan AI terbaik sejauh ini melalui kemitraannya dengan OpenAI. Menurut The Motley Fool, langkah ini memungkinkan Microsoft mengintegrasikan AI generatif ke seluruh produk perangkat lunaknya.
Langkah ini juga menjadi pendorong besar bagi Azure, layanan cloud mereka. Pendapatan segmen cloud Microsoft melonjak 27% dari tahun ke tahun di kuartal terakhir.
Amazon Menggunakan AI untuk Efisiensi dan Pertumbuhan
Meskipun Amazon Web Services (AWS) baru-baru ini mengalami gangguan yang berdampak pada banyak bisnis, The Motley Fool memprediksi orang akan melupakannya satu dekade dari sekarang.
Pertumbuhan AWS memang lebih lambat dari pesaingnya, namun pendapatannya masih melonjak 17.5% dari tahun ke tahun di Q2. AWS terus meluncurkan kemampuan baru, termasuk produk agentic AI (AI yang dapat bertindak otonom) untuk menarik pelanggan.
Amazon tidak hanya fokus pada AWS. Perusahaan ini menggunakan AI secara efektif untuk meningkatkan profitabilitas internalnya.
The Motley Fool mencontohkan penggunaan model AI DeepFleet untuk mengontrol lebih dari 1 juta robot. Selain itu, mereka juga menggunakan peramalan permintaan berbasis AI untuk mengoptimalkan inventaris di platform e-commerce-nya.
Amazon juga bersiap masuk ke pasar internet satelit melalui Project Kuiper.
Mengapa Mereka Pilihan Jangka Panjang
Ketiga perusahaan ini memiliki satu kesamaan. Mereka bukan perusahaan AI murni, melainkan raksasa teknologi mapan yang menggunakan AI sebagai pendorong pertumbuhan utama.
CEO Microsoft Satya Nadella, seperti dikutip TMF, menyebut transformasi AI dan cloud ini masih dalam tahap awal.
Karena fondasi bisnis mereka yang kuat dan integrasi AI yang mendalam, The Motley Fool meyakini Alphabet, Amazon, dan Microsoft memiliki 'staying power' atau daya tahan untuk tetap relevan dan bertumbuh dalam satu dekade ke depan.
Referensi:
- The Motley Fool, 3 Artificial Intelligence Stocks You Can Buy and Hold for the Next Decade. Diakses pada 23 Oktober 2025
- Featured Image: Shutterstock
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











