Dalam dunia investasi, salah satu cara terbaik untuk menilai prospek pertumbuhan perusahaan adalah dengan melihat bagaimana perusahaan menggunakan labanya. Apakah laba dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, atau justru disimpan untuk ekspansi bisnis?
Jawabannya tercermin dalam retention ratio, indikator penting yang menunjukkan seberapa besar laba bersih perusahaan yang ditahan untuk reinvestasi.
Bagi investor jangka panjang, memahami retention ratio dapat membantu mengukur potensi pertumbuhan berkelanjutan (sustainable growth rate) dari sebuah bisnis.
Apa Itu Retention Ratio?
Retention ratio (juga dikenal sebagai plowback ratio) adalah rasio yang menunjukkan persentase laba bersih perusahaan yang tidak dibagikan sebagai dividen, melainkan ditahan untuk keperluan pengembangan usaha, pelunasan utang, atau investasi baru.
Melansir Corporate Finance Institute, retention ratio menggambarkan seberapa besar laba yang "dikembalikan" ke dalam perusahaan untuk mendukung pertumbuhan masa depan.
Rumus Retention Ratio
Retention Ratio = 1 - Dividend Payout Ratio
Atau bisa ditulis juga sebagai:
Retention Ratio = Laba Ditahan / Laba Bersih
Contoh
Jika perusahaan memiliki dividend payout ratio sebesar 40%, maka retention ratio-nya adalah:
1 - 0.4 = 0.6 atau 60%
Artinya, 60% laba bersih ditahan untuk keperluan internal perusahaan.
Interpretasi Retention Ratio
Nilai retention ratio dapat memberikan banyak informasi tentang karakteristik dan tahap pertumbuhan suatu perusahaan:
| Retention Ratio | Karakteristik Perusahaan | Implikasi bagi Investor | 
|---|---|---|
| > 70% | Perusahaan bertumbuh (growth company) | Fokus pada ekspansi; dividen rendah tapi potensi capital gain tinggi | 
| 30–70% | Perusahaan matang (stable company) | Seimbang antara dividen dan pertumbuhan | 
| < 30% | Perusahaan mapan (mature company) | Fokus pada dividen tinggi; pertumbuhan terbatas | 
Dengan memahami rasio ini, investor dapat menilai strategi manajemen laba perusahaan; apakah mereka memprioritaskan pembagian dividen, atau memilih menanam kembali laba untuk memperbesar nilai jangka panjang.
Hubungan Retention Ratio dengan Dividend Payout Ratio
Retention ratio dan dividend payout ratio saling melengkapi. Keduanya menunjukkan dua sisi dari penggunaan laba bersih perusahaan:
- Dividend Payout Ratio → menunjukkan berapa persen laba dibagikan ke pemegang saham.
 - Retention Ratio → menunjukkan berapa persen laba ditahan untuk reinvestasi.
 
Dividend Payout Ratio + Retention Ratio = 1
Dengan kata lain, semakin besar dividen yang dibayarkan, semakin kecil dana yang ditahan untuk pertumbuhan, dan sebaliknya.
Investor yang mencari growth stocks biasanya lebih tertarik pada perusahaan dengan retention ratio tinggi, karena laba ditahan bisa digunakan untuk ekspansi atau inovasi produk.
Sebaliknya, investor yang mengincar dividend income cenderung memilih perusahaan dengan retention ratio rendah namun payout tinggi.
Retention Ratio dan Sustainable Growth Rate (SGR)
Retention ratio berperan penting dalam menghitung Sustainable Growth Rate (SGR), yaitu tingkat pertumbuhan maksimum yang dapat dicapai perusahaan tanpa harus menambah modal eksternal.
Rumus SGR
SGR = ROE × Retention Ratio
Keterangan:
- ROE (Return on Equity) menunjukkan efisiensi perusahaan menghasilkan laba dari modal sendiri.
 - Retention Ratio menunjukkan seberapa banyak laba ditahan untuk mendorong pertumbuhan.
 
Contoh
Jika ROE perusahaan = 15% dan retention ratio = 60%, maka:
SGR = 0.15 × 0.6 = 0.09 atau 9%
Artinya, perusahaan bisa tumbuh secara berkelanjutan sekitar 9% per tahun tanpa harus mencari pendanaan tambahan dari luar.
Semakin tinggi retention ratio (dengan ROE yang kuat), semakin besar kemampuan perusahaan mempercepat pertumbuhan internalnya.
Kelebihan dan Keterbatasan Retention Ratio
Kelebihan
- Memberikan gambaran jelas tentang strategi pertumbuhan perusahaan.
 - Berguna untuk membandingkan karakteristik antara perusahaan growth dan dividend.
 - Membantu menghitung sustainable growth rate untuk analisis valuasi jangka panjang.
 
Keterbatasan
- Tidak mempertimbangkan efektivitas penggunaan laba yang ditahan. (Perusahaan bisa saja menahan laba, tapi tidak menghasilkan return tinggi.)
 - Angka retention ratio bisa berubah dari tahun ke tahun tergantung kebijakan dividen.
 - Tidak menggambarkan kondisi kas aktual perusahaan.
 
Karena itu, retention ratio sebaiknya digunakan bersamaan dengan rasio lain seperti ROE, ROA, dan free cash flow untuk evaluasi yang lebih menyeluruh.
Contoh Perbandingan Perusahaan Growth vs Mature
| Perusahaan | Dividend Payout Ratio | Retention Ratio | Karakteristik | 
|---|---|---|---|
| Tesla (TSLA) | 0% | 100% | Growth company – seluruh laba ditahan untuk ekspansi | 
| Apple (AAPL) | 20% | 80% | Seimbang antara pertumbuhan dan dividen | 
| Coca-Cola (KO) | 75% | 25% | Mature company – fokus pada stabilitas dan dividen tinggi | 
Dari tabel di atas, terlihat bahwa tingkat retensi laba mencerminkan strategi bisnis jangka panjang.
Perusahaan seperti Tesla memilih menahan laba untuk mempercepat ekspansi, sementara Coca-Cola lebih fokus pada konsistensi pembagian dividen.
Kesimpulan
Retention ratio adalah indikator penting untuk menilai strategi pertumbuhan jangka panjang suatu perusahaan. Semakin tinggi retention ratio, semakin besar potensi perusahaan untuk tumbuh melalui reinvestasi laba, asalkan efisien dan menghasilkan return yang baik.
Bagi investor, memahami rasio ini membantu menentukan apakah suatu saham lebih cocok untuk strategi growth investing atau dividend investing.
Jika kamu ingin mulai menganalisis perusahaan global dan melihat bagaimana mereka menyeimbangkan antara pertumbuhan dan dividen, kamu bisa melakukannya langsung via Gotrade, aplikasi investasi yang mempermudah akses ke saham-saham dunia.
FAQ
1. Apakah retention ratio tinggi selalu berarti perusahaan bagus?
Tidak selalu. Rasio tinggi bagus jika perusahaan bisa menggunakan laba yang ditahan secara produktif. Jika tidak, rasio tinggi justru bisa menandakan inefisiensi.
2. Apakah retention ratio cocok untuk semua sektor?
Tidak. Sektor seperti teknologi dan energi biasanya punya retention ratio tinggi, sementara sektor utilitas dan consumer goods cenderung rendah.
3. Di mana investor bisa menemukan data retention ratio?
Data bisa diperoleh dari laporan tahunan atau situs keuangan seperti Morningstar dan Yahoo Finance yang menampilkan dividend payout ratio dan ROE.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.




