Fiscal Policy: Pengertian, Dampak pada Harga & Cara Manfaatkan

Setiap keputusan pemerintah tentang pajak dan belanja negara tidak hanya memengaruhi pertumbuhan ekonomi, tetapi juga arah pasar saham. Kebijakan tersebut dikenal sebagai fiscal policy dan menjadi salah satu instrumen utama untuk menjaga stabilitas ekonomi, terutama di masa inflasi tinggi atau perlambatan pertumbuhan.

Bagi investor, memahami fiscal policy penting karena kebijakan ini secara langsung memengaruhi daya beli masyarakat, kinerja korporasi, dan ekspektasi pasar saham.

Artikel ini akan membahas definisi kebijakan fiskal, perbedaannya dengan kebijakan moneter, serta bagaimana dampaknya terhadap pasar modal.

Apa Itu Fiscal Policy?

Fiscal policy atau kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam mengatur penerimaan (pajak) dan pengeluaran (belanja negara) untuk mencapai tujuan ekonomi tertentu, seperti pertumbuhan, stabilitas harga, atau pemerataan pendapatan.

Melansir International Monetary Fund (IMF), kebijakan fiskal terbagi menjadi dua jenis utama:

  • Ekspansif: pemerintah meningkatkan belanja atau menurunkan pajak untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
  • Kontraktif: pemerintah mengurangi belanja atau menaikkan pajak untuk menekan inflasi dan menjaga stabilitas fiskal.

Dalam konteks di Indonesia, kebijakan fiskal dijalankan melalui APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), yang mencerminkan arah kebijakan ekonomi pemerintah dalam satu tahun fiskal.

Perbedaan Fiscal Policy dan Monetary Policy

Kebijakan fiskal sering disamakan dengan kebijakan moneter, padahal keduanya memiliki peran dan mekanisme yang berbeda:

Aspek Fiscal Policy Monetary Policy
Lembaga Pengelola Pemerintah (Kemenkeu, DPR) Bank Sentral (Bank Indonesia / The Fed)
Instrumen Pajak, subsidi, belanja negara Suku bunga, cadangan wajib, open market operation
Tujuan Meningkatkan permintaan agregat & pertumbuhan ekonomi Menjaga stabilitas harga dan inflasi
Dampak ke Pasar Saham Langsung memengaruhi sektor riil & konsumsi Mempengaruhi likuiditas dan valuasi saham

Dampak Fiscal Policy terhadap Pasar Saham

1. Pengaruh terhadap sektor konsumsi

Kebijakan fiskal ekspansif, seperti pemotongan pajak penghasilan atau peningkatan belanja pemerintah, bisa meningkatkan daya beli masyarakat. Efeknya, sektor-sektor seperti barang konsumsi, ritel, dan transportasi biasanya diuntungkan karena penjualan meningkat.

Contoh: Pada 2020, stimulus fiskal besar-besaran selama pandemi (bantuan langsung tunai dan subsidi gaji) mendorong rebound saham sektor konsumsi di berbagai negara.

2. Dampak terhadap infrastruktur dan properti

Peningkatan belanja pemerintah untuk proyek infrastruktur berdampak positif pada saham konstruksi, semen, baja, dan properti.

Ketika anggaran infrastruktur naik, permintaan material bangunan dan tenaga kerja juga meningkat, menciptakan efek berganda (multiplier effect) pada ekonomi.

3. Pengaruh terhadap inflasi dan suku bunga

Kebijakan fiskal yang terlalu ekspansif bisa menyebabkan inflasi, karena permintaan agregat naik terlalu cepat. Untuk menyeimbangkan, bank sentral biasanya menaikkan suku bunga (respon moneter kontraktif), yang justru bisa menekan valuasi saham, terutama sektor teknologi dan growth stock.

4. Dampak terhadap sentimen investor

Kebijakan fiskal yang kredibel menciptakan kepastian fiskal dan kepercayaan pasar.

Investor asing lebih cenderung masuk ke pasar negara dengan defisit terkendali dan belanja produktif, seperti investasi pada infrastruktur atau pendidikan.

Sebaliknya, defisit besar tanpa rencana pembiayaan jelas dapat menurunkan kepercayaan investor, melemahkan nilai tukar, dan menekan pasar saham.

5. Efek pada pajak korporasi dan dividen

Jika pemerintah menurunkan pajak perusahaan, profit after tax meningkat, dan saham-saham emiten besar biasanya naik karena proyeksi EPS membaik.

Namun, kebijakan menaikkan tarif pajak dividen dapat menurunkan minat investor individu pada saham dividen tinggi.

Contoh nyata terjadi pada 2017 di Amerika Serikat, saat pemerintah Donald Trump menurunkan pajak korporasi dari 35% menjadi 21%.

Langkah ini mendorong lonjakan EPS dan reli pasar saham AS selama setahun penuh.

Bagaimana Investor Bisa Memanfaatkan Fiscal Policy

1. Perhatikan siklus ekonomi

Ketika pemerintah meluncurkan stimulus besar, sektor infrastruktur, konsumsi, dan energi biasanya diuntungkan.

Saat kebijakan fiskal ketat diterapkan, saham defensif seperti kesehatan, utilities, dan barang konsumsi pokok lebih stabil.

2. Monitor APBN dan defisit

Lihat arah belanja dan pembiayaan negara. Jika defisit melebar tanpa peningkatan pendapatan negara, investor harus waspada terhadap tekanan suku bunga dan inflasi.

3. Lihat sinergi fiskal dan moneter

Efek positif baru terasa jika kebijakan fiskal dan moneter berjalan searah. Misalnya, stimulus fiskal yang disertai pelonggaran suku bunga bisa menciptakan momentum kuat bagi pasar saham.

Kesimpulan

Fiscal policy berperan besar dalam menentukan arah ekonomi dan pasar saham. Kebijakan ini memengaruhi daya beli, laba korporasi, dan bahkan ekspektasi suku bunga di masa depan.

Investor yang memahami arah kebijakan fiskal, apakah ekspansif atau kontraktif, dapat menyesuaikan alokasi sektor dengan lebih strategis.

Gunakan analisis fiskal sebagai bagian dari strategi top-down, agar keputusan investasi selaras dengan siklus ekonomi dan arah kebijakan pemerintah.

Bangun portofolio yang lebih tangguh dan responsif terhadap dinamika ekonomi global, download dan mulai bangun portofolio di aplikasi investasi terbaik, Gotrade hari ini!

FAQ

1. Apa bedanya kebijakan fiskal dan moneter dalam memengaruhi pasar saham?

Fiscal policy memengaruhi ekonomi melalui belanja dan pajak pemerintah, sementara monetary policy bekerja lewat suku bunga dan jumlah uang beredar.

2. Apakah fiscal policy selalu berdampak positif pada saham?

Tidak selalu. Jika stimulus fiskal terlalu besar tanpa efisiensi, inflasi bisa naik dan membuat pasar saham terkoreksi.

3. Bagaimana cara mengetahui arah kebijakan fiskal Indonesia?

Investor bisa memantau Nota Keuangan dan APBN yang dirilis Kementerian Keuangan setiap tahun untuk melihat arah belanja, subsidi, dan target defisit.

Disclaimer

PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Related Articles

AppLogo

Gotrade