Dalam jangka panjang, pergeseran proporsi aset bisa membuat profil risiko kamu berubah tanpa disadari. Dengan memahami rebalancing portofolio saham, kamu bisa menjaga strategi investasi tetap sesuai tujuan awal.
Rebalancing bukan sekadar jual beli acak, melainkan langkah terukur untuk mengembalikan komposisi investasi sesuai rencana.
Kali ini, Gotrade akan membantu kamu memahami kapan waktu yang tepat untuk rebalancing, sinyal pemicu yang perlu diperhatikan, serta tips menjaga alokasi aset agar tetap optimal.
Apa Itu Rebalancing Portofolio?
Secara sederhana, rebalancing portofolio saham berarti menyesuaikan kembali proporsi investasi agar sesuai dengan rencana alokasi awal.
Misalnya, jika kamu menetapkan 70% saham dan 30% kas, maka seiring waktu proporsi ini bisa berubah karena fluktuasi harga saham.
Melansir Investopedia, rebalancing membantu menjaga keseimbangan antara return dan risiko.
Tanpa rebalancing, kamu bisa tanpa sadar mengambil risiko lebih besar dari yang diinginkan atau kehilangan potensi keuntungan karena terlalu defensif.
Tujuan utama rebalancing adalah:
- Menjaga profil risiko sesuai rencana.
- Mengamankan keuntungan dari aset yang sudah naik terlalu tinggi.
- Membeli aset yang sedang undervalued untuk memperbaiki rata-rata harga.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Rebalancing
Tidak ada satu aturan tunggal untuk menentukan kapan rebalancing harus dilakukan.
Namun, beberapa pendekatan berikut bisa kamu gunakan agar keputusan lebih disiplin dan terukur.
1. Berdasarkan Waktu (Time-Based Rebalancing)
Pendekatan ini dilakukan secara berkala, misalnya setiap 6 bulan atau 1 tahun sekali.
Keunggulan:
- Sederhana dan mudah dijadwalkan.
- Membantu menjaga disiplin tanpa perlu terlalu sering memantau pasar.
Kelemahan:
- Kadang tidak responsif terhadap perubahan besar di pasar.
Contoh: Jika kamu menetapkan rebalancing tahunan setiap Januari, kamu hanya menyesuaikan portofolio di bulan itu, terlepas dari fluktuasi yang terjadi sepanjang tahun.
2. Berdasarkan Toleransi Deviasi (Threshold-Based Rebalancing)
Metode ini dilakukan ketika proporsi aset menyimpang jauh dari target awal, misalnya lebih dari 5–10%.
Contoh: Jika target kamu 70% saham dan 30% kas, tetapi karena kenaikan pasar saham proporsinya berubah menjadi 80% saham dan 20% kas, maka saat itulah kamu perlu rebalancing.
Keunggulan:
- Lebih fleksibel dan adaptif terhadap kondisi pasar.
- Efektif menjaga keseimbangan risiko tanpa terlalu sering transaksi.
Menurut Corporate Finance Institute, strategi berbasis deviasi lebih efisien karena berfokus pada perubahan signifikan, bukan waktu.
3. Berdasarkan Kondisi Pasar (Event-Driven Rebalancing)
Pendekatan ini dilakukan ketika terjadi peristiwa besar yang mengubah dinamika ekonomi atau profil risiko aset, seperti:
- Perubahan kebijakan suku bunga oleh bank sentral.
- Koreksi besar di pasar saham.
- Terjadi lonjakan tajam pada salah satu sektor portofolio.
Contoh: Jika saham teknologi naik 50% dalam 3 bulan karena euforia AI, kamu bisa menjual sebagian posisi untuk mengunci keuntungan dan mengembalikan alokasi portofolio ke proporsi semula.
4. Setelah Perubahan Tujuan Investasi
Rebalancing juga perlu dilakukan ketika ada perubahan besar dalam profil keuangan atau rencana hidup kamu, seperti:
- Menikah, pensiun, atau membeli rumah.
- Perubahan pendapatan dan toleransi risiko.
- Peralihan fokus dari pertumbuhan ke perlindungan aset.
Dalam kasus ini, rebalancing bukan hanya menjaga keseimbangan portofolio, tetapi juga menyelaraskan strategi dengan fase hidup yang baru.
Sinyal Umum Portofolio Perlu Rebalancing
- Rasio saham-ke-kas melenceng jauh dari rencana awal.
- Sektor tertentu terlalu mendominasi portofolio, misalnya lebih dari 50% di saham teknologi.
- Return tinggi tetapi risiko meningkat drastis. Volatilitas melonjak dibanding periode sebelumnya.
- Perubahan kondisi ekonomi, seperti suku bunga naik, inflasi tinggi, atau muncul risiko geopolitik baru.
- Aset defensif mulai tertinggal, artinya pasar mungkin sedang beralih ke fase siklus baru.
Tips Menjaga Keseimbangan Portofolio
1. Gunakan batas deviasi
Tentukan batas toleransi seperti ±5% dari target alokasi. Ini membantu kamu rebalancing hanya saat diperlukan, bukan setiap kali pasar bergerak sedikit.
2. Lakukan secara bertahap
Gunakan pendekatan scaling in dan scaling out agar tidak langsung menjual atau membeli dalam jumlah besar sekaligus. Cara ini membantu mengurangi dampak volatilitas pasar.
3. Manfaatkan dividen dan dana baru
Alih-alih menjual saham untuk rebalancing, gunakan hasil dividen atau dana tambahan untuk menambah posisi pada aset yang tertinggal.
4. Gunakan ETF atau saham AS
Diversifikasi lintas sektor dan negara membantu menjaga stabilitas portofolio di tengah ketidakpastian pasar lokal.
Via Gotrade apps, kamu bisa membeli ETF global seperti S&P 500 dan saham teknologi AS, untuk menyeimbangkan eksposur aset.
5. Evaluasi secara konsisten
Lakukan review portofolio setiap kuartal, walau tidak selalu melakukan rebalancing. Tujuannya untuk memastikan semua aset masih sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi kamu.
6. Hindari over-rebalancing
Terlalu sering menyesuaikan portofolio bisa meningkatkan biaya transaksi dan pajak. Disiplin dengan jadwal atau batas toleransi akan membuat strategi lebih efisien.
Kesimpulan
Rebalancing bukan tentang mengejar timing terbaik, tetapi menjaga arah investasi tetap sesuai tujuan dan toleransi risiko. Dengan memahami rebalancing portofolio saham, kamu bisa lebih tenang menghadapi fluktuasi pasar tanpa kehilangan keseimbangan alokasi aset.
Gunakan Gotrade untuk memantau saham dan ETF global, melacak proporsi portofolio, serta melakukan evaluasi berkala agar strategi investasi kamu selalu relevan dengan kondisi pasar terkini.
FAQ
1. Seberapa sering sebaiknya rebalancing dilakukan?
Idealnya 1–2 kali setahun atau saat alokasi aset menyimpang lebih dari 5–10% dari target awal.
2. Apakah rebalancing berarti selalu menjual aset yang untung?
Tidak selalu. Kamu juga bisa menambah posisi di aset yang tertinggal agar proporsi kembali seimbang tanpa harus menjual yang sudah naik.
3. Apakah rebalancing perlu dilakukan saat pasar sedang turun?
Ya, justru itu momen penting untuk membeli aset berkualitas di harga diskon agar portofolio kembali proporsional.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.




